KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT

kering ke Negara China secara besar-besaran, selain itu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri dalam negeri. Kebijakan pemerintah dengan menetapkan pajak ekspor tersebut berdampak terhadap volume ekspor yang menurun terutama ke negara China dan harga rumput laut dalam negeri menjadi rendah akibat banyaknya bahan baku rumput laut kering yang tidak terserap oleh pasar domestik akibat industri pengolahan rumput laut dalam negeri masih kurang. Oleh karena itu pada akhir tahun 2011 hingga sekarang, Kementerian perdagangan memutuskan untuk tidak memberlakukan kebijakan tersebut sehingga pajak ekspor rumput laut kering tetap nol persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak lagi intervensi dalam perdagangan output rumput laut, sehingga mekanisme harga rumput laut domestik lebih ditentukan oleh mekanisme pasar. Meskipun komoditi rumput laut termasuk dalam komoditi yang bebas tata niaga ekspornya, kebijakan yang penting mendapat perhatian adalah kebijakan tentang standar mutu produk. Kebijakan ini ditempuh untuk memenuhi keinginan negara-negara pengimpor rumput laut dari Indonesia sehingga sesuai standar yang ditetapkan. Kebijakan pemerintah dalam mengurangi hambatan non tarif seperti Sanitary dan Phynosanitary SPS serta Technical Barrier To Trade TBT yang terkait dengan regulasi teknis, standar dan prosedur konformitas dituangkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 59M-DAGPER2010 tentang penerbitan Certificate of Legal Origin CoLo untuk barang ekspor termasuk rumput laut. Sertifikat CoLo ini diterbitkan oleh Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan ini dalam rangka mencapai ekuivalen dengan peraturan negara tujuan ekspor. Kebijakan ini menyebabkan biaya kegiatan ekspor terutama biaya legalisasi dokumen ekspor menjadi tinggi dan membutuhkan waktu yang lama. 6.3. Kebijakan Revitalisasi Rumput Laut Indonesia merupakan salah satu negara eksportir rumput laut dunia, akan tetapi beberapa tahun terakhir ini mengalami kemunduran akibat semakin berkurangnya jumlah dan nilai ekspor rumput laut. Pencapaian produksi belum