pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Dessler 2009 mendefinisikan pelatihan sebagai proses mengajarkan karyawan baru atau yang
ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan
pekerjaan mereka. Menurut Mathis et al. 2006 pelatihan adalah suatu proses dimana orang orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas,
pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.
Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan
pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.
Simanjuntak 2005 mendefinisikan pelatihan merupakan bagian dari investasi
sumberdaya manusia
human investment
untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan
dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. Pelatihan didefinisikan oleh
Ivancevich 2008 sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera.
Selanjutnya, sehubungan dengan definisinya tersebut, Ivancevich mengemukakan sejumlah butir penting yang diuraikan sebagai berikut : 1 pelatihan adalah
sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorangsekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi, 2 pelatihan terkait
dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan, 3 pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu
pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan kompetensi yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan investasi sumberdaya manusia dalam bentuk peningkatan kompetensi
untuk membekali pekerja ketrampilan sesuai yang dibutuhkan yang dilakukan dalam jangka pendek.
2.6.2 Tujuan Pelatihan
Tujuan umum pelatihan sebagai berikut : 1 untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih
efektif, 2 untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan 3 untuk mengembangkan sikap, sehingga
menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen pimpinan.
Secara umum ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian kebutuhan, tahap
pelaksanaan pelatihan
dan tahap
evaluasi. Mangkunegara
2005 menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi
1 mengidentifikasi kebutuhan pelatihan needs assessment, 2 menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan, 3 menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat
ukurnya, 4 menetapkan metode pelatihan, 5 mengadakan percobaan try out dan revisi, dan 6 mengimplementasikan dan mengevaluasi.
2.6.3 Jenis-Jenis Pelatihan
Menurut Mathis dan Jackson 2006 pelatihan dapat dirancang untuk memenuhi tujuan berbeda dan dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai cara, yang
meliputi : 1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin, dilakukan untuk memenuhi berbagai
syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan orientasi karyawan baru.
2. Pelatihan pekerjaanteknis, memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik.
3. Pelatihan antarpribadi dan pemecahan masalah, dimaksudkan untuk mengatasi masalah operasional dan antarpribadi serta meningkatkan hubungan dalam
pekerjaan organisasional.
4. Pelatihan perkembangan dan inovatif, menyediakan fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa
depan.
2.7 Analisis Kebutuhan Pelatihan Traning Needs Assessment
Secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi bidang-
bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di dalam perusahaan yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan
menjadi meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pelatihan.
Mengingat bahwa
pelatihan pada
dasarnya diselenggarakan
sebagai sarana
untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap antara kinerja yang ada saat ini
dengan kinerja standar melalui suatu pelatihan. Jika ditelaah secara lebih lanjut, maka analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah:
1.
Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan
2.
Memastikan bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang yang tepat
3.
Memastikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam
suatu jabatan tertentu
4.
Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi pelatihan
5.
Memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap kerja;
bukan oleh alasan-alasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan
6.
Memperhitungkan untung-ruginya melaksanakan pelatihan mengingat bahwa sebuah pelatihan pasti membutuhkan sejumlah dana.