Faktor Pengungkit Keberlanjutan Pertanian Perkotaan Uji Validitas dan Uji Ketepatan MDS Uji validitas dengan analisis Monte Carlo

Hasil analisis prospektif faktor pengungkit keberlanjutan diperoleh 4 faktor kunci yaitu luas RTH produktif, pemberian insentif dan kompensasi pertanian, luas pekarangan dan intensitas pembinaan petani yang dapat dilihat pada Gambar 31. Gambar 31. Faktor kunci keberlanjtan pengembangan pertanian perkotaan Hasil analisis prospektif kebutuhan stakeholders diperoleh 4 faktor kunci yaitu kerjasama antar stakeholders, penyuluhan dan kelembagaan pertanian, perluasan ruang usaha tani, pengembangan komoditas dan teknologi pertanian ramah lingkungan yang dapat dilihat pada Gambar 32. Gambar 32 Faktor kunci kebutuhan stakeholders pengembangan pertanian perkotaan. I II III IV I II III IV Dengan demikian terdapat 8 faktor kunci dari dimensi keberlanjutan dan kebutuhan stakeholders tertera pada Tabel 41. Tabel 41. Gabungan faktor kunci yang pengaruh dominan terhadap pengembangan pertanian perkotaan DKI Jakarta. No. Deskripsi A. Faktor Kunci Dimensi Keberlanjutan 1. Luas RTH produktif 2. Pemberian insentif dan kompensasi pertanian 3. Luas pekarangan 4. Intensitas pembinaan petani B. Faktor Kunci Kebutuhan Stakeholders 1. Kerjasama antar stakeholders 2. Penyuluhan dan kelembagaan pertanian 3. Perluasan ruang usaha tani 4. Pengembangan komoditas dan teknologi pertanian ramah lingkungan. Selanjutnya dilakukan analisis prospektif terhadap 8 faktor kunci gabungan dengan mengidentifikasi tingkat ketergantungan faktor dan tingkat pengaruhnya terhadap sistem yang dikaji dalam pengembangan pertanian perkotaan dengan metode analisis prospektif Bourgeois dan Jesus, 2004. Hasil analisis prospektif gabungan antara tingkat kepentingan faktor perpengaruh tertera pada Gambar 33. Gambar 33. Tingkat kepentingan faktor-faktor yang berpengaruh dalam sistem pengembangan pertanian perkotaan . I II III IV Hasil analisis prospektif menunjukkan terdapat 6 atribut sebagai faktor kunci penentu keberlanjutan pengembangan pertanian perkotaan yaitu; 1 luas pekarangan, 2 pengembangan komoditas dan teknologi pertanian ramah lingkungan, 3 penyuluhan dan kelembagaan pertanian, 4 perluasan ruang usaha tani, 5 kerjasama antar stakeholders, dan 6 pemberian insentif dan kompensasi pertanian. Enam faktor kunci tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja sistem pengembangan pertanian perkotaan keberlanjutan di wilayah DKI Jakarta.

5.4.2. Skenario Kebijakan Pengembangan Pertanian Perkotaan

Kondisi eksisting pengembangan pertanian DKI Jakarta tergolong kurang berkelanjutan, sehingga perlu intervensi perbaikan kinerja atribut sebagai upaya mewujutkan keberlanjutan pertanian di perkotaan. Penyusunan skenario kebijakan didasarkan pada kemungkinan terjadi ke depan dengan berbagai tingkat intervensi perbaikan kinerja atribut setiap dimensi dari kondisi buruk, kurang, cukup menjadi berkelanjutan. Berdasarkan faktor kunci penentu keberlanjutan pengembangan pertanian perkotaan pada skenario I pesimis, skenario II moderat dan skenario III optimis tertera pada Tabel 42. Tabel 42. Uraian masing-masing skenario pengembangan pertanian perkotaan. Skenario Uraian Keterangan I Pesimis Mempertahankan kondisi pengembangan pertanian perkotaan dengan cara mempertahankan skoring pada dimensi yang status keberlanjutan cukup berkelanjutan dan dilakukan intervensi atau perbaikan pada beberapa atribut tidak berkelanjutan dan beberapa atribut kurang berkelanjutan kondisi rendah berdasarkan kemampuan yang ada. II Moderat Mempertahankan kondisi pengembangan pertanian perkotaan dengan cara mempertahankan skoring pada dimensi yang status keberlanjutan yang baik dan melakukan perbaikan pada peningkatan skoring pada beberapa atribut tidak berkelanjutan dan atribut kurang berkelanjutan pada kondisi sedang. III Optimis Mempertahankan kondisi pengembangan pertanian perkotaan dengan cara mempertahankan skoring pada dimensi yang status keberlanjutan yang baik dan melakukan perbaikan pada peningkatan skoring pada atribut tidak berkelanjutan dan atribut kurang berkelanjutan dan cukup berkelanjutan pada kondisi maksimal.