dimana : HB  =  Harga Bayangan
HA =  Harga Aktual
3.1.4.4.  Harga Bayangan Nilai Tukar
Penetapan  nilai  tukar  rupiah  didasarkan  atas  perkembangan  nilai  tukar mata uang asing yang menjadi acuan US Dollar.
Menurut  Van  der  Tak  1982  dalam  Gettinger  1986,  bahwa  penentuan harga  bayangan  nilai  tukar  mata  uang  ditentukan  dengan  menggunakan  rumus
berikut : SER
t
= OER
t
SCF
t
Dimana : SER
t
: Nilai Tukar Bayangan RpUS OER
t
: Nilai Tukar Resmi RpUS SCF
t
: Faktor Konversi Standar Nilai    faktor  konversi  standar  yang  merupakan  rasio  dari  nilai  impor  dan  ekspor
ditambah pajaknya dapat ditentukan sebagai berikut : SCF
t
= Xt + Mt
Xt – Txt + Mt + Tmt
Dimana : SCFt
: Faktor konversi standar untuk tahun ke-t Xt
: Nilai ekspor Indonesia untuk tahun ke-t Rp Mt
: Nilai impor Indonesia untuk tahun ke-t  Rp Txt
: Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor untuk tahun ke-t Rp Tmt
: Penerimaan pemerintah dari pajak impor untuk tahun ke-t Rp
3.1.5.    Metode Alokasi Komponen Biaya Domestik dan Asing
Terdapat  dua  metode  pendekatan  dalam  pengalokasian  biaya  ke  dalam komponen  asing  dan  domestik,  yaitu  metode  pendekatan  langsung  Direct
Approach dan pendekatan total Total Approach.  Metode pendekatan langsung
mengasumsikan  bahwa  seluruh  biaya  input  yang  dapat  diperdagangkan  baik
impor  maupun  produksi  dalam  negeri  dinilai  sebagai  komponen  biaya  asing  dan dapat diperdagangkan apabila tambahan permintaan input tradable tersebut dapat
dipenuhi  dari  perdagangan  internasional.    Input  non  tradable  yang  berasal  dari pasar domestik ditetapkan sebagai komponen biaya domestik dan input asing yang
dipergunakan  dalam  proses  produksi  dihitung  sebagai  komponen  biaya  asing Monke and Pearson, 1989.
Sedangkan  pendekatan  total  mengasumsikan  setiap  biaya  input  tradable dibagi  kedalam  komponen  biaya  domestik  dan  asing,  dan  penambahan  input
tradable dapat  dipenuhi  dari  produksi  domestik  jika  input  tersebut  memiliki
kemungkinan  untuk  diproduksi  di  dalam  negeri.    Pendekatan  ini  lebih  tepat digunakan  apabila  produsen  lokal  dilindungi  sehingga  tambahan  input
didatangkan dari produsen lokal atau pasar domestik Monke and Pearson, 1989.
3.2. Analisis Sensitivitas
Sifat  dari  metode  Policy  Analysis  Matrix  PAM  yang  kaku  atau  statis, menyebabkan  tidak  bisa  dilakukannya  simulasi  untuk  kemungkinan  perubahan-
perubahan  pada  faktor  usahatani,  misalnya  perubahan  pada  variabel-variabel biaya  atau  penerimaan,  sehingga  untuk  mereduksi  kelemahan  dari  metode  ini
maka dilakukanlah analisis sensitivitas. Analisis  sensitivitas  merupakan  suatu  alat  dalam  menganalisis  pengaruh
resiko  yang  ditanggung  dan  ketidakpastian  dalam  analisa  proyek  Gittinger, 1986.        Analisis  sensitivitas  bertujuan  untuk  melihat  bagaimana  suatu  kegiatan
usahatani bila terjadi perubahan dalam perhitungan biaya atau manfaat.  Analisis ini  merupakan  suatu  teknik  untuk  menguji  perubahan  kelayakan  suatu  kegiatan
ekonomi  secara  sistematis  jika  terjadi  kejadian-kejadian  yang  berada  dalam perkiraan yang telah dibuat dalam perencanaan.
Analisis  sensitivitas  dilakukan  dengan  cara  mengubah  besarnya  variabel- variabel    yang  penting  yang  dapat  dilakukan  sendiri-sendiri  ataupun  dengan
mengkombinasikan variabel tersebut. Menurut Kadariah 1999, analisis sensitivitas dilakukan dengan cara : 1
mengubah  besarnya  variabel-variabel  yang  penting  dengan  suatu  persentase  dan menentukan seberapa sensitifnya hasil perhitungan terhadap perubahan-perubahan