Organisasi Petani dalam Teori Kelembagaan Baru

disebabkan petani telah memiliki berbagai relasi dimana relasi tersebut berada di luar organisasi formal. Petani enggan berorganisasi karena kompensasi yang diterima tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan yang mereka peroleh. Perilaku ini sejalan dengan Teori Pilihan Rasional rational choice theory. Syahyuti 2010 menyimpulkan bahwa pengembangan keorganisasian petani dimasa mendatang setidaknya perlu memperhatikan prinsip-prinsip : 1 organisasi formal untuk petani hanyalah sebuah opsi bukan keharusan, 2 pengembangan organisasi memperhatikan prinsip multi purpose sehingga tidak terikat lagi pada egosubsektor dan keproyekan, 3 organisasi hanyalah alat bukan tujuan, 4 petani dihargai sebagai individual yang rasional dan memahami kondisinya, 5 bentuk organisasi yang ditawarkan ke petani adalah yang mampu memperkuat relasi-relasi vertikal dengan pemasok saprodi, permodalan, teknologi, pelaku pengolahan, dan pedagang hasil pertanian.

2.4 Gabungan Kelompok Tani Gapoktan

Departemen Pertanian 2008 mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier. Gapoktan pada hakekatnya organisasi yang dapat dipilih opsi disamping organisasi-organisasi lain yang juga terlibat dalam aktivitas ekonomi secara langsung. Pengembangan gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesibilitas terhadap berbagai lembaga layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian, serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya gapoktan diarahkan sebagai sebuah organisasi ekonomi yang mampu menjalankan fungsi-fungsi lainnya, yaitu : sebagai organisasi pengelolaan sumberdaya alam, untuk tujuan aktivitas kolektif, pengembangan usaha, dan melayani kebutuhan informasi.

2.4.1 Konsep Pengembangan Gapoktan

Tujuan utama pembentukan gapoktan adalah untuk memperkuat organisasi petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Pembentukannya didasari bahwa pertanian modern tidak hanya identik dengan mesin pertanian yang modern tetapi perlu ada organisasi yang dicirikan dengan organisasi ekonomi yang mampu menyentuh dan menggerakkan perekonomian di perdesaan melalui pertanian. Setidaknya ada tiga peran pokok yang diharapkan dapat dimainkan oleh gapoktan. Pertama, gapoktan difungsikan sebagai organisasi strategis yang merangkum seluruh aktivitas organisasi petani di perdesaan. Kedua, gapoktan diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bersama. Ketiga, gapoktan bertindak sebagai Organisasi Usaha Ekonomi Perdesaan sehingga dapat menerima Dana Penguatan Modal. Agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan, maka koordinasi untuk menata pelibatan setiap Gapoktan berada dalam koordinasi Dinas Pertanian setempat. Konsep sistem agribisnis menggambarkan bahwa aktivitas pertanian perdesaan tidak akan keluar dari upaya untuk : menyediakan sarana produksi, permodalan usahatani, pemenuhan tenaga kerja, kegiatan berusaha tani on farm, pemenuhan informasi teknologi, serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada kondisi dilapangan organisasi yang diintroduksikan saat ini sesungguh telah tumpang tindih. Tabel 3. Matrik Fungsi Agribisnis dan Organisasi yang Menjalankan No. Fungsi Organisasi Yang Menjalankan Keltan Gapoktan P3A KUA Kop. UPJA PPD K.Agb Kelcapir 1. Penyediaan saprotan V V - V V V - - - 2. Penyediaan modal V V - V V V - - - 3. Penyediaan air irigasi V - V - - - - - - 4. Kegiatan usahatani V V - - - V - - - 5. Pengolahan V V - V V V - - - 6. Pemasaran V V - V V - - - - 7. Penyediaan infortek. V V - - - V V V V 8. Penyediaan info pasar V V - V V V V V V Sumber : Syahyuti, 2007.