Karateristik Kurikulum Materi Pelatihan

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diketahui karateristik petani yang memerlukan peningkatan kompetensi di bidang manajemen kepengurusan gapoktan dan di bidang teknis kemampuan petani, yaitu: 1. Karateristik petani di bidang manajemen bercirikan : petani laki-laki, berpendidikan SD atau sederajat, petani yang bergabung dari awal, mempunyai motivasi membutuhkan informasi dalam mengikuti kegiatan pertemuan, keaktifan frekuensi dalam pertemuan 2 kali dalam sebulan, merasakan manfaat bergabung dengan gapoktan, dan mempunyai penilaian baik tentang keperdulian pengurus dan anggota terhadap gapoktan. 2. Karateristik petani di bidang teknis bercirikan : petani yang mempunyai tanggungan keluarga 3-5 orang, besaran keuntungan yang diperoleh tidak lebih dari Rp 1 juta, dan relatif tidak mengerti tentang materi yang disampaikan dalam pertemuan. Karateristik tersebut menggambarkan bahwa pengisian personil di kepengurusan gapoktan diisi oleh petani “senior” yang mempunyai hubungan baik dengan rekan kerjanya sehingga menghasilkan suatu sinergi positif yang ditujukan pada aktivitas gapoktan. Padatnya kegiatan kepengurusan gapoktan menjadi salah satu penyebab kurangnya ketersediaan waktu dalam bentuk frekuensi kehadiran pada pertemuan kepengurusan. Informasi merupakan pengikat motivasi di kalangan pengurus yang digunakan sebagai aliran komunikasi transaksional bemanfaat untuk menunjang aktivitas gapoktan. Sedangkan kondisi di petani anggota, nampak bahwa kurangnya kompetensi keterampilan teknis yang dikuasainya. Hal ini disebabkan mereka belum memahami mengenai informasi yang disampaikan, jika merujuk kepada Sudirman 2006 bisa jadi ini merupakan bentuk hubungan relevansi antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan sumberdaya yang belum tepat guna. Merujuk kepada Gambar 15 tentang frekuensi aktivitas gapoktan di lapangan, nampak bahwa kegiatan rutinitas yang dialami petani gapoktan relatif banyak. Hal ini sudah semestinya ditunjang dengan keterampilan yang memadai. Gambar 15. Jumlah Kegiatan Kunjungan periode Juni 2009 sd Juni 2012 Kemudian jika ditelaah lebih lanjut mengenai mengenai jenis aktivitasnya, nampak bahwa kegiatan yang dihadapi oleh petani gapoktan tidak semuanya “tupoksi” pekerjaan mereka. Hal ini menjadi catatan tersendiri bagaimana peran stakeholder dapat membantu gapoktan yang seolah menjadi “objek” penelitian oleh banyak pihak, tentunya kegiatan tersebut agar tidak memberikan dampak yang buruk bagi petani dikarenakan beban yang harus mereka tanggung semisal : waktu mencari nafkah, tuntutan kemampuan komunikasi berbagai level.Hal yang menarik adalah hasil analisis kebutuhan pelatihan menyimpulkan bahwa semua bidang kompetensi menunjukkan adanya gap 1, yang artinya diperlukan pelatihan. Mencermati informasi yang tersaji pada Gambar 16 tentang jenis kegiatan kunjungan periode Juni 2009 sd Juni 2012, diketahui kegiatan yang bersifat peningkatan keterampilan terdiri dari: kegiatan pembinaan sebanyak 21