Tari Serampang 12 Tari Tor-tor

dapat menggerakkan jari, tangan dan kakinya, tetapi juga memutar-mutar kepalanya, bahkan membuka dan menutup matanya. Boneka yang aneh ini sekarang sangat jarang ditemukan karena menurut adat, begitu upacara kematian usai, boneka tersebut harus dihancurkan. Boneka dan tarian ini khusus terdapat di beberapa desa pesisir Danau Toba, terutama di pulau Samosir. Suatu pertunjukan yang menggambarkan upacara lama tortor si gale-gale.. Ini disajikan kepada para wisatawan yang mengunjungi “desa museum” Simanindo. Betapa pun kurang sempurnanya, namun pertunjukan ini merupakan salah satu usaha untuk menggambarkan upacara yang cukup aneh ini pada pengunjung di tanah Batak.

4.11.6 Tari Serampang 12

Serampang 12 merupakan salah satu tari pergaulan bernama joget dari Sumatera bagian Timur, Propinsi Sumatera Utara. Tari pergaulan Melayu ini lazimnya dibawakan oleh pria dan wanita secara berpasangan. Pementasan tari serampang dua belas diiringi music dengan pukulan gendang yang berirama Amerika Latin, rampak dan berirama gembira. Kata serampang berasal dari kata cerancang yangberarrti variasi sedangkan dua belas adalah angka yang menunjukkan jumlah besar. Nama cerancang kemudian diganti menjadi serampang sehingga menjadi Serampang 12. Serampang 12 merupakan salah satu tarian Sumatera yang memiliki berbagai variasi dalam gerak rampaknya. Kostum penarinya sama dengan yang dipakai penari tari paying. Pasangan pria dan wanita memulai tarian ini dengan irama perlahan yang sedikit demi sedikit bertambah cepat, sementara semua penarinya Universitas Sumatera Utara senantiasa tersenyum gembira seperti tari payung, Serampang 12 merupakan tarian cinta atau tarian sosial yang memberi kesempatan bagi pria dan wanita untuk lebih saling mengenal.

4.11.7 Tari Tor-tor

Tor-tor atau tari gondang adalah tari tradisional suku bangsa Batak, Sumatera Utara. Tarian rakyat yang sudah ada pada zaman Indonesia-Hindu ini berlatar belakang adat. Karena tujuannya untuk menghormati arwah para dewa serta para leluhur. Tor-tor ditarikan dalam suasana penuh hikmat. Tari yang mengandung unsur ritual dalam pertunjukannya ini biasanya diiringi gondang gendang. Tari ini lazim digelarkan dalam upacara-upacara adat penting, seperti Pesta Bius penghormatan, Mangase Taon Tahun Baru. Pesta Saring-saring pesta belulang dan banyak upacara penting lainnya. Secara keseluruhan tari tor-tor dapat dibagi atas tujuh bagian. Tari pembuka, yang disebut gondang mula-mula, diawali dengan tabuhan gendang bertalu-talu. Pada saat terdengar suara gendang, para penari mulai mengambil sikap menyembah dengan mengangkat tangan lewat gerak-gerak halus yang anggun. Bagian ini ditujukan untuk memuja Tuhan Sang Pencipta. Universitas Sumatera Utara Gondang Dewata yang merupakan bagian kedua ditujukan untuk menghormati para Dewata. Pada bagian ini gerakan para penari mulai hidup dan bebas mengikuti tabuhan gondang yang riuh dan gemuruh dengan mempertahankan keanggunan dan kekuatannya. Pada bagian ini, ulos-ulos yang semula dililitkan di badan mulai dikibaskan, sementara para penari membuat gerak berputar di tempat sambil menyembah. Tari tor-tor bagian ketiga merupakan gerak penghormatan kepada roh leluhur. Gerak tarinya kian rampak dengan liukan pinggang dan jmeari diiringi kerlingan mata. Irama music pengiringnya semakin cepat dan bersemangat. Bagian keempat dan kelima diawali dengan tari kisah mangaliat yang khusus dipersembahkan kepada para hadirin dengan tujuan memohon kemakmuran. Irama musik pengiringnya tidak lagi rampak bersemangat namun bervariasi dari andante, maistoso ke irama mars. Pada beberapa posisi, penari pria meletakkan tangan di atas kepala penari wanita sebagai tanda pemberi berkat, sementara itu penari wanita menaruh tangan secara terbuka di bawah dagu penari pria sebagai tanda menerima berkat. Bagian berikutnya, bagian keenam, dinamakan tor-tor sitiotie atau tari kemurnian. musik pengiringnya kini berirama tenang dan agung. Para penari kembali ke tempatnya masing-masing dengan sikap hormat, seakan tengah menyembah menantikan sesuatu. Bagian keenam ini relatif singkat, dan kemudian dilanjutkan ke Universitas Sumatera Utara tari Gondang Hasatan atau gondang pencapai tujuan yang merupakan bagian ketujuh. Pada bagian ini yang dipergelarkan adalah sesembahan. Para penari menarik ulosnya yang tersandang lalu mengangkat tangan sambil berteriak horas. Kedua bagian ini ditarikan dengan tujuan untuk memperoleh kesehatan rohani dan jasmani.

4.11.8 Gordang Sembilan