Hasil analisis prospektif menunjukkan terdapat 6 atribut sebagai faktor kunci penentu keberlanjutan pengembangan pertanian perkotaan yaitu; 1 luas
pekarangan, 2 pengembangan komoditas dan teknologi pertanian ramah lingkungan, 3 penyuluhan dan kelembagaan pertanian, 4 perluasan ruang usaha
tani, 5 kerjasama antar stakeholders, dan 6 pemberian insentif dan kompensasi pertanian. Enam faktor kunci tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap
kinerja sistem pengembangan pertanian perkotaan keberlanjutan di wilayah DKI Jakarta.
5.4.2. Skenario Kebijakan Pengembangan Pertanian Perkotaan
Kondisi eksisting pengembangan pertanian DKI Jakarta tergolong kurang berkelanjutan, sehingga perlu intervensi perbaikan kinerja atribut sebagai upaya
mewujutkan keberlanjutan pertanian di perkotaan. Penyusunan skenario kebijakan didasarkan pada kemungkinan terjadi ke depan dengan berbagai tingkat intervensi
perbaikan kinerja atribut setiap dimensi dari kondisi buruk, kurang, cukup menjadi berkelanjutan. Berdasarkan faktor kunci penentu keberlanjutan pengembangan
pertanian perkotaan pada skenario I pesimis, skenario II moderat dan skenario III optimis tertera pada Tabel 42.
Tabel 42. Uraian masing-masing skenario pengembangan pertanian perkotaan.
Skenario Uraian Keterangan
I Pesimis
Mempertahankan kondisi pengembangan pertanian perkotaan dengan cara mempertahankan skoring pada dimensi
yang status keberlanjutan cukup berkelanjutan dan dilakukan intervensi atau
perbaikan pada beberapa atribut tidak berkelanjutan dan beberapa atribut kurang berkelanjutan kondisi rendah berdasarkan kemampuan
yang ada.
II Moderat
Mempertahankan kondisi pengembangan pertanian perkotaan dengan cara mempertahankan skoring pada dimensi
yang status keberlanjutan yang baik dan melakukan perbaikan pada peningkatan
skoring pada beberapa atribut tidak berkelanjutan dan atribut kurang berkelanjutan pada kondisi sedang.
III Optimis
Mempertahankan kondisi pengembangan pertanian perkotaan dengan cara mempertahankan skoring pada dimensi
yang status keberlanjutan yang baik dan melakukan perbaikan pada peningkatan
skoring pada atribut tidak berkelanjutan dan atribut kurang berkelanjutan dan cukup berkelanjutan pada kondisi maksimal.
Intervensi sebagai langka perbaikan dilakukan dalam upaya meningkatkan nilai skor terhadap faktor kunci tersebut. Selanjutnya faktor pengungkit pada
masing-masing dimensi
keberlanjutan dilakukan
perbaikan, kemudian
disimulasikan melalui analisis MDS untuk menilai kembali peningkatan indeks keberlanjutannya. Sebagai contoh simulasi dengan meningkatkan skor atau kinerja
sistem pengembangan pertanian perkotaan dapat dilihat pada Tabel 43. Hasil analisis simulasi MDS, maka nilai indeks keberlanjutan setiap skenario
dapat dilihat pada Tabel 44. Skenario I pesimis merupakan skenario kebijakan berdasarkan sedikit perbaikan karena keterbatasan baik anggaran, tenaga dan lainnya
untuk melakukan perbaikan saat ini. Perbaikan ini dengan simulasi MDS, menunjukkan ada peningkatkan nilai indeks keberlanjutan menjadi 55,06 yang
masih tergolong kurang berkelanjutan. Skenario II moderat yaitu dengan intervensi atau diadakan perbaikan bertahap dalam jangka waktu tahunan sampai 5-10 tahun ke
depan dapat meningkatkan indeks keberlanjutan menjadi 63,65 atau tergolong cukup berkelanjutan. Skenario III optimis yaitu dengan melakukan intervensi atau
dilakukan perbaikan bertahap dalam jangka waktu 15 tahun sampai 25 tahun ke depan pada kondisi maksimal, sehingga diperoleh peningkatan indeks keberlanjutan
menjadi 76,85 atau tergolong berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis dan data Tabel 44 dan kondisi saat ini bahwa
kesesuaian pengembangan pertanian perkotaan di wilayah DKI Jakarta adalah intervensi dengan perbaikan secara bertahap adalah skenario II moderat. Hal ini
sangat dibatasi oleh pertumbuhan penduduk dan ibu kota sebagai kota jasa dan lahan yang sangat sempit untuk usaha tani. menunjukkan bahwa pengembangan
pertanian perkotaan dengan tujuan utama adalah ekologi atau lingkungan dibandingkan dengan ekonomi dan lainnya. Inovasi pertanian di perkotaan adalah
dengan tujuan utama adalah untuk perbaikan lingkungan yang dapat diikuti oleh pertumbuhan ekonomi atau tambahan penghasilan bagi para pelaku pertanian di
perkotaan secara berkelanjutan.
Tabel 43. Skenario faktor kunci, skoring dan kemungkinan perubahan ke depan dalam pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan.
No Faktor Kunci Keadaan yang mungkin terjadi di masa depan
I Pesimis II Moderat
III Optimis 1. Luas
pekarangan p;
Rata-rata luas pekarangan = 10
dari luas kavling rumah 1
Rata-rata luas pekarangan10 20
dari luas kavling rumah 2
Rata-rata luas pekarangan 20 30
dari luas kavling rumah 3
2. Pengembangan komoditas,
teknologi ramah
lingkungan k; 3-5 phnkk atau
jenis tanaman produktif dan
penerapan teknologi yang dikembangkan
1 5-8 phnkk atau
jenis tanaman produktif dan
penerapan teknologi yang dikembangkan
2 8 phnkk atau jenis
tanaman produktif dan penerapan
teknologi yang dikembangkan 3
3. Penyuluhan dan
kelembagaan pertanian l;
25 – 50 petani
mendapatkan penyuluhan
pembinaan petugas secara berkala. 1
50 – 75 petani
mendapatkan penyuluhan
pembinaan petugas secara berkala. 2
75 petani mendapatkan
penyuluhan pembinaan petugas
secara berkala. 3
4. Perluasan lahandan
ruang UT. r; Mempertahan
kondisi lahan saat ini sebagai lahan
pertanian 1 Mempertahan
kondisi lahan saat ini sebagai lahan
pertanian dan ruang mengoptimalkan
daya hasil 2 Mempertahan dan
mengoptmalkan lahan dan ruang terbagun
dengan inovasi teknologi moderen.
3
5. Kerjasama antar
stakeholders s;
Peran instansi terkait dengan
program pengembangan
pertanian perkotaan berperan dan relatif
kurang efektif 1 Peran instansi terkait
dengan program pengembangan
pertanian perkotaan berperan dan relatif
cukup efektif 2 Peran instansi terkait
dengan program pengembangan
pertanian perkotaan berperan dan relatif
sangat efektif 3
6. Pemberian insentif dan
kompensasi i;
Insentif saprodi usaha tani 1
Insentif saprodi usaha tani dan pajak
tanah pekarangan 2 Insentif saprodi dan
pajak tanah dan restribusi hasil
pertanian 3
Tabel 44. Nilai indeks keberlanjutan per dimensi dan multi dimensi berdasar skenario kebijakan I , II dan III.
No Dimensi
Tingkat Keberlanjutan Kondisi
Saat Ini Skenario I
Pesimis Skenario II
Moderat Skenario III
Optimis 1.
Ekologi 46,00
55,52 63.56
78.65 2.
Ekonomi 45,72
51,45 61.77
75.68 3.
Sosial 48,83
54,65 63.35
73.45 4.
Kelembagaan 49,78
54,66 63.45
76.75 5.
Teknologi 53,45
56,05 70.65
87.58 Indeks
48,70 55,06
63,65 76,85
Status Kurang
berkelanjutan Kurang
berkelanjutan Cukup
berkelanjutan Sangat
berkelanjutan
Status keberlanjutan dari 3 skenario digambarkan dalam diagram layang dapat dilihat pada Gambar 34.
55.52 51.45
54.65 54.66
56.05
20 40
60 80
100
Ekologi
Ekonomi
Sosial Kelembagaan
Teknologi
Gambar 34. Diagram layang status keberlanjutan pengembangan pertanian perkotaan pada tiga skenario kebijakan.
5.4.3. Arahan dan Strategi Implementasi Kebijakan Pengembangan Pertanian Perkotaan
Berdasarkan hasil analisis bahwa pertanian perkotaan adalah interaksi dan fungsi faktor luas pekarangan, pengembangan komoditas dan teknologi pertanian
ramah lingkungan, penyuluhan dan kelembagaan pertanian, perluasan lahanruang usaha tani, kerjasama antar stakeholders, dan pemberian insentif dan kompensasi.
Keberadaan instrumen kebijakan sebagai landasan hukum untuk peningkatan pendapatan petani di perkotaan relatif masih kurang efektif dan belum memadai.
Peraturan perundangan terkait untuk peningkatan pendapatan atau penghasilan petani secara umum dapat dilihat pada Tabel 45.
Skenario Pesimis Skenario Moderat
Skenario Optimis