Sultan Hula-hula Pariban Dalihan Natolu

Istilah-istilah budaya yang berkaitan dengan kemasyarakatan yang ditemui dalam brosur pariwisata berbahasa Indonesia dan Inggris, Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut.

4.9.1 Sultan

Sultan berasal dari Bahasa Arab sulthaanun untuk pria dan Sultanah untuk wanita merupakan yang berarti sultan, raja, penguasa, keterangan atau dalil. Sultan kemudian dijadikan sebutan untuk seorang raja atau pemimpin Muslim, yang memiliki suatu wilayah kedaulatan penuh yang disebut Kesultanan. http:id.wikipedia.orgwikiSultan

4.9.2 Hula-hula

Hula-hula adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak semua sub-suku Batak sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hula- hula Somba marhula-hula. http:id.wikipedia.orgwikiSuku_Batak

4.9.3 Pariban

Pariban adalah anak laki-laki dari adikkakak perempuan ayah kita, secara hukum adat bisa menjadi suami.

4.9.4 Dalihan Natolu

Universitas Sumatera Utara Dalihan Natolu adalah struktur yang melandasi sistem kemasyarakatan orang Batak . Dalihan Na Tolu artinya “tungku nan tiga”. Ketiga struktur yang merupakan kelompok utama dalam sistem kekerabatan orang Batak tersebut adalah hula-hula pemberi anak dara atau istri, boru penerima anak dara atau istri, dongan sabutuha teman semarga. Selain pada masyarakat Batak Toba, struktur seperti ini juga dikenal oleh masyarakat Batak lainnya, yaitu 1 Orang Mandailing dan Angkola mnyebutnya Dalian Na Tolu Dalihan Na Tolu, yang terdiri atas Somba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu, Elek Maranak Marboru, 2 Orang Simalungun Tolu Sahundulan, yang terdiri atas Martondong Ningon Hormat, Sombah, Marsanina Ningon Pakkei, Manat, dan Marboru Ningon Elek, Pakkei,3 Orang Batak Karo menyebutnya denga Rakut Si Telu, yang terdiri atas Nembah Man Kalimbubu, Mehamat Man Sembuyak, Nami-nami Man Anak Beru, 4 Orang Pakpak menamakannya Daliken Sitelu, yang terdiri atas Sembah Merkula-kula, Manat Merdengan Tubuh, dan Elek Marberru. Segala kegiatan orang Batak, terutama yang berhubungan dengan adat, harus berpedoman pada Dalihan Natolu. Hubungan di antara pihak yang termasuk dalam kesatuan ini harus dijaga agar tetap harmonis. Hal ini tercermin dalam pepatah adat yang berbunyi: “Samba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu”. Artinya hula-hula harus disembah, penerima istri harus dibujuk, dan teman semarga harus diperlakukan secara hati-hati. Setiap pihak memiliki kedudukan dan peranan yang berbeda. Kedudukan hula-hula dianggap lebih tinggi daripada dua pihak lainnya. Mereka harus dihormati, Universitas Sumatera Utara karena mereka adalah wakil Tuhan yang dapat dilihat debata na niida. Hula-hula adalah sumber dan saluran berkat pasu-pasu bagi borunya. Boru bertanggung jawab atas pelaksanaan upacara adat. Sebagai pekerja parhobas dalam upacara adat, pihak boru harus rela berkorban moral maupun material demi kelancaran upacara. Sebaliknya agar tugas dan kewajiban terlaksana dengan baik, pihak hula-hula, si empunya kerja, tidak boleh berlaku sewenang- wenang terhadap borunya. Terhadap teman semarga, setiap orang Batak harus selalu berhati-hati manat dan tidak saling menyakiti. Sebab, sebagian orang semarga, mereka berada dalam satu garis keturunan yang berasal dari keturunan bapak patrilineal. Secara adat lingkaran keturunan ini ditentukan sebagai sisada si panganon satu dalam hal makanan, sisada si namot satu dalam hal harta, sisada hasangapon satu dalam kehormatan, dan sisada hailaon satu dalam hal kehinaan. Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual. Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak berperilaku raja. Raja dalam tata kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak. http:id.wikipedia.orgwikiSuku_Batak Universitas Sumatera Utara

4.9.5 Kalimbubu