Pengorganisasian dan Peranan Organisasi
33 Meijers dan Stead 2004 dalam konteks pembahasan tentang kebijakan
menawarkan konsep hubungan antar organisasi dalam pembuatan kebijakan yang disebutnya policy integration. Integrasi kebijakan merupakan konsep teoritis
theoretical concept tentang manajemen isu-isu dalam pembuatan keputusan yang melintasi batas-batas bidang kebijakan dan yang tidak mengacu pada tanggung
jawab kelembagaan dari departemen-departemen individual. Integrasi kebijakan tidak hanya berbicara tentang manajemen tanggung jawab kebijakan di dalam
sebuah organisasi atau sektor, melainkan juga tentang integrasi sektor horizontal antara departemen-departemen dalam otoritas publik dan integrasi vertikal antar
pemerintahan dalam pembuatan kebijakan. Persyaratan pokok bagi suatu kebijakan dikatakan sebagai ‘integrated” adalah ‘comprehensiveness’ atau
‘kemenyeluruhan’ yakni perhatian terhadap suatu lingkup yang lebih luas dari konsekuensi kebijakan dalam hal waktu, ruang, aktor, dan isu; agregasi yakni
suatu bentang minimal sejauh mana alternatif-alternatif kebijakan dievaluasi dari suatu perspektif ‘keseluruhan’; dan konsistensi yakni sejauh mana suatu kebijakan
merasuki penetrate semua level kebijakan dan semua instansi pemerintahan. Penjelasan tersebut dapat memberikan pandangan bahwa hubungan antar
organisasi dalam pengendalian kebakaran hutanlahan di Indonesia lebih dekat kepada bentuk hubungan koordinasi, dan koordinasi yang tampaknya sesuai untuk
dibangun adalah koordinasi integratif. Kebenaran premis tersebut dapat dianalisis menggunakan prosedur analisis yang digunakan Bolland dan Wilson 1994 dan
Malone et al. 1999. Prosedur yang digunakan Bolland dan Wilson 1994 untuk menganalisis hubungan antar-organisasi dalam bidang kesehatan dan layanan
lanjut usia atau lansia health and elderly services tampaknya dapat juga diaplikasikan untuk menganalisis hubungan antar organisasi dalam pengendalian
kebakaran hutanlahan. Seperti halnya konsep yang dikembangkan Bolland dan Wilson untuk layanan kesehatan dan lansia tersebut, pengendalian kebakaran
hutanlahan juga melibatkan banyak organisasi, dan hubungan antar organisasi yang terjadi tampaknya adalah juga hubungan koordinasi. Oleh sebab itu,
prosedur analisisnya serupa. Bolland dan Wilson 1994 di dalam analisisnya mengidentifikasi bahwa
hubungan antar organisasi mencakup tiga fungsi umum yang khas bagi layanan
34 kesehatan dan lansia yaitu: service delivery, administration, dan planning.
Ketiganya tidak hanya berlaku pada organisasi-organisasi seperti tersebut di atas, melainkan dapat pula terjadi pada organisasi-organisasi lain. Ketiga fungsi
tersebut menurut Bolland dan Wilson dapat disejajarkan dengan tiga fungsi dalam model proses kebijakan yakni planning sebagai agenda setting, administration
sebagai enactment, dan service delivery sebagai implementation. Penyejajaran ketiga fungsi tersebut dengan tiga fungsi pengendalian
kebakaran yaitu pencegahan, pemadaman, dan pasca-kebakaran tampaknya tidak tepat. Ketiga fungsi yang digunakan Bolland dan Wilson 1994 tampaknya lebih
tepat untuk diadopsi apa adanya. Service delivery dalam pengendalian kebakaran hutanlahan menggambarkan jenis-jenis layanan yang dapat diberikan atau
dilakukan oleh organisasi. Administration menggambarkan sumberdaya- sumberdaya administrasi yang dapat diberikan oleh organisasi, sedangkan
planning menggambarkan keterlibatan organisasi dalam proses perencanaan
pengendalian kebakaran hutan.