Jenis Penerjemahan Proses Penerjemahan

2.2 Jenis Penerjemahan

Besnet dan Guire 1988:14 membagi jenis penerjemahan ke dalam tiga kategori, yaitu 1 penerjemahan dalam bahasa yang sama intralingual translation atau rewording yang merupakan interpretasi lambang-lambang verbal dengan menggunakan lambang-lambang lain dalam bahasa yang sama, 2 penerjemahan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain interlingual translation atau translation proper, dan 3 penerjemahan dari bahasa tulisan ke dalam media lain seperti gambar, musik dan lain-lain intersemiotic translation atau transmutation. Berkaitan dengan penerjemahan dalam bahasa yang sama intralingual translation atau rewording , misalnya pada situasi seorang anak yang sedang belajar berbahasa. Anak tersebut belum menguasai banyak kosa kata, ketika dia mendengar atau menemukan kata yang belum dimengerti, dia akan bertanya kepada orang lain. Misalnya dia akan bertanya kepada orang yang paling dekat dengannya, yaitu ibunya. Kemudian ibunya menjelaskan kata yang dia tidak mengerti dengan menggunakan kata yang sederhana sesuai dengan pola berfikir anaknya sehingga anaknya dapat mengerti. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan terhadap kata tersebut, atau memberikan sinonimnya. Sebenarnya ibu tersebut telah melakukan penerjemahan untuk anaknya. Selanjutnya dapat dijelaskan mengenai penerjemahan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain interlingual translation atau translation proper , yang merupakan jenis penerjemahan yang lebih dikenal, yaitu menerjemahkan dari Bsu ke dalam Bsa, Universitas Sumatera Utara misalnya suatu teks dalam bahasa Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dapat diberikan contoh kata rumah diterjemahkan menjadi house atau home. Jenis penerjemahan yang ketiga penerjemahan dari bahasa tulisan ke dalam media lain seperti gambar, musik dan lain-lain intersemiotic translation atau transmutation, misalnya bahasa Braille diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

2.3 Proses Penerjemahan

Ada beberapa model proses penerjemahan. Nida dalam Anwar S Dill, 1975:80 menggambarkan bahwa penerjemahan merupakan suatu proses yang terdiri dari tiga tahap, yaitu 1 analisis, 2 transfer, dan 3 restrukturisasi. Adapun diagramnya adalah sebagai berikut : Bahasa Sumber Bahasa Penerima Teks Terjemahan Analisis Restrukturisasi Transfer Diagram 1 : Proses Penerjemahan Nida dalam Anwar S Dill, 1975:80 1 Tahap Analisis Penerjemah manganalisis teks bahasa sumber yang diantaranya melihat bagaimana struktur kalimat dan kata-kata yang digunakan. Universitas Sumatera Utara Memory 2 Tahap Transfer Merupakan proses pengalihan makna dari yang masih dalam bentuk konsep. 3 Tahap Restrukturisasi Pada tahap ini penerjemah melakukan penyesuaian agar makna yang akan dialihkan menjadi tepat. Menurut Bell 1991:6 Translation is the replacement of a representation of a text in one language by a representation of an equivalent text in a second language’. Dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan bahwa terjemahan adalah penggantian sebuah representasi teks yang sama dalam bahasa kedua. Selanjutnya Bell 1991:21 menggambarkan tahapan-tahapan yang jelas yang dilakukan oleh penerjemah dalam menghasilkan suatu terjemahan, sebagai berikut : Diagram 2: Proses Penerjemahan Bell, 1991:21 Analysis Semantic Representation Synthesis Target Language Text Source Language Text Universitas Sumatera Utara Pada gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa dalam suatu proses penerjemahan, pertama sekali penerjemah dihadapkan pada teks bahasa sumber. Selanjutnya penerjemah melakukan analisis terhadap aspek semantik misalnya berupa kata, frasa dan klausa, guna memahami makna yang terkandung dalam teks bahasa sumber. Tahap selanjutnya adalah melakukan proses sintesa yaitu paduan berbagai pengertian atau hal supaya semuanya merupakan kesatuan yang selaras Poerwadarminta, 1983:952, dan menerjemahkan teks bahasa sumber tersebut ke dalam bahasa sasaran.

2.4 Kompetensi Penerjemah