Bahan dan Alat Organizing system of forest and land fire control organization in Indonesia

57 • Persentasi jumlah organisasi atau pejabat dalam organisasi yang sering terlibat dalam kegiatan pengendalian kebakaran hutanlahan; dan sebagainya. 2 Posisi dan peranan organisasi-organisasi dalam pengendalian kebakaran hutanlahan. Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para pakar diolah dan dianalisis dengan Interpretive Structural Modeling ISM yang dilengkapi program komputernya. Hasil analisis tersebut akan memberikan gambaran mengenai posisi organisasi-organisasi yang terkait dengan pengendalian kebakaran hutanlahan berdasarkan variabel-variabel seperti tersebut di atas. Hasil analisis tersebut juga dapat memberikan gambaran mengenai organisasi- organisasi yang berperanan dalam aspek-aspek dari pengendalian kebakaran hutanlahan yakni: a perumusan kebijakan, b sistem peringatan dan deteksi dini, c pencegahan kebakaran, d pemadaman kebakaran, e rehabilitasi kawasan bekas kebakaran, dan f tindakan yustisi kebakaran hutanlahan. 3.6.3. Analisis Hubungan Antar Organisasi Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui dua hal yaitu 1 pola hubungan antar organisasi dalam pengendalian kebakaran hutanlahan, dan 2 tingkat pengetahuan dan pemahaman pemangku kepentingan mengenai hubungan antar organisasi di Indonesia. Hubungan antar organisasi yang dimaksud sebenarnya dapat diuraikan secara lebih rinci untuk masing-masing kegiatan pengendalian kebakaran yang meliputi pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca kebakaran dan untuk masing-masing tingkatan yaitu nasional, provinsi dan kabupaten serta kombinasi antara kegiatan dan tingkatan tersebut. Oleh karena keterbatasan waktu dan kurangnya urgensi dari kerincian tersebut, maka penelitian ini hanya mengambil tingkatan, tanpa merinci kegiatan pengendalian kebakaran. Oleh karenanya, untuk tujuan analisis yang pertama akan diamati variabel-variabel sebagai berikut: a. Hubungan kerja antar organisasi di level nasional; b. Hubungan kerja antar organisasi di level provinsi; 58 c. Hubungan kerja antar organisasi di level kabupaten; d. Hubungan kerja antar organisasi antar level; Metode Pengumpulan Data Data primer untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman pemangku kepentingan mengenai mekanisme hubungan antar organisasi adalah berupa pendapat atau persepsi responden. Data tersebut diperoleh dari pengisian angket penelitian pada Lampiran 3, sub B, yang menggambarkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang ada tidaknya mekanisme hubungan secara terstruktur di dalam internal organisasinya maupun antara organisasinya dengan organisasi- organisasi lain dalam pengendalian kebakaran hutanlahan. . Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder terdiri dari profil organisasi yang berisi struktur organisasi dan prosedur-prosedur yang berisi garis-garis komando dan koordinasi internal maupun eksternal. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara menyalin, memfotokopi, atau mengopi file dokumen-dokumen yang berisi data tersebut. Data primer untuk mengetahui pola hubungan antar organisasi adalah berupa pendapat atau persepsi responden, yang diperoleh dari pengisian angket penelitian pada Lampiran 3, sub C, mengenai hubungan organisasinya dengan organisasi-organisasi lain. Untuk hal tersebut, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi 40 organisasi yang dipandang terlibat dalam pengendalian kebakaran hutanlahan baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten, sebagaimana tertuang di dalam Lampiran 2; 2 Memilih secara purposive para pimpinan eselon II – IV dari masing- masing organisasi tersebut dengan meminta mereka menjawab beberapa pertanyaan pada angket penelitian hubungan antar organisasi. Secara spesifik mereka diminta menyebutkan hubungan organisasinya dengan organisasi-organisasi lain yang diamati dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan: a Apakah organisasi anda memberikan bantuan layanan kepada organisasi lain tersebut? b Apakah organisasi anda menerima bantuan layanan dari organisasi lain tersebut?