12. Bakrie et al. 2008.
Implementasi Teknologi
Perbanyakan Bibit, Pemupukan dan
Pengendalian HPT pada Tanaman Hias
Berdaun Indah di Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat
Metode analisis dengan deskriptif
kualitatif dan Analisis finansial
usaha tani.
1. Jenis teknologi penyiraman telah diintroduksikan kepada petani
tanaman hias, yaitu: a teknik penyiraman dengan irigasi tetes yang
ditujukan untuk tanaman dewasa dengan maksud untuk menghindari
rusaknya bunga. b penyiraman semprot menggunakan sprinkler
untuk tanaman bibit.
2. Jumlah pendapatan dari petani tanaman hias di lokasi prima tani
mengalami peningkatan setiap bulan mulai dari bulan Maret 2008 dan
angka tertinggi tercapai pada bulan Juli 2008, akan tetapi mulai bulan
Agustus sampai Oktober 2008 terjadi penurunan secara terus menerus.
Namun demikian secara umum dampak dari dilaksankannya kegiatan
Prima Tani di wilayah ini adalah terjadinya peningkatan pendapatan
per bulan bagi petani tanaman hias, yaitu rata-rata sebesar 23,2, dengan
peningkatan terendah sebesar 11,7 Rp 150.000,- dan peningkatan
pendapatan tertinggi sebesar 66,6 Rp 500.000,-.
13. Winarto et al.
2010. Aplikasi 2,4-D dan TDZ
dalam Pembentukan dan Regenerasi
Kalus pada Kultur Anther Anthurium
Metode penelitian
laboratorium. Analisis dengan
Rancangan acak lengkap pola
faktorial dengan empat ulangan.
1. Kombinsi konsentrasi TDZ 2,4-D dan berpengaruh terhadap regenerasi
kalus. 2. Konsentrasi TDZ 2,4-D 0,5 mgl dan
2,0 mgl sesuai untuk pembentukan kalus dengan potensi tumbuh anther
mencapai 58, 38 beregenerasi, dan rerata 2,3 anther membentuk
kalus per perlakuan.
3. Konsentrasi TDZ 2,4-D 1,0 mgl dan 0,5 mgl merupakan kombinasi
terbaik untuk meregenerasi kalus menjadi tunas dan menghasilkan 5,3
tunas per eksplan.
Tabel 1. Lanjutan
III. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di wilayah DKI Jakarta. Penelitian dilaksanakan mulai Januari 2010 sampai dengan Desember 2011. Pemilihan wilayah DKI Jakarta
karena merupakan ibukota negara yang merupakan perkotaan dengan tingkat kompleksitas tertinggi di Indonesia. Faktor ini menjadi penting mengingat dalam hal
lahan terbuka perkotaan, masalah polusi dan pencemaran tanah dan air sama pentingnya dengan ketersediaan lahan kegiatan pertanian. Selain itu wilayah DKI
Jakarta yang sebagian besar terdiri atas bangunan fisik, faktor estetika dan kenyamanan lingkungan menjadi determinan dalam keberhasilan pembangunan
wilayah perkotaan. Dengan memilih lokasi DKI Jakarta, diharapkan konsep model kebijakan yang dihasilkan dapat diterapkan di wilayah perkotaan lain di Indonesia,
meskipun tentunya masih memerlukan penyesuaian dari aspek ekologi dan sosial, ekonomi, kelembagaan dan teknologi spesifik lokasi. Peta tematik letak lokasi
penelitian tertera pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta tematik lokasi penelitian wilayah DKI Jakarta.
Peta Tematik
Wilayah DKI Jakarta
Jakarta Utara Jakarta Barat
Jakarta Pusat
Timur Jakarta Selatan
Peta Tematik
Wilayah DKI Jakarta
Jakarta Utara Jakarta Barat
Jakarta Pusat
Jakarta Timur
Jakarta Selatan
Lokasi pewakil sampel:
1. Kec. Cipayung Jaktim
2. Kec. Cilincing Jakut
3. Kec. Jagakarsa Jaksel
4. Kec. Menteng Jakpus
5. Kec. Kembangan Jakbar
Di Provinsi DKI Jakarta
=
Lokasi pewakil
3.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode survei secara cepat dan partisipatif dengan pendekatan PRA participatory rural appraisal Badan Litbang
2002. Cakupan penelitian bersifat makro yang dianalisis adalah sistem pertanian perkotaan pada tingkat provinsi di dalam 5 wilayah kota yang dapat
merepresentasikan kondisi pertanian DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem. Metode dengan pendekatan sistem terdiri atas tahapan proses,
meliputi analisis, rekayasa model, implementasi rancangan, implementasi dan operasi sistem Fauzi dan Anna 2005. Sistem penunjang keputusanSPK Decision
Support SystemDSS sebagai suatu sistem interaktif berbasis komputer dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk
memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur.
Cakupan kegiatan penelitian; Penelitian bersifat makro tingkat agregasi
provinsi atau regional. Secara garis besar penelitian mencakup 5 kegiatan utama yaitu: 1 data primer dan sekunder untuk menyusun model tersebut, 2 akuisisi data
dan informasi kondisi saat ini wilayah terkait dengan pengembangan pertanian perkotaan, 3 penilaian indeks dan status keberlanjutan sistem pertanian perkotaan
dan 4 menganalisis produk-produk kebijakan yang terkait dengan pengembangan pertanian dan implementasinya; 5 penyusunan model kebijakan pengembangan
pertanian perkotaan berkelanjutan. Hubungan antara tujuan, peubah yang digunakan, metode analisis data dan keluaran yang diharapkan dalam penelitian terlihat pada
Tabel 2
.
Cakupan Lokasi : Cakupan lokasi penelitian adalah wilayah DKI Jakarta.
Pemilihan lokasi pengambilan sampel didasarkan pada keragaman karakteristik dan sebaran lahanruang dan potensi dominan pengembangan pertanian yang dapat
merepresentasikan kondisi wilayah kota secara umum yang diwakili pada 5 wilayah kecamatankelurahan terpilih yakni Jakarta Selatan mengambil kecamatan Jagakarsa,
Jakarta Timur mengambil kecamatan Cipayung, Jakarta Pusat mengambil kecamatan Menteng, Jakarta Utara mengambil kecamatan Cilincing dan Jakarta Barat
mengambil kecamatan Kembangan. Penentuan lokasi secara purposive dan penentuan responden secara stratified random sampling terhadap responden petani
kelompok komoditas tanaman hias, sayuran dan tanaman buah dan pedagang sarana