Pengorganisasian Pengendalian Kebakaran HutanLahan di Indonesia dan Beberapa Negara

45 5 Sekat-sekatlah reachability matrix menjadi beberapa level; 6 Berdasarkan hubungan-hubungan yang ada dalam reachability matrix tersebut di atas, gambarlah directed graph digraph dan hapuslah sambungan-sambungan transitifnya; 7 Konversi resultant digraph ke dalam sebuah model berbasis ISM dengan mengganti node-node unsur dengan pernyataan-pernyataan; dan 8 Telaah model tersebut untuk mengecek inkonsistensi konseptualnya dan membuat modifikasi-modifikasi yang diperlukan. Pelaksanaan langkah-langkah tersebut di atas relatif rumit kalau dikerjakan secara manual. Untuk itu, teknik ISM menyediakan program komputer untuk membantu proses yang rumit tersebut. Penentuan unsur-unsur dan hubungan antar unsur-unsur tersebut diperoleh melalui survei dan pendapat pakar yang menguasai permasalahan yang dikaji. ISM dapat menggambarkan hubungan-hubungan antar komponen dalam sistem dan komponen-komponen tersebut dapat berupa organisasi. Penelitian ini mengadopsi metode analisis dengan ISM seperti yang digunakan Karyana 2007 dalam menganalisis posisi dan peranan organisasi. 2.4.2. Analytical Hierarchy Process Analytical Hierarchy Process AHP diperkenalkan oleh Saaty pada tahun 1970 sebagai suatu cara baru untuk mengambil keputusan pada lingkungan atau situasi yang kompleks atau tidak terstruktur Nurani 2002; Saaty 1993. Situasi tersebut terjadi jika data atau informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat terbatas atau tidak ada sama sekali, dan kalaupun ada hanya bersifat kualitatif yang mungkin hanya didasari oleh persepsi, pengalaman, atau intuisi. Situasi demikian tampaknya terjadi dalam organisasi pengendalian kebakaran hutanlahan di Indonesia di mana data dan informasi tentang organisasi dirasakan masih sangat minim karena kurangnya penelitian dalam masalah tersebut. AHP menurut Saaty 1993 merupakan suatu alat bantu untuk memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit. Terdapat tiga prinsip pemikiran analitik dalam AHP yaitu 1 prinsip menyusun hirarki, 2 prinsip menetapkan prioritas, dan 3 prinsip konsistensi logis. Dalam penelitian ini, AHP digunakan untuk menentukan urutan tingkat kepentingan dan bobot dari komponen-komponen 46 efektivitas organisasi. Penetapan urutan dan bobot tersebut sangat penting untuk mengukur efektivitas organisasi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan bagi efektivitas organisasi pengendalian kebakaran hutanlahan.

2.5. Sistem dan Model Konseptual

Studi ini mengkaji organisasi dan pengorganisasian sebagai suatu sistem. Winardi 2005 mengarahkan bahwa dalam memahami suatu organisasi, kita perlu memandangnya dalam keseluruhan kompleksitasnya, bukan sekadar melalui sebuah bidang fungsional atau komponen tertentu saja. Pengorganisasian pengendalian kebakaran hutanlahan merupakan sebuah sistem, yang tercermin dari sifat-sifat dasar sistem yang dapat diterapkan pada pengorganisasian tersebut. Suatu sistem menurut Winardi 2005, yang mengutip teori tentang pemikiran sistemik dari Churchman, memiliki lima sifat dasar. Pertama, suatu sistem memiliki sasaran atau tujuan dan upaya untuk mencapainya. Kedua, sistem memiliki lingkungan yang mencakup segala sesuatu yang terletak di luar pengendalian sistem yang bersangkutan dan segala sesuatu yang mendeterminasi performa sistem tersebut. Ketiga, sistem memerlukan sumber daya, yakni semua alat yang tersedia bagi sistem yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatannya dalam mencapai tujuan. Keempat, sistem mempunyai komponen- komponen, yakni misi, pekerjaan atau aktivitas-aktivitas yang harus dilaksanakan oleh sistem yang bersangkutan guna mencapai sasaran-sasarannya. Komponen- komponen juga bisa dalam bentuk departementasi. Kelima, sistem memerlukan manajemen terutama untuk dua fungsi yaitu perencanaan dan pengawasan. Kajian tentang sistem sebenarnya telah ada sejak dulu, di mana para arsitek Mesir telah menggunakan sistem pengukuran dalam konstruksi piramida, astronom Pholenician memelajari sistem perbintangan, dan ahli filsafat Yunani, Plato, telah memelajari sistem kemasyarakatan Eriyatno 2003. Namun demikian, era sistem baru berkembang setelah Perang Dunia Kedua di mana suatu pengetahuan sistematik dan multidisiplin berkembang untuk operasi militer dan bisnis. Eriyatno lebih lanjut menegaskan bahwa sistem pada masa kini merupakan ilmu yang dilembagakan di dalam institusi akademis dan merupakan suatu bidang 47 keahlian sehingga muncul para ahli sistem. Perhimpunan atau organisasi para ahli sistem mulai dibentuk sejak tahun 1966 di Amerika Serikat. Sebuah sistem adalah himpunan atau gugus elemen yang saling terkait Purnomo 2005. Sistem merupakan suatu susunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama melalui berbagai cara Pidwirny 2006. Sistem memiliki suatu struktur yang ditentukan oleh bagian-bagiannya dan proses-prosesnya. Lebih lanjut Pidwirny 2006 menjelaskan bahwa di dalam batas-batas sebuah sistem dapat ditemukan tiga hal: 1 unsur-unsur, yakni berbagai macam bagian untuk membangun sistem, 2 atribut-atribut, yakni karakter dari unsur-unsur yang dapat dikenali dan diukur, seperti misalnya jumlah, ukuran, dan sebagainya, dan 3 hubungan-hubungan, yakni asosiasi-asosiasi yang terjadi antara unsur-unsur dengan atribut-atribut, yang didasarkan pada sebab dan akibat. Manetch dan Park dalam Eriyatno 2003 mendefinisikan sistem sebagai suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tujuan. Sistem terdiri atas kelompok-kelompok aktivitas yang berinteraksi dan saling berhubungan. Kelompok-kelompok tersebut dapat merupakan subsistem-subsistem dari sebuah sistem yang besar. Organisasi merupakan sistem sosial yang kompleks dan pengurangan bagian-bagian dari keseluruhan akan mengurangi efektivitas keseluruhan dari organisasi. 3 Pengorganisasian pengendalian kebakaran hutanlahan di Indonesia juga dapat dipandang sebagai “sistem di dalam sistem” sesuai pandangan Winardi 2005. Banyak organisasi terlibat di dalam pengendalian kebakaran di mana Smith 2010 juga menyarankan pentingnya memandang organisasi sebagai sebuah sistem, di mana organisasi haruslah dipandang sebagai sebuah kesatuan bukan bagian-bagian. Pemahaman terhadap organisasi dengan cara pandang sistem system view akan memberikan pemahaman yang baik mengenai pentingnya hubungan-hubungan antara proses- proses yang terjadi di dalam organisasi, antara para pegawai atau anggota organisasi, dan antara tindakan-tindakan dan hasil-hasilnya. 3 http:en.wikipedia.orgwikiSystems_theory, [2 Agust 2010] 48 pengorganisasiannya merupakan sebuah sistem dan organisasi-organisasi yang terlibat di dalamnya masing-masing juga merupakan suatu sistem. Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling terhubungkan, bekerja secara independen maupun bersama-sama dalam mencapai tujuan bersama di dalam suatu lingkungan yang kompleks. Penelitian disertasi ini ingin membuat model dari sistem pengorganisasian bagi pengendalian kebakaran hutanlahan di Indonesia. Model adalah abstraksi dari sebuah sistem Purnomo 2005. Sistem merupakan sesuatu yang terdapat di dunia nyata, dan model adalah abstraksinya, dan agar model dapat menggambarkan kondisi yang senyatanya maka diperlukan perumusan abstraksi yang jelas. Perumusan tersebut memerhatikan prinsip dasar penyusunan sebuah organisasi ataupun sistem pengorganisasian, yang mencakup lima bagian dasar Winardi 2005 yaitu: 1 inti yang beroperasi the operating core yakni mereka yang melaksanakan pekerjaan dasar, 2 puncak strategi the strategic apex yakni para manajer puncak yang diberi tanggung jawab menyeluruh sehubungan dengan beroperasinya organisasi yang bersangkutan, 3 garis tengah the middle line yakni para manajer yang menghubungkan ‘inti yang beroperasi’ dengan ‘puncak strategis’, 4 teknostruktur the technostructure yaitu para ahli analisis yang bertanggung jawab untuk menciptakan bentuk standarisasi tertentu di dalam organisasi yang bersangkutan, dan 5 staf yang memberikan bantuan the supporting staff yaitu para karyawan yang berada pada kesatuan staf, yang memberikan bantuan tidak langsung bagi organisasi yang bersangkutan. 49