Analisis Gap Kemampuan Kerja Jabatan dan Kemampuan Kerja

tamatan SD atau sederajat, dan petani yang lama bergabung dengan gapoktan lebih dari 3 tahun; berpengaruh terhadap kebutuhan pelatihan ρ = 0,003 0,05. Namun jika secara partial yang mempunyai hubungan fungsional terhadap kebutuhan pelatihan hanya faktor petani yang lama bergabung dengan gapoktan lebih dari 3 tahun dengan nilai ρ = 0,013 0,05. b. Analisis Hubungan Identitas Petani Terhadap Kebutuhan Pelatihan Data deskriptif petani sebagai data yang dianalisis untuk mengetahui hubungan keterkaitan dengan kebutuhan pelatihan baik dari bidang organisasi maupun kemampuan petani. Faktor deskriptif petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lama bergabung dengan gapoktan. Hasil Crosstab Analysis diperoleh gambaran pada Tabel 19. sebagai berikut. Tabel 19. Hubungan Deskriptif Petani Terhadap Kebutuhan Pelatihan No. Faktor Nilai Interpretasi α = 0,1 P Chi-Square Pearson’s R Spearman C

A. Organisasi

1. Jenis Kelamin 0,002 -0,421 -0,421 Ada hubungan signif. 2. Usia 0,695 -0,069 -0,071 t.a hubungan signif 3. Tingkat Pendidikan 0,216 0,224 0,227 t.a hubungan signif 4. Lama Bergabung 0,817 -0,015 0,002 t.a hubungan signif

B. Kemampuan Petani

1. Jenis Kelamin 0,256 -0,156 -0,156 t.a hubungan signif 2. Usia 0,412 -0,179 -0,179 t.a hubungan signif 3. Tingkat Pendidikan 0,704 0,022 0,017 t.a hubungan signif 4. Lama Bergabung 0,319 -0,176 -0,148 t.a hubungan signif Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada kecenderungan hubungan yang sangat nyata antara faktor jenis kelamin laki-laki dengan kebutuhan pelatihan bidang organisasi ρ = 0,002 dengan hubungan keeratan -0,421. Hal ini merefleksikan bahwa seiring jumlah frekuensi laki-laki yang membutuhkan pelatihan di bidang organisasi, diikuti dengan pengurangan kebutuhan pelatihan petani yang berjenis kelamin wanita. Hubungan negatif yang terjadi menandakan bahwa ada dugaan potensi yang dapat saling mengisi, jika petani yang berjenis kelamin laki-laki memerlukan bantuan peran wanita dalam kepengurusan gapoktan, hal in dapat dilakukan. Sehingga menjadi informasi yang cukup baik jika suatu saat akan membutuhkan penyusunan komposisi sumberdaya manusia berdasarkan pendekatan gender dalam kepengurusan gapoktan di Juhut Mandiri. Faktor pendidikan petani gapoktan mayoritas berpendidikan sekolah dasar. Salah satu dampaknya adalah bahwa petani gapoktan belum memanfaatkan sumberdaya alam secara tepat guna. Program KDT sebagai program solving problem yang tepat sasaran. Petani diberikan pemahaman dalam bentuk pelatihan untuk memperbaiki perilaku, sikap dan keterampilan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya teknologi, modal untuk memperbaiki tingkat kesejahteraannya melalui program pemberdayaan partisipasi dalam wadah organisasi petani gapoktan. Tenaga kerja yang terlibat adalah mayoritas usia produktif dengan kisaran umur antara 30-49 tahun dengan jumlah 56,90. Hal ini menandakan bahwa aset tenaga kerja yang dimiliki gapoktan sangat potensial, apalagi untuk program pengembangan selanjutnya. Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh faktor kelembagaan setempat, yaitu dimana sistem leadership yang kuat, petani merasakan manfaat yang nyata dari keikutsertaanya dalam gapoktan, dan rasa kebanggaan dari masyarakat sekitar karena terkenalnya desa Juhut Mandiri dalam skala nasional, secara tidak langsung kondisi ini memberikan pengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam eksistensi program KDT. Pengalaman keikutsertaan petani yang mengikuti program KDT menunjukkan mayoritas mengikuti dari awal program yaitu sebesar 63,79. Tahapan pelatihan dari awal program sampai penelitian ini dilakukan, diikuti oleh mayoritas petani gapoktan. Respon petani dalam bentuk partisipasi dalam kegiatan, bisa jadi sebagai jawaban atas output proses yang mereka ikuti semenjak program ini digulirkan. Mereka merasakan manfaat dari keikutsertaan dalam organisasi gapoktan baik dari segi ekonomi maupun dari sisi pengetahuan lainnya. Sehingga tumbuh kesadaran kesalinghubungan antara komunitas petani dengan stake holder penyuluh sebagai cerminan upaya pemenuhan kebutuhan komunitas tersebut. Faktor Pribadi Petani a. Analisis Fungsi Faktor Pribadi Petani Terhadap Kebutuhan Pelatihan Faktor pribadi petani memuat tiga indikator ukuran, yaitu : petani yang mempunyai jumlah tanggungan keluarga, petani yang punya pengalaman bergelut dalam usaha ternak domba, dan petani yang mempunyai frekuensi ikut pelatihan ternak domba. Hasil analisis menunjukkan bahwa karateristik indikator yang perlu ditingkatkan kompetensinya berdasarkan pendekatan faktor pribadi petani, yaitu : petani yang mempunyai tanggungan keluarga 3-5 orang 28,7, petani yang lama punya pengalaman bergelut dalam usaha ternak domba 3 tahun ke atas 41,6, dan petani mempunyai frekuensi ikut pelatihan tidak lebih dari 2 kali. Hubungan fungsionalnya digambarkan dalam bentuk persamaan Y = -0,992 + 0,065x1 + 0,029x2 + 0,081x3 dengan tingkat signifikansi 0,006. Jika pengukuran nilai signikansi ditetapkan 0,05, maka secara simultan faktor: petani yang mempunyai tanggungan keluarga 3-5 orang, petani yang lama punya pengalaman bergelut dalam usaha ternak domba 3 tahun ke atas, dan petani mempunyai frekuensi ikut pelatihan tidak lebih dari 2 kali; berpengaruh terhadap kebutuhan pelatihan ρ = 0,006 0,05. Namun jika secara partial tidak ada faktor yang mempunyai hubungan fungsional terhadap kebutuhan pelatihan karena nilai ρ 0,05. b. Analisis Hubungan Faktor Pribadi Petani Terhadap Kebutuhan Pelatihan Faktor pribadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : jumlah tanggungan keluarga, lama berusaha ternak, frekuensi ikut pelatihan. Berdasarkan hasil Crosstab Analysis seperti tersaji pada Tabel 20, ada kecenderungan hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan keluarga ρ = 0,027 dengan kebutuhan pelatihan bidang kemampuan petani dengan hubungan keeratan sebesar -0,360. Merujuk pada Tabel 20 diketahui kecenderungan petani yang membutuhkan pelatihan adalah yaitu kelompok yang mempunyai tanggungan keluarga kisaran 1-2 orang sebanyak 9 orang atau sebesar 17 dan yang mempunyai tanggungan keluarga kisaran 3-5 orang sebanyak 17 orang atau sebesar 32,1, sedangkan yang mempunyai tanggungan keluarga x 5 orang sebanyak 6 orang atau sebesar 11,3. Jadi total yang menjawab membutuhkan