4.1.8.3 Aktivitas Kendaraan
Kelompok aktivitas kendaraan di Terminal Baranangsiang dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. kelompok aktivitas bus
Kelompok aktivitas bus pada Terminal Baranangsiang dapat dibagi menjadi: a Kelompok bus Antar Kota Antar Propinsi untuk melayani
penumpang jarak jauh, b Kelompok bus Antar Kota dalam Propinsi dengan ukuran bus sedang yang melayani penumpang jarak sedang seperti Bogor-
Bandung, Bogor-Garut dan sebagainya, c Kelompok bus Antar Kota dalam Propinsi dengan ukuran bus kecil L-300colt untuk pelayanan jarak dekat
seperti Bogor-Tangerang, Bogor-Sukabumi, Bogor-Kp.Rambutan, dan sebagainya. Sirkulasi aktivitas bus di dalam terminal serta pintu masuk dan
keluarnya dapat dilihat pada gambar lampiran 3. 2.
kelompok aktivitas angkutan perkotaan Terminal untuk angkutan perkotaan terletak di sebelah barat Terminal
Baranangsiang. Keadaan eksisting terminal angkutan perkotaan di Terminal Baranangsiang ini bersatu dengan lokasi parkir kendaraan pribadi khususnya
motor pengguna terminal. Tempat pemberhentian angkutan perkotaan ini diisi dengan angkutan perkotaan dengan ijin trayek Terminal Barnangsiang-
Bubulak nomer trayek 03. 3.
kelompok aktivitas Sepeda Motor dan Mobil Pribadi Parkir pengunjung pada Terminal Baranangsiang berupa parkir untuk
sepeda motor yang letaknya berdampingan dengan tempat pemberhentian angkutan perkotaan. Parkir kendaraan roda empat belum tersedia secara
khusus di kawasan Terminal Baranangsiang. Sirkulasi kendaraan roda dua untuk parkir mengikuti sirkulasi angkutan perkotaan sedangkan untuk
sirkulasi roda empat mengikuti sirkulasi bus. Jumlah moda di Terminal Baranangsiang pada saat ini tidak sesuai dengan
ketersedian penumpang di lapangan, hal ini menyebabkan kerugian untuk para pengusaha otobus. Dalam sehari untuk bus-bus tujuan Bogor-Jakarta biasanya
menempuh satu rit perjalanan, padahal sebelum krisis ekonomi bus dapat
menempuh dua bahkan tiga rit dalam satu hari. Hal ini dikarenakan adanya penurunan penumpang dan jumlah bus yang tetap.
Pemberangkatan dan kedatangan bus pada saat ini bersifat commuter, dimana setiap kendaraan yang masuk ke Terminal Baranangsiang terlebih dahulu
maka bus itulah yang akan berangkat dahulu. Namun untuk memudahkan dalam pengecekan petugas UPTD, pihak bus diberikan kartu pengawas dimana para
awak bus wajib mengisi jam kedatangan dan keberangkatan busnya. Gambar 20 adalah gambaranaktivitas kendaraan di Terminal Baranangsiang.
Gambar 20. Bagan aktivitas armada AKAP, AKDP, dan angkottranspakuan
Selain dari aktivitas kendaraan diatas, direncanakan akan ada relokasi terminal bus Transpakuan dari Jalan Cidangiang ke Terminal Baranangsiang. Hal
ini dikarenakan banyaknya para pengguna terminal yang keluar terminal untuk menggunakan jasa Transpakuan dan mengakibatkan kemacetan dalam jalur
penyebrangan di Jalan Raya Pajajaran. Dari masalah yang telah dijelaskan diatas, hal yang perlu dilakukan adalah
pembatasan bus untuk menyesuaikan ketersediaan penumpang dan menyediakan ruang untuk moda Transpakuan sesuai dengan luas ruang yang sudah ada pada
saat ini. Dalam kasus pembatasan penumpang, diambil proyeksi waktu dalam 10 tahun kedepan dengan mencari jumlah kebutuhan armada dan menyesuaikan
luasan ruang di dalam terminal. Berdasarkan wawancara dengan salah satu Staf UPTD terminal, Bapak Sutrisno menjelaskan berdasarkan data yang ada di
lapangan, penumpang di dalam terminal yang melanjutkan perjalanannya dengan angkutan antar kota 20, angkutan dalam kota 15 Transpakuan, bus dan
mikrobus, angkutan perkotaan 45, taksi 5 dan kendaraan pribadi 15 sepedamotor 10 dan mobil 5. Gambar 21 merupakan bagan aktivitas
kendaraan taksi di Terminal Baranangsiang.
Gambar 21. Bagan aktivitas taksi
Terdapat tempat parkir sementara untuk angkutan perkotaan dengan ijin trayek 03 Bubulak-Baranangsiang. Terdapat shelter pemberhentian angkutan di
dalam emplasemen, namun saat ini fasilitas tersebut digunakan sebagai lahan parkir kendaraan roda dua. Hal ini menyebabkan luasan emplasemen berkurang
yang berdampak pula terhadap antrian parkir angkutan. Angkutan perkotaan relatif berkembang ditambah dengan terjadinya penurunan penumpang
sehinggamenyebabkan moda berhenti lama untuk mengangkut penumpang, terjadi kemacetan, dan rebutan penumpang. Untuk mengurangi dampak masalah ini,
perlu adanya penentuan kapasitas dan luas shelter khusus angkutan perkotaan dan fasilitas awak untuk beristirahat sejenak. Dalam pengamatan langsung serta
pengolahan data, intensitas penurunan penumpang oleh armada bus tertinggi terjadi pada sore hingga malam hari sedangkan intensitas terendah terjadi pada
saat pagi hari. Hal ini menjadi acuan sebagai perhitungan daya tampung parkir sementara dan jumlah angkutan perkotaan yang dapat beroperasi di Terminal
Baranangsiang.
Armada-armada bus di Terminal Baranangsiang memerlukan lahan parkir yang cukup luas. Kebutuhan akan pengunjung menjadi tujuan utama perusahaan
otobus di terminal. Adanya pengurangan pengunjung dengan kondisi armada yang relatif tetap, mengakibatkan terjadinya penumpukan armada dan tidak teraturnya
jadwal keberangkatan dan kedatangan suatu armada. Hal ini memicu perkembangan calo dan kriminalitas dalam mencari penumpang di terminal.
Armada yang beroperasi di Terminal Baranangsiang harus dikendalikan dan disesuaikan dengan pengunjung sehingga aktivitas kendaraan di terminal menjadi
efektif dan efisien. Untuk mengetahui jumlah armada yang harus dikendalikan, dicari terlebih dahulu jumlah armada dan jumlah penumpang. Pada kasus ini
diambil proyeksi 18 tahun kedepan yaitu tahun 2022. Dari data tersebut didapat jumlah bus AKAP proyeksi 18 tahun
kedepanyaitu tahun 2022 sebanyak 1.477 bushari. Berdasarkan hasil wawancara pihak pengelola terminal, kepadatan bus AKAP terjadi pada 06.00-10.00 dan
pukul 16.00-22.00 sekitar 10 jam. Kegiatan yang terjadi pada jam tersebut merupakan 50 dari kegiatan keseluruhan terminal sehari-hari.
Menurut hasil survey dan observasi lapang, bus AKAP berada di dalam terminal selama rata-rata 50 menit. Dalam waktu 50 menit tersebut, bus AKAP
memerlukan waktu10 menit untuk menurunkan penumpang, menunggu giliran berangkat sekitar 25 menit dan menaikkan penumpang sekitar 15 menit. Dalam 50
menit di dalam terminal terdapat bus AKAP sebanyak 62 bus. Selain perhitungan diatas, didapat juga jumlah bus untuk AKDP proyeksi
18 tahun kedepanyaitu tahun 2022 sebanyak 523 bushari. Berdasarkan hasil wawancara pihak pengelola terminal, kepadatan bus AKDP terjadi pada 06.00-
10.00 dan pukul 16.00-22.00 sekitar 10 jam. Kegiatan yang terjadi pada jam tersebut merupakan 50 dari kegiatan keseluruhan terminal sehari-hari sehingga
dapat dihitung jumlah bus pada saat jam sibuk yaitu sekitar 50 dikalikan dengan jumlah bus sehari 523 bushari dan dibagi dengan jumlah total jam sibuk sebanyak
10 jam sehingga didapatkan angka 26,2 busjam atau sekitar 26 busjam.
Menurut hasil survey dan observasi lapangan, bus AKDP berada di dalam terminal selama rata-rata 50 menit. Dalam waktu 50 menit tersebut, bus AKDP
membutuhkan waktu untuk menurunkan penumpang sekitar 10 menit, menunggu
giliran berangkat sekitar 25 menit, dan menaikkan penumpang sekitar 15 menit. Dalam 50 menit di dalam terminal terdapat bus AKDP sebanyak 22 bus, didapat
dari pembagian antara jumlah bus 26 busjam dengan 60 menit sehingga didapat jumlah bus sebanyak 0,4 busmenit. Selanjutnya jumlah bus per menit dikalikan
dengan 50 menit didapatkan jumlah bus sebanyak 22 bus. Menurut data yang didapat dari pihak pengelola, jumlah bus AKDP sebanyak 22 bus terdiri dari 60
mikrobus13 bus dan 40 bus biasa 9 bus. Tempat pemberhentian taxi saat ini di Terminal Baranangsiang terletak di
Jalan Raya Pajajaran tepatnya di depan sekolah MAN 1 Kota Bogor. Hal ini tentu mengurangi luas jalur Jalan Raya Pajajaran dan menghambat arus kendaraan dari
arah Ciawi menuju Kota Bogor. Selain itu, tidak sedikit pengunjung terminal yang menggunakan jasa taxi sebagai jasa angkutan alternatif jika jadwal keberangkatan
bus telat. Untuk mencegah hal tersebut, diperlukan ruang khusus taxi di dalam kawasan terminal.
Parkir kendaraan dibutuhkan sebagai tempat parkir sementara bagi pengantar, penjemput maupun para penumpang yang membawa motor ke
Terminal Baranangsiang. Parkir kendaraan di Terminal Baranangsiang terbagi menjadi dua yaitu parkir kendaraan roda empat dan roda dua. Namun pada saat
ini, lahan parkir yang tersedia hanya diperuntukan untuk kendaraan roda dua sedangkan untuk roda empat, parkir secara kondisional di area parkir sementara
armada bus. Selain mengurangi luas lahan parkir sementara bus, hal ini juga menyebabkan para awak bus merasa terganggu karena terkadang kendaraan
pribadi parkir tidak beraturan. Perlu adanya lahan parkir yang dapat mengakomodasikan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.
4.1.9 Pengaturan Penumpang