Angkutan Jalan Raya TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan sistem kebutuhan akan transportasi mempengaruhi sistem prasarana transportasi melalui perubahan pada tingkat pelayanan di sistem pergerakan. Begitu juga perubahan sistem prasarana transportasi dapat mempengaruhi sistem kebutuhan akan transportasi melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas sistem pergerakan. Selain itu, sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas berperan penting dalam menampung sistem pergerakan agar tercipta sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah, handal, dan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhi sistem kebutuhan akan transportasi prasarana. Melalui keterkaitan tersebut terdapat beberapa individu, kelompok, instansi pemerintah serta swasta yang terlibat dalam setiap sistem transportasi mikro melalui. Kebijakan yang diambil tentunya dapat dilaksanakan dengan baik penegakan hukum yang baik. Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa pemerintah, swasta, dan masyarakat seluruhnya dapat berperan mengatasi kemacetan.

2.3 Angkutan Jalan Raya

1. Macam sub-sistem transportasi darat Menurut Warpani 1990, angkutan transportasi darat dapat dibedakan menjadi dua golongan dan masing-masing golongan masih dibedakan lagi menjadi beberapa sub yaitu : a. angkutan jalan raya angkutan umum bermotor dan angkutan umum non- motor; b. angkutan rel kereta api; c. angkutan kabelgantung; d. angkutan air-darat angkutan sungai dan danau. 2. Macam sub-sistem transportasi jalan raya a. Berdasarkan Jenis Angkutan 1 Angkutan Umum Bermotor Jenis angkutan ini adalah semua angkutan yang menggunakan mesin atau motor sebagai penggeraknya. Angkutan umum bermotor ini dibagi menjadi dua sub bagian yaitu angkutan umum bus dan non bus taksi, mikrolet dan sebagainya. Adapun angkutan umum bus yaitu sebagai berikut : a angkutan umum bus 1 Angkutan umum bus kota Angkutan umum bus kota merupakan sarana transportasi bagi penduduk kota tersebut. Angkutan ini mempunyai trayek tetap dan biasanya bus kota melayani daerah utama atau vital dari kegiatan kota. Pemberhentian awal dan akhir dari angkutan ini adalah terminal sedangkan pemberhentian tengah adalah halte bus. 2 Angkutan umum bus antar kota Angkutan ini merupakan sarana transportasi bagi penduduk atau orang yang berpergian ke luar kota. Biasanya angkutan bus antar kota mempunyai trayek tetap. Terminal merupakan titik awal dan akhir dari perjalanan. Angkutan umum bus antar kota ini dibedakan menjadi : a Berdasarkan jarak tempuh I. Bus cepat, angkutan umum bus yang jarak tempuhnya menengah jauh, yaitu antara 400 km- 1000 km ke atas. Lama waktu menunggu penumpang bus ini 30 menit sampai 1 jam. II. Bus non cepat, angkutan umum bus yang mempunyai jarak tempuh dekat menengah, yaitu antara 40 km- 400 km. Lama waktu menunggu penumpang di terminal biasanya 15 menit sampai 1 jam. b Berdasarkan tempat duduk yang tersedia dan dimensi kendaraan. I. Bus besar, angkutan umum yang mempunyai kapasitas antara 40-50 kursi dengan dimensi panjang 10 m, lebar 2,4 m dan tinggi 3 m. II. Bus sedang, angkutan umum yang mempunyai kapasitas 25-30 kursi dan dengan dimensi panjang 7,5 m, lebar 2,2 m, dan tinggi 2,5 m b Angkutan umum non-bus Angkutan umum non bus merupakan sarana transportasi dalam kota dan juga antar desa ataukota lain yang jaraknya relatif dekat, tetapi ada juga yang mempunyai jarak jauh seperti angkutan umum travel. Angkutan umum non bus ini antara lain taksi, mikrolet, dan station wagon travel dan non travel. c Angkutan umum truk Angkutan umum truk digunakan sebagai sarana transportasi barang. Biasanya trayek yang ditempuh sesuai dengan barang yang akan dikirim. Pemberhentian awal dan akhir biasanya terminal atau pangkalan dan agen. Pemberhentian tengah biasanya di sembarang tempat. 2 Angkutan umum non-motor Jenis angkutan ini adalah semua jenis angkutan umum yang tidak menggunakan mesin atau motor sebagai penggeraknya. Angkutan ini meliputi becak, andong, dan sebagainya. b. Berdasarkan area pelayanan 1 Angkutan dalam kota Semua jenis angkutan umum yang mewadahi atau melayani area perkotaan, jenis angkutan beragam, dan telah mempunyai trayek atau jalur-jalur yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah. Trayek menyebar ke seluruh bagian wilayah kota. Pemberhentian awal dan akhir adalah terminal sedangkan pemberhentian tengah biasanya di sembarang tempat atau di halte-halte. 2 Angkutan luar kota Jenis angkutan ini adalah angkutan bermotor yang melayani arah atau tujuan ke luar kota. Trayek telah ditetapkan sesuai dengan kota-kota tujuan. Trayek angkutan ini tersedia ke seluruh penjuru kota. Pemberhentian awal dan akhir adalah terminal. c. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 68 Tahun 1993 Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 68 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaran Umum, maka kendaraan umum transportasi dapat dikategorikan menjadi : 1 Bus Digunakan untuk transportasi antar kota jarak menengah dan jarak jauh. Pada kota-kota besar juga digunakan untuk angkutan dalam kota karena memiliki daya tampung yang cukup besar sehingga mengurangi kepadatan lalu lintas. Bus ini menggunakan jalur tertentu sesuai dengan izin trayek. Gambar 2. Bus besar Neufert, 2007 2 Mikrobus Digunakan untuk antar kota dengan jarak dekat sampai menengah. Selain itu, mikrobus juga sebagai sarana transportasi dari daerah sub urban ke kota. Pada kota besar mikrobus digunakan sebagai angkutan kota dengan melewati jalur tertentu sesuai dengan izin trayeknya. Gambar 3. Mikrobus Neufert, 2007 3 Minibus Digunakan sebagai angkutan dari daerah sub urban ke kota angkutan pedesaan. Angkutan jenis mikrobus ini sering digunakan untuk tujuan dalam kota. Selain itu, mikrobus digunakan pula sebagai angkutan antar kota dengan penumpang terbatas travel. 4 Taksi Digunakan sebagai alat transportasi dalam kota maupun antar kota dalam propinsi. Taksi tidak memiliki trayek tetap sehingga tujuannya disesuaikan dengan permintaan penumpang. Kapastas pengguna taksi sebanyak satu orang atau maksimal empat untuk mobil jenis sedan. Gambar 4. Taksi Neufert, 2007 Sebagai tambahan, jenis kendaraan yang tidak terdapat di dalam keputusan Menteri Perhubungan No. KM 68 Tahun 1993 antara lain adalah sepeda motor ojek yang digunakan sebagai alat transportasi lokal dan angkutan tradisional becak, dokar dan lain sebagainya.

2.4 Terminal Penumpang