Bohi-bohi Boras Pati Porkis Manangkih Bakar Tari Naposo Tari Sigale-gale

Istilah-istilah budaya yang berkaitan degan seni yang terdapat pada brosur pariwisata berbahasa Indonesia dan Inggris adalah :

4.11.1 Bohi-bohi

Bohi-bohi adalah ukiran wajah manusia sebagai kepala sambaho dinding. Bohi-bohi Melambangkan keramah tamahan, kewaspadaan serta sarat akan muatan supranatural.

4.11.2 Boras Pati

Boras pati adalah sejenis kadal. Di Simalungun, hiasan ini berbentuk geometris yang dibuat dari bahan ijuk. Boraspati merupakan simbol supranatural untuk penangkal kekuatan gaib. Boras pati juga banyak dipakai sebagai tema hias Batak, baik di Karo sebagai motif penghias dinding kiri-kanan pintu masuk rumah, maupun di Toba sebagai motif hias pada patung batu, seperti gudang perahu di Panjomuran dan Pagar Batu pintu sopo dari kayu yang diukir, kulit luar pustaha, tanduk penyimpan peluru, tabung mesiu, atau perhiasan dari kuningan. Boras pati ni Tano merupakan salah satu unsur kayangan Batak yang sekaligus melambangkan kemakmuran, kesuburan tanah dan dunia bawah hampir selalu digambarkan dengan kepala yang seolah-olah muncul dari dunia bawah untuk bergabung dalam dunia tengah, yaitu dunia kita. Universitas Sumatera Utara

4.11.3 Porkis Manangkih Bakar

Porkis Manangkih Bakar adalah lambang sebuah kerja yang tekun, tidak mudah putus asa, keselamatan dan ketelitian, layaknya semut memanjat bambu kering.

4.11.4 Tari Naposo

Tari naposo atau gondang naposo adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Batak Toba sebagai ungkapan kegembiraan setelah masa panen, sekaligus sebagai acara pertemuan muda-mudi masyarakat Batak Toba.

4.11.5 Tari Sigale-gale

Untuk mengatasi ancaman terhadap roh orang yang meninggal tanpa mempunyai anak laki-laki, masyarakat Toba menjalankan suatu upacara kematian khusus.Dalam upacara ini, sebuah boneka dari kayu sebesar manusia, yang dikenakan pakaian Toba, termasuk ulos, dan disebut sigale-gale, digerak-gerakkan untuk melakukan tarian kematian khusus, yang disebut tortor si gale-gale. Tujuan tarian ini adalah memberi kepuasan sekaligus meredakan kekecewaan mendiang, melalui boneka yang melambangkan keturunan yang tidak ada padanya. Sigale-gale ini dipancangkan di atas sebuah kotak kayu, dan digerak-gerakkan melalui tali-temali yang disembunyikan dalam kotak tersebut. Dahulu kala seorang datu yang mendapat kehormatan menarik tali-tali tersebut dan menari-narikan si gale- gale itu. Perakitan penggerak si gale-gale begitu lengkap, sehingga boneka tidak saja Universitas Sumatera Utara dapat menggerakkan jari, tangan dan kakinya, tetapi juga memutar-mutar kepalanya, bahkan membuka dan menutup matanya. Boneka yang aneh ini sekarang sangat jarang ditemukan karena menurut adat, begitu upacara kematian usai, boneka tersebut harus dihancurkan. Boneka dan tarian ini khusus terdapat di beberapa desa pesisir Danau Toba, terutama di pulau Samosir. Suatu pertunjukan yang menggambarkan upacara lama tortor si gale-gale.. Ini disajikan kepada para wisatawan yang mengunjungi “desa museum” Simanindo. Betapa pun kurang sempurnanya, namun pertunjukan ini merupakan salah satu usaha untuk menggambarkan upacara yang cukup aneh ini pada pengunjung di tanah Batak.

4.11.6 Tari Serampang 12