Daya Dukung Lahan Ruang Terbuka Hijau

2.7 Daya Dukung Lahan

Didalam suatu lahan, tentunya memiliki kekuatan dan titik maksimal dimana lahan tersebut mampu secara efisien dan efektif dapat menahan aktivitas didalamnya. Daya dukung adalah konsep dasar dalam pengelolaan sumber daya alam yang merupakan batas penggunaan suatu area yang dipengaruhi oleh berbagai faktor alami untuk daya tahan lingkungan misalnya makanan, tempat berlindung atau air.Menurut Nurisjah, Pramukanto dan Wibowo 2003, tujuan utama dari penilaian daya dukung ini adalah untuk mempertahankan atau melestarikan potensi rekreatif alami dari areal tersebut pada batas- batas penggunaan yang diperkenankan. Berikut rumus perhitungan jumlah pengunjung maksimaluntuk kebutuhan rekreasi menurut Nurisjah et al 2003 : Keterangan: DD : Daya Dukung A : Luas area yang digunakan untuk rekreasi mĀ² B : Luas area yang dibutuhkan oleh seorang pengunjung untuk berekreasi dengan tetap memperoleh kepuasan mĀ²individu Rf : Faktor Rotasi

2.8 Ruang Terbuka Hijau

Dalam merancang suatu kawasan perlu pertimbangan Ruang Terbuka Hijau RTH sebagai pendukung kenyamanan pengguna kawasan. RTH didefinisikan sebagai ruang terbuka yang pemanfaatannya lebih bersifat penghijauan oleh tanaman atau tumbuhan baik secara alamiah maupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya. Luasan RTH menurut Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ditetapkan bahwa RTH minimal harus memiliki luasan 30 dari luas total wilayah dengan proporsi 20 sebagai RTH publik. Penyediaan RTH diatur pula dalam peraturan menteri PU No: 05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Perkotaan dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan. Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, dan kawasan hijau pekarangan. RTH taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan sosial pada satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini dapat berbentuk RTH lapangan hijau yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, taman bermain anakbalita, taman bunga, taman khusus untuk lansia dengan berbagai macam tanaman, fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga. Manfat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas: 1. manfaat langsung dalam pengertian cepat dan bersifat tangible, yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan teduh, segar, sejuk dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual kayu, daun, bunga; dan 2. manfaat tidak langsung berjangka panjang dan bersifat intangible, yaitu pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah dan pelestarian fungsi lingkungan Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan dan taman kota adalah sebagai berikut: 1. tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah dan perakaran tidakMengganggu pondasi; 2. tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; 3. ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lainseimbang; 4. perawakan dan bentuk tajuk cukup indah; 5. kecepatan tumbuh sedang; 6. berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya; 7. jenis tanaman tahunan atau musiman; 8. jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yangoptimal; 9. tahan terhadap hama penyakit tanaman; 10. mampu menjerap dan menyerap cemaran udara; dan 11. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung. Secara ekologis RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan temperatur kota dengan pemilihan tanamanuntuk didalamnya. Bentuk-bentuk RTH perkotaan yang berfungsi ekologis antara lain seperti sabuk hijau kota, hutan kota, taman botani, sempadan sungai dan sebagainya. Secara sosial-budaya keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial maupun sarana rekreasi. Bentuk RTH yang berfungsi sosial-budaya antara lain taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, TPU, dan sebagainya. Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota, kebun-kebun bunga, dan jalur-jalur hijau di jalan-jalan kota. Sementara itu RTH juga dapat memiliki fungsi ekonomi, baik secara langsung seperti pengusahaan lahan-lahan kosong menjadi lahan pertanian atau perkebunan urbanagriculture dan pengembangan sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.

2.9 Pohon Sebagai Pereduksi Kebisingan dan Angin