Ekspor Rumput Laut Dunia
                                                                                Tabel  6  memperlihatkan  bahwa  Total  produksi  rata-rata  rumput  laut sebesar 122 133 ton per  tahun atau rata-rata peningkatan produksi sebesar 10.97
persen per  tahun 2005 – 2010.  Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
potensi sebagai produsen utama rumput laut dunia. 5.2.2.  Ekspor dan Impor Rumput Laut Indonesia
Ekspor rumput laut Indonesia di perdagangan dunia mengalami fluktuasi. Hal  ini  disebabkan  oleh  belum  stabilnya  perdagangan  rumput  laut  Indonesia  di
pasaran  internasional  karena  berbagai  hal  diantaranya  kualitas  rumput  laut Indonesia  yang  belum  memenuhi  standar  kualitas  yang  diinginkan  oleh  negara-
negara  importir  seperti  Jepang  dan  China,  sehingga  hal  tersebut  juga mempengaruhi ketidakstabilan harga rumput laut Indonesia yang semakin rendah.
Volume  eskpor  rumput  laut  Indonesia  periode  2005 –  2009  mengalami
fluktuasi akan tetapi semakin meningkat dengan rata-rata volume  ekspor sebesar 90 575 per tahun atau rata-rata peningkatan sebesar 14.19 persen per tahun.
Adapun negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia terlihat pada  Tabel 7 adalah China, Hongkong, Jepang,  Denmark, USA, Korea Selatan, dan Perancis,
Spanyol, Taiwan dan Inggris Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010. Tabel 7.  Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Negara Tujuan Tahun 2005-
2009
Negara Tujuan
Volume Ekspor Per Tahun Ton Total
2005 2006
2007 2008
2009
China
22 926 25 834
22 318 35 220
11 328  118 826
Jepang
8 060      8 145      7 878   9 210 8 780    43 073
Korea
5 143      8 843      8 421      5 513 3 629    31 549
Hongkong
8 385    10 674      8 890      6 070 2 114    37 133
Spanyol
4 736      7 431      6 451      9 766 4 364    33 870
Prancis
2 919      4 604      6 192      5 927 3 736    23 378
Denmark
3 754      3 125      4 098      5 348 4 077    20 402
USA
1 065      6 751      2 454      4 414 3 629    18 313
Taiwan
1 905      3 353      3 407      2 422 2 749    13 836
Inggris
1 932      2 948      3 499      1 900 2 395    12 674
Negara Lain
8 401    13 800    20 465    14 158     44 368  101 192
Tot. Ekspor
69 226    95 508    94 073    99 948 94 002
Sumber :  Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010a
Tabel  7  memperlihatkan  bahwa  Negara  China,  Jepang  dan  Korea merupakan negara tujuan ekspor terbesar berdasarkan volume ekspor rumput laut
Indonesia  di  negara  tujuan  ekspor  tersebut  sejak  tahun  2005-2009.    Akan  tetapi sebagian  besar  ekspor  rumput  laut  Indonesia  dalam  bentuk  bahan  baku  kering
raw material dan sebagian lagi untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan dalam negeri untuk dijadikan agar-agar.
Permintaan untuk ekspor yang tinggi dan terus meningkat mengakibatkan ketidakseimbangan  antara  ekspor  dengan  industri  pengolahan  dalam  negeri.
Industri  pengolahan  dalam  negeri  masih  kekurangan  bahan  baku  sehingga  perlu dilakukan  impor  dari  beberapa  negara  seperti  Jepang,  Korea,  Cina,  Eropa  dan
Amerika  Latin.        Umumnya  impor  rumput  laut  dilakukan  dalam  bentuk  yang telah  mengalami  pengolahan  lebih  lanjut  seperti  agar-agar.    Disamping  itu
terdapat beberapa jenis rumput laut yang tidak dapat tumbuh di perairan Indonesia seperti  jenis  Nori  Phorphyra  sp..      Rumput  laut  ini  diimpor  dan  dimanfaatkan
sebagai  edible  seaweeds  tidak  diekstrak,  yaitu  sebagai  pembungkus  makanan lemper  atau  langsung  dapat  dimakan  sebagai  penyedap  makanan.    Selain  itu,
Nori juga dimanfaatkan sebagai campuran berbagai obat-obatan.  Oleh karena itu,
impor  rumput  laut  adalah  pada  produk  akhir  seperti  karagenan,  alginat  ataupun agar-agar  Anggadiredja  dan  Achmad,  2009.    Impor  rumput  laut  jenis  lainnya
dan produk olahan seperti agar-agar dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel  8.    Perkembangan  Volume  dan  Nilai  Impor  Rumput  Laut  dan  Agar-Agar
Indonesia Tahun 2005-2009
No Tahun
Rumput Laut Jenis Lainnya Agar-Agar
Volume Kg
Nilai 1000 US
Volume Kg
Nilai 1000 US
1 2005
139 194 224 505
587 269 443 690
2 2006
216 756 294 952
594 643 712 963
3 2007
124 656 308 004
556 176 844 699
4 2008
36 730 253 708
383 765 391 694
5 2009
71 123 322 742
4 388 871 1 027 487
Pertumbuhan 9.08
12.33 251.86
46.96 Sumber :  Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010b
                                            
                