sehari-hari. Yang termasuk golongan ini adalah mangiring, bolena najempek, suri- suri, sitoluntuho, sibolang rasta, dsb.
Ulos nabalga adalah ulos kelas tinggi atau tertinggi jenis ulos ini pada umumnya digunakan dalam upacara-upacara adat sebagai pakaian resmi atau sebagai
ulos yang diserahkan atau yang diterima. Yang termasuk dalam golongan ini adalah sibolang, runjat, jobit, ragidup dsb.
Cara memakai ulos bermacam-macam tergantung pada situasinya. Ada orang yang memakai ulos dibahunya seperti pemakaian selendang atau berkebaya, ada yang
memakainya sebagai kain sarung, ada yang melilitkannya di kepala, dan ada pula yang mengikatnya secara ketat di pinggang.
Arti dan fungsi kain selendang tenun khas batak ini sejak dulu hingga sekarang tidak mengalami perubahan, kecuali beberapa variasi yang disesuaikan
dengan kondisi social budaya. Saat ini fungsi ulos bersifat multidimensional karena mencakup beberapa aspek kehidupan social budaya. Ulos kini tidak hanya berfungsi
sebagai lambang penghangat dan kasih sayang, melainkan juga sebagai lambang kedudukan, lambang komunikasi, dan lambang solidaritas.
4.4.2 Batik
Universitas Sumatera Utara
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia khususnya Jawa sejak lama. Ada beberapa jenis batik,
yaitu Batik tulis, Batik cap, dan Batik lukis. Batik tulis
adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3
bulan. Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang
dibentuk dengan cap biasanya terbuat dari tembaga. Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
4.4.3 Sarung songket
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di Indonesia. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan
benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau
cemerlang. Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti mengait atau mencungkil. Hal ini berkaitan dengan metode
Universitas Sumatera Utara
pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas. Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga
mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. Istilah menyongket berarti
‘menenun dengan benang emas dan perak’. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan
melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain
songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu. Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis
remaja, akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket. http:id.wikipedia.orgwikiSongket
4.4.4 Kebaya