Produksi Rumput Laut Dunia
                                                                                5.2.  Perkembangan Rumput Laut di Indonesia 5.2.1.  Produksi Rumput Laut Indonesia
Luas perairan laut Indonesia serta keragaman jenis rumput laut merupakan gambaran potensi rumput laut Indonesia.  Dari 782 jenis rumput laut di perairan ,
hanya  18  jenis  dari  5  genus  yang  sudah  diperdagangkan.    Dari  kelima  marga tersebut hanya genus Eucheuma dan Gracilaria yang sudah dibudidayakan.
Wilayah  sebaran  budidaya  genus  Eucheuma  berada  di  Sumatera  Barat Kabupaten  Pesisir  Selatan  dan  Mentawai,  Sumatera  Selatan,  Bangka  Belitung,
Kepulauan Riau, Banten, Pulau Seribu, Jawa Tengah, NTT, NTB, Pulau Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Papua Anggadiredja dan Achmad, 2009.
Rumput laut Eucheuma sp. Mulai dibudidayakan secara masal pada tahun 1984  di  Nusa  Dua,  Nusa  Penida,  Nusa  Tenggara  Barat.    Jenis  rumput  laut  yang
dibudidayakan adalah jenis Eucheuma spinosum dengan bibit lokal dan Eucheuma cottoni
dengan  bibit  asal  Philpina.    Sesuai  dengan  perkembangan  pasar,  saat  ini yang lebih banyak dibudidayakan adalah jenis Eucheuma cottoni.
Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan 2011, total luas lahan yang dapat dimanfaatkan   untuk   budidaya   rumput   laut   adalah   sebesar 1 110 900 hektar
dengan tingkat produktivitas 128 ton berat basah per hektar per tahun atau 16 ton berat kering per hektar per tahun, sehingga potensi produksi rumput laut Indonesia
adalah  17  774  400  ton  berat  kering  per  tahun.    Perkembangan  produksi  rumput laut Indonesia tahun 2005-2010 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel  6.    Perkembangan  Produksi  Rumput  Laut  Indonesia    Jenis  Eucheuma cottoni
Tahun 2005 – 2010
No Tahun
Produksi Ton Δ
1 2005
85 400 -
2 2006
98 200 14.99
3 2007
114 900 17.01
4 2008
139 100 21.06
5 2009
155 060 11.47
6 2010
140 020 -9.70
Rata-Rata Pertumbuhan Tahun 2005-2010 10.97
Sumber :  Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011
Tabel  6  memperlihatkan  bahwa  Total  produksi  rata-rata  rumput  laut sebesar 122 133 ton per  tahun atau rata-rata peningkatan produksi sebesar 10.97
persen per  tahun 2005 – 2010.  Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
potensi sebagai produsen utama rumput laut dunia. 5.2.2.  Ekspor dan Impor Rumput Laut Indonesia
Ekspor rumput laut Indonesia di perdagangan dunia mengalami fluktuasi. Hal  ini  disebabkan  oleh  belum  stabilnya  perdagangan  rumput  laut  Indonesia  di
pasaran  internasional  karena  berbagai  hal  diantaranya  kualitas  rumput  laut Indonesia  yang  belum  memenuhi  standar  kualitas  yang  diinginkan  oleh  negara-
negara  importir  seperti  Jepang  dan  China,  sehingga  hal  tersebut  juga mempengaruhi ketidakstabilan harga rumput laut Indonesia yang semakin rendah.
Volume  eskpor  rumput  laut  Indonesia  periode  2005 –  2009  mengalami
fluktuasi akan tetapi semakin meningkat dengan rata-rata volume  ekspor sebesar 90 575 per tahun atau rata-rata peningkatan sebesar 14.19 persen per tahun.
Adapun negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia terlihat pada  Tabel 7 adalah China, Hongkong, Jepang,  Denmark, USA, Korea Selatan, dan Perancis,
Spanyol, Taiwan dan Inggris Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010. Tabel 7.  Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Negara Tujuan Tahun 2005-
2009
Negara Tujuan
Volume Ekspor Per Tahun Ton Total
2005 2006
2007 2008
2009
China
22 926 25 834
22 318 35 220
11 328  118 826
Jepang
8 060      8 145      7 878   9 210 8 780    43 073
Korea
5 143      8 843      8 421      5 513 3 629    31 549
Hongkong
8 385    10 674      8 890      6 070 2 114    37 133
Spanyol
4 736      7 431      6 451      9 766 4 364    33 870
Prancis
2 919      4 604      6 192      5 927 3 736    23 378
Denmark
3 754      3 125      4 098      5 348 4 077    20 402
USA
1 065      6 751      2 454      4 414 3 629    18 313
Taiwan
1 905      3 353      3 407      2 422 2 749    13 836
Inggris
1 932      2 948      3 499      1 900 2 395    12 674
Negara Lain
8 401    13 800    20 465    14 158     44 368  101 192
Tot. Ekspor
69 226    95 508    94 073    99 948 94 002
Sumber :  Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010a
                                            
                