Konsep Grading Desain Development

sejarah. Titik ini didesain menggunakan konstruksi deck dengan memperhatikan ketinggian dari dasar tanah. Pada siang hari, di zona terminal basement membutuhkan penerangan yang cukup. Penerangan ini dapat diusahakan dengan memaksimalkan bukaan untuk menembuskan sinar matahari ke basement. Material kaca atau mika sangat memungkinkan untuk diinstalasi sebagai atap yang dapat menembuskan sinar matahari ke dalam basement.

e. Konsep Grading

Grading atau variasi ketinggian dalam suatu tapak dirancang untuk membedakan suatu ruang, elemen, struktur, dan drainase. Permainan grading di taman satelit diaplikasikan pada titik-titik untuk menikmati view keluar tapak. Penggunaan material dan elemen yang berbeda di zona taman satelit dipisahkan dengan perbedaan ketinggian.Pada tanaman yang memiliki perakaran dalam, perlu memodifikasi ketinggian tanah lebih tinggi dari sekitarnya. Permainan grading pada zona terminal dilakukan untuk mengalirkan air ke bak penampungan sementara terminal yang berada pada titik terendah. Perbedaan ruang dan jalur antara manusia dan kendaraan dibuat dengan ketinggian berbeda untuk manusia dibuat lebih tinggi dari kendaraan. Konsep grading dan konsep site furnituresecara spasial dapat dilihat padaLampiran 14. 4.3 Desain 4.3.1 Site Related Functional Diagram Pada tahap ini konsep dasar ruang, sirkulasi dan vegetasi sudah dapat dibentuk. Hubungan antara ketiga konsep tersebut dapat digambarkan dalam satu gambar kerja. Konsep ruang dibentuk dalam tiga zona yaitu, zona taman satelit, zona transisi dan zona terminal. Ruang pada zona taman satelit diantaranya ruang konservasi, edukasi, rekreasi, penerimaan, dan pembatas. Ruang pada zona transisi diantaranya ruang penunjang, pengelola, emplasemen, umum, dan pembatas sedangkan ruang pada zona terminal diantaranya ruang emplasemen, umum, awak bus, dan service. Sirkulasi yang terbentuk dibedakan menjadi tiga macam yaitu sirkulasi kendaraan pada level basement, level 1, dan sirkulasi manusia. Sirkulasi menggambarkan hubungan antar ruang pada masing-masing zona. Sirkulasi pada level basement sebelah timur dimulai 500 m dari mulut exit tol dengan sistem jalan bawah tanah. Di sebelah selatan terdapat parkiran motor level basement dan mobil level 1 yang dihubungkan dengan sirkulasi vertikal menggunakan ramp. Pada ruang umum seperti ruang kedatangan dan keberangkatan terdapat juga sirkulasi vertikal yang menghubungkan ke ruang emplasemen dan peron di zona terminal menggunakan escalatoruntuk manusia normal dan ramp untuk kaum difabel. Jenis vegetasi di kawasan terminal dibedakan menjadi 6 jenis yaitu vegetasi border, display, estetis, screen, penaung dan pengarah. Pada desain, vegetasi border lebih difungsikan untuk pembatas semu antar ruang. Vegetasi display dan estetis untuk menyambut pengguna terminal di beberapa titik seperti titik penerimaan. Vegetasi screen difungsikan untuk menutup beberapa titik aktivitas di emplasemen dan tembok diluar ruang terminal, sebagai penahan angin dan penyerap polutan sebelum udara keluar terminal. Vegetasi penaung untuk meredam sinar dan kilauan matahari di parkiran dan di ruang tertentu. Vegetasi penaung juga dipakai untuk kategori tanaman konservasi untuk ruang konservasi. Penempatan vegetasi pada zona taman satelit disesuaikan dengan kolom dan tidak memberikan beban besar pada beton. Vegetasi pengarah lebih difungsikan sebagai pengarah kendaraan dan manusia kesuatu titik penting. Penggambaran Peta Site related functional dapat dilihat pada lampiran 15. Zonasi 1 Zona Taman Satelit Ruang Penerimaan. Ruang penerimaan di Zona satelit dibagi menjadi tiga ruang. Ruang penerimaan utama terdapat di depan terminal sebelah timur dengan posisi tengah tepat dengan mulut Pintu Tol Jagorawi. Pintu kedua dikhususkan untuk pengunjung yang membawa kendaraan bermotor parkiran sedangkan pintu ketiga terdapat di area emplasemen transpakuan. Semua ruang penerimaan berfungsi untuk memberikan salam selamat datang dan selamat jalan. Ruang Rekreasi. Ruang rekreasi yang terdapat di zona satelit ini memiliki fungsi yang sama seperti Kebun Raya Bogor dimana elemen utama dalam rekreasi merupakan tanaman konservasi. Ruang Konservasi. Ruang konservasi yang terdapat di zona satelit ini memiliki fungsi yang sama seperti Kebun Raya Bogor. Tanaman konservasi ini dapat menjadi bahan penelitian bagi pelajar-pelajar Kota Bogor. Ruang Edukasi. Ruang edukasi dikhususkan bagi para anak-anak yang ingin mengetahui kesejarahan Kota Bogor secara umum. Selain belajar mengenai sejarah, sosial, dan budaya kota Bogor, para pelajar juga dapat mempelajari ilmu transportasi dan lalu lintas secara umum karena mereka dapat melihat langsung keadaan transportasi Kota Bogor di Terminal Baranangsiang. Ruang Pembatas. Ruang pembatas berfungsi sebagai batas baik bersifat semu, fisik maupun spasial. Batasan ini untuk memperjelas kegunaan suatu ruang dan memberikan keamanan bagi pengguna taman. Pada zona ini harus diperhatikan mengenai daya dukung untuk area rekreasi untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Kegiatan rekreasi di taman satelit diantaranya piknik dan site view. sehingga untuk menghitung daya dukung menggunakan rumus pada halaman 26. Dari data yang dianalisis jumlah pengunjung pengguna terminal sebanyak 20.608 oranghari dan diasumsikan yang menggunakan taman satelit sebesar 50 yaitu 10.304 oranghari. Kawasan taman satelit memiliki luas 22.207 m² dengan jenis wisata berupa piknik dan site view. Site viewdi zona taman satelit seluas 5.748 m² dan sisanya rekreasi piknik dengan luas 16.459 m². Luas standar yang dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitas piknik adalah 10 m²individu dan site view dengan standar ruang manusia beraktivitas seluas 1,25 m² Neufert, 2007. Dalam sehari, aktivitas yang ada di taman satelit memiliki perputaran rotasi sebanyak 1 kali, sehingga faktor rotasi dari aktivitas piknik dan site viewdi taman satelit ini adalah 1. Dari data yang ada diatas maka daya dukung untuk aktivitas rekreasi piknik sebanyak 1.646 oranghari dan aktivitas site view sebanyak 4.599 oranghari. 2 ZonaTransisi Ruang Penunjang. Ruang penunjang seperti ATM, telepon umum, wartel, mushola, toko atau kios, warnet dan food court difungsikan untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung taman dan terminal. Ruang penunjang ini peletakannya diantara zona taman satelit maupun terminal. Ruang Pengelola. Ruang pengelola seperti menara pengawas, media informasi, kantor, dan lain sebagainya mengawasi aktivitas di terminal dan melayani kebutuhan pengunjung yang berada di taman satelit sebagai penunjang aktivitas terminal. Ruang Emplasemen. Ruang emplasemen merupakan kebutuhan ruang yang ada di zona terminal, namun beberapa ruang emplasemen ada yang terletak di zona satelit. Hal ini untuk memudahkan pengunjung. Ruang emplasemen diantaranya adalah ruang parkir kendaraan pribadi dan ruang emplasemen bus transpakuan. Ruang Umum. Ruang umum adalah suatu fasilitas utama terminal bagi pengunjung. Ruang umum seperti ruang tunggu keberangkatan dan kedatangan, ruang informasi, ruang kesehatan, dan tiket bus terdapat di zona taman satelit. Namun ada beberapa ruang seperti ruang peron kedatangan dan peron keberangkatan terletak di zona terminal. Ruang Pembatas. Ruang pembatas berfungsi sebagai batas baik bersifat semu, fisik maupun spasial. Batasan ini untuk memperjelas kegunaan suatu ruang dan memberikan keamanan bagi pengguna ruang.Gambar 30merupakan konsep zonasi antara zona taman satelit dan zona transisi. Gambar 30. Ruang di zona taman satelit dan transisi 3 Zona Terminal Ruang Emplasemen. Ruang emplasemen di zona terminal ini dikhususkan bagi armada-armada bus Terminal Baranangsiang. Ruang-ruang tersebut diantaranya adalah ruang kedatangan, parkir sementara dan keberangkatan dari bus AKAP, kedatangan untuk penumpang, parkir sementara dan keberangkatan bus AKDP, parkir angkutan perkotaan dan taksi sehingga tidak ada pengunjung terminal di ruang emplasemen. Pengunjung yang turun ke zona terminal hanya dikhususkan bagi yang ingin menaiki bus tujuannya. Ruang Umum. Ruang umum adalah suatu fasilitas utama terminal bagi pengunjung, Ruang umum yang terdapat di zona terminal diantaranya adalah ruang peron keberangkatan, kedatangan armada, dan lain sebagainya. Ruang Awak Bus. Ruang ini dikhususkan bagi awak bus armada seperti ruang istirahat, kantin, toilet, kamar mandi dan penginapan. Selain itu awak bus juga dapat bergerak ke zona satelit untuk menyegarkanpikiran. Ruang Service. Ruang service adalah sebagai fasilitas penambah untuk menunjang aktivitas terminal. Ruang service ini diantaranya bengkel, ruang peralatan, ruang electrical mechanical,gudang, pompa BBM dan BBG, menara air, toilet, dan sanitasi limbah.Gambar 31merupakan konsep zonasi ruang pada zona terminal. Gambar 31. Ruang di zona terminal

4.3.2 Concept Plan

Proses konsep plan menuangkan konsep dasar dan konsep desain. Dalam penggambarannya vegetasi sudah berupa jumlah dan simbol umum sedangkan bangunan sudah terlihat peletakkannya dan telah tercipta ruang-ruang yang khusus. Di dalam penggambaran level basement untuk aktivitas terminal dan level 1 untuk aktivitas taman, ditambahkan rencanakonsep kolom untuk menentukan titik titik penanaman vegetasi yang memiliki beban besar. Penggambaran bentuk keseluruhan masih belum berskala sehingga ukuran dan luas yang dibutuhkan masih dapat berubah pada proses desain selanjutnya. Hasil analisis tapak menunjukan adanya pergerakan angin dari arah timur menuju barat Tol Jagorawi menuju Sungai Ciliwung. Kelebihan ini dapat difungsikan sebagai sirkulasi angin pada level basement sehingga blower tidak perlu ditambahkan di level basement. Angin dan sumber bising yang datang dari arah timur direduksi dengan vegetasi sehingga pengguna tapak dapat merasa nyaman di dalam tapak khususnya di level 1. Adanya pergerakan matahari dari pagi hingga sore dapat dimanfaatkan sebagai sumber penerangan untuk level basement. Dalam hal ini dibutuhkan material transparan agar sinar matahari dapat masuk kedalam ruangan. Mika yang dibentuk dengan bentukan kubah sangat berpotensi untuk diinstalasi kedalam ruang untuk memanfaatkan energi matahari. Kebisingan di dalam terminal mencapai 84 db selain itu polusi yang dihasilkan saat ini masih mencemari lingkungan pemukiman masyarakat, hal ini sangat mengganggu aktivitas manusia disekitar apalagi Terminal Baranangsiang berbatasan langsung dengan pemukiman masyarakat khususnya disebelah barat. Sepanjang selatan hingga utara tapak ditanamai vegetasi yang memiliki daya serap polusi dan bising yang tinggi untuk meminimalisir dampak negatif keadaan tersebut. View ke arah selatan tapak dapat langsung terlihat pusat kota kerajaan Pajajaran dengan background Gunung Salak sebagai ciri khas Kota Bogor dan sungai besar yaitu Sungai Ciliwung jika dilihat dari ketinggian tertentu. Pemandangan tersebut dalam tapak eksisting terlihat pada 5m dari permukaan tanah namun masih terhalang oleh bangunan tinggi sekitar. Dalam perancangan tapak saat ini, ketinggian level basement dan level 1 mencapai 10 m. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi bus tingkat dan ketebalan beton untuk menampung tanah taman dalam roof garden. Dalam ketinggian itu terlihat jelas suasana Kota Bogor bagian timur seperti Sukasari, Empang dan Batutulis. Sirkulasi di dalam taman satelit mengacu pada filosofi senjata kujang khas Kota Bogor. Sirkulasi dibuat bercabang dengan tujuan yang berbeda dan dilengkapi dengan unsur lingkaran sebagai lambang cincin dari senjata kujang. Sirkulasi di dalam tapak berujung dengan tujuan yang berbeda. Tujuan pertama untuk mengantarkan pengunjung ke spot terminal angkutan perkotaan sebagai akhir dari perjalanan sedangkan tujuan kedua untuk mengantarkan pengunjung ke spot tertinggi untuk dapat melihat tapak secara keseluruhan dan juga Kota Bogor bagian timur. Lingkaran yang menyatu dalam sirkulasi berfungsi untuk menempatkan vegetasi penaung yang ditempatkan tepat diatas kolom dan dapat menggambarkan bentuk cincin di dalam senjata kujang. Konsep berupa spasial dari rancangan ini dapat dilihat pada lampiran 14. Diperlukan penampungan sampah besar sebelum diangkut keluar terminal. Penampungan sampah tersebut diletakkan di ruang service. Sampah-sampah pada taman satelit dikumpulkan di satu area yang selanjutnya akan disalurkan ke zona terminal untuk diangkut ke penampungan sampah melalu lubang vertikal Gambar 32. Gambar 32. Tempat penampungan sampah Saluran drainase menjadi masalah serius yang ada di kawasan Terminal Baranangsiang. Drainase di kawasan terminal tidak dibuang langsung ke saluran kota yang ada diluar terminal melainkan ditampung di bak untuk proses sanitasi yang bertujuan untuk meminimalisir overflow pada drainase kota. Bak sanitasi berada di ruang service dan memiliki dasar tanah dengan ketinggian lebih rendah dari sekitarnya yaitu di ketinggian 255 mdpl atau +1 dari ketinggian yang ada di terminal. Penjelasan secara spasial mengenai konsep limpasan air dapat dilihat pada gambar 33. Gambar 33. Sirkulasi air di dalam maupun luar terminal Untuk mengetahui bentuk serta dimensi panjang, lebar dan kedalaman bak penampung, harus diketahui debit di terminal dan volume air setiap satu kali hujan. Dari perhitungan menggunakan perhitungan Gumbel mengenai volume limpasan air hujan, diketaui debit sebesar 13,7 m³jam maka jika panjang dan lebar bak penampung masing-masing 50 m dan 35 m didapat kedalaman yang diperlukan yaitu sedalam 14 m. Penjelasan secara spasial mengenai concept plan zona atas taman satelit dapat dilihat padaGambar 34 dan zona bawah terminalpada Gambar 35. Kota Bogor memiliki jenis tanaman yang tergolong khas. Tanaman ini diantaranya adalah Angsana, Flamboyan dan Kenari. Ketinggian tanaman ini dapat mencapai 45 m untuk Kenari. Ketiga tanaman ini perlu ditanam di taman satelit sehingga taman memiliki salah satu tanaman yang ada di Kebun Raya Bogor untuk menjadi daya tarik pengunjung. Tanaman dengan perakaran yang kuat dan beban yang berat, tidak memungkinkan untuk ditanam di level 1 zona taman satelit sehingga tanaman tetap ditanam di level basement dan disediakan lorong vertikal untuk menembus dasar tanah level 1. Ilustrasi mengenai konsep tersebut dapat dilihat pada gambar 36. 87 Gambar 34. Concept plantaman satelit 88 Gambar 35. Concept plan terminal Gambar 36. Konsep penanaman pada pohon kenari Terdapat koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor yang dapat ditanam di taman satelit. Area yang banyak dikunjungi di KRB adalah area yang luas hamparan rumputnya, cukup teduh dan memiliki kualitas visual yang menarik dan alami serta terdapat atraksi air. Area tersebut juga memiliki kesejukan dan teduh sepanjang hari yang membuat pengunjung dapat berlama-lama di area rekreasi. Ruhiyat, 2008.Koleksi tanaman Kebun Raya Bogor yang menarik, lengkap, dan menonjol diantaranya adalah tanaman air, tanaman obat, tanaman buah, tanaman hias, anggrek, palem-paleman, dan bambu ditambah tanaman-tanaman konservasi untuk media penelitian. Tanaman air yang dilengkapi dengan atraksi air membuat pengunjung merasakan kesejukan di area rekreasi. Tanaman obat dan tanaman hias memiliki perakaran yang pendek dan sangat tepat diaplikasikan pada konstruksi roof garden. Tanaman buah merupakan salah satu koleksi yang diminati para pengunjung di KRB Ruhiyat, 2008. Koleksi tanaman anggrek adalah koleksi tanaman yang sering dikunjungi oleh kaum wanita di KRB dengan pembuatan fasilitas rumah kaca sebagai media penyimpanan koleksinya. Pemilihan tanaman palem-paleman adalah untuk membuat suasana welcomearea pada sisi Selatan tapak menjadi lebih atraktif. Tanaman bambu yang diletakkan di area ini diharapkan mampu memberikan kesan kedaerahan serta membatasi view pengunjung ke arah parkir sementara bus. Tanaman konservasi yang diletakkan di sebelah Utara bertujuan untuk memberikan introduksi akan sebagian keragaman hayati yang ada di KRB. Data Kepadatan Pengunjung di Area Koleksi Tanaman Kebun RayaBogor sepuluh tertinggi dan sepuluh terendah dalam 1 Hari dapat dilihat pada lampiran 16. Pada perancangan taman satelit, koleksi ini dapat ditanam dan dijadikan introduksi Kebun Raya Bogor untuk pengunjung terminal khususnya pendatang dari luar Kota Bogor. Blok area kumpulan pohon di taman satelit dapat dilihat pada gambar 37. Gambar 37. Blok lokasi kumpulan pohon di taman satelit

4.3.3 Site Plan

Site Plan adalah kesimpulan dari suatu konsep dan proses desain. Dalam site plan sudah terdapat nama jenis tanaman yang dibutuhkan. Jenis tanaman, elevasi permukaan, material, dan furniture yang dibutuhkan semua disatukanmenjadi satu gambar yaitu gambarsite plan. Pada proses ini, bentuk dari suatu ruang dan tanaman sudah ditentukan dengan skala. Di dalam perancangan gambar site plan sudah terdapat elevasi tanah yang dibutuhkan. Jenis-jenis tanaman sudah ditentukan dan sudah memiliki spesifikasi yang dibutuhkan. Peletakan tanaman dalam konsep sudah ditentukan penempatannya serta penggunaannya.Untuk lebih detail mengenai site plan dan perspektifnya masing-masing dapat dilihat pada gambar 38 dan 39 sedangkan blow up site plan dapat dilihat pada lampiran 17. Gambar 38. Site Plan 91 Desain Terminal Baranangsiang Zona Terminal Desain Keseluruhan Terminal Barnangsiang Gambar 39. Perspektif 92 Di dalam taman satelit terdapat beragam koleksi tanaman. Diantaranya taman palem-paleman yang terdapat di sebelah selatan tapak sebagai taman welcome area. Tanaman buah-buahan yang memiliki berat yang besar ditempatkan di selatan tapak dan diatas lokasi parkir kendaraan roda dua. Di dalam ruang parkir terdapat kolom-kolom sebagai penopang beban diatasnya. Kondisi seperti ini dimanfaatkan untuk peletakan koleksi tanaman buah. di sebelah utara terdapat rumah kaca yang dimanfaatkan untuk koleksi anggrek. Koleksi tanaman air terdapat di taman lalu lintas dan bersebelahan dengan ruang penginapan. Peletakan koleksi ini berfungsi juga untuk mendukung taman lalu lintas yang rata-rata penggunanya adalah anak-anak. Selain itu, permainan air di lawn area dapat menambah kesejukan dan kenyamanan pengguna. Pemilihan jenis tanaman yang perakarannya tergolong pendek dikhususkan untuk ditanam pada area roof garden. Koleksi-koleksi yang memiliki perakaran yang pendek diantaranya adalah koleksi tanaman obat dan tanaman hias. Koleksi tanaman obat lokasinya berdampingan dengan rumah kaca sedangkan tanaman hias berada di sepanjang jalur pedestrian menuju transpakuan dan terminal angkutan perkotaan. Jenis tanaman konservasi terletak disebelah utara tapak. Jenis tanaman ini memiliki perakaran yang kuat sehingga tidak memungkinkan berada area roof garden. Area untuk penanaman tanaman konservasi berada pada area yang diurug tanah dan dinding area dibatasi dengan retaining wall. Pada zona terminal penanaman didominasi dengan tanaman penaung dan pengarah. Tanaman penaung diletakkan di parkiran kendaraan sementara sedangkan tanaman pengarah diletakkan di sepanjang jalur bus dan sirkulasi manusia pengelola dan awak bus.

4.4 Desain Development

Pada tahap ini dihasilkan tiga gambar yaitu gambar potongan basemap potongan dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 143, gambar rencana penanaman lampiran 19, dan gambar hard dan soft material yang dibutuhkan Lampiran 19 halaman 153. Di dalam gambar potongan terdapat detail dari sebuah konstruksi-konstruksi yang digunakan pada desain terminal maupun taman satelit lampiran 18 dan gambar detail spot yang mengilustrasikan rancangan terminal di titik-titik tertentu Lampiran 18 halaman 149 sebagai keyplan dan halaman 150 sebagai detail spotnya. Dalam merancang konstruksi pagar,retaining walllampiran 18 halaman 144,dinding bangunan, pondasi bangunan, tangga, pedestrian, dan curb mengacu pada Harrisdan Dines 1988. Pagar pada zona terminal dominan terdapat di ruang service khususnya di pedestrian. Pagar menggunakan desain minimalistempa merk dagang dengan bahan dasar stainless steelagar tidak mudah berkarat karena terkena air hujan sedangkan pagar yang terdapat di zona taman satelit menggunakan tema „tua’ yang dapat menggambarkan kekolonialan Kota Bogor dengan bahan dasar stainless. Dinding bangunan menggunakan bata ringanhebelagar beban yang ditopang kolom tergolong ringan pada zona taman satelit dan dinding bangunan dengan tipe pondasi telapak pada zona terminal.. Pemilihan jenis pondasi telapak pada bangunan dikarenakan permukaan tanah yang tidak rata. Retaining wall sebagai penahan urukan tanah yang menjulang vertikal dari zona terminal hingga taman satelit menggunakan tulangan dengan diameter 16-18mmLampiran 18 halaman 146. Di beberapa bagian retaining wall di ruang service zona terminal terdapat lampu spot led untuk penerangan. Terdapat hubungan ruang antara ruang emplasemen terminal dengan ruang service yang dihubungkan tangga dengan beda ketinggian 1,5 m. Menurut Booth 1983, dalam mendesain satu bidang tangga, terdapat beberapa bagian yang harus diketahui dan digunakan yaitu step, riser, landing dan platform. Step adalah bidang datar anak tangga tempat pijakan kaki, riser merupakan bagian vertikal dari anak tangga, landing adalah level area diantara dua seri tangga yang memiliki luas lebih dari step dan riser, platform adalah bidang horizontal yang dihubungkan dengan tangga. Penjelasan secara spasial berupa potongan dapat dilihat pada gambar 40. Konstruksi pedestrian pada perancangan terminal dibagi menjadi dua, pedestrian dengan menggunakan deck dan paving sebagai material pembentuknya finishing. Konstruksi pedestrian dengan menggunakan paving dilapisi dengan setting bed berupa pasir lampiran 18 halaman 145. Material yang digunakan pada pedestrian berbeda-beda pada setiap ruang. Material yang digunakan pada zona taman satelit diantaranya pecahan batu yang disusun mozaik, mozaik hitam, tru paving blockdan parquet pada pedestrian dengan konstruksi deck. Sign System Pada zona terminal merupakan rambu petunjuk jurusan bus dan rambu penegas yang menyatakan petunjuk arah. Papan petunjuk berwarna hijau dengan lambang dan tulisan berwarna putih. Rambu petunjuk menggunakan huruf kapital pada huruf pertama, dan seterusnya menggunakan huruf kecil danatau seluruhnya menggunakan huruf kapital atau huruf kecil. Rambu ditempatkan pada sisi jalan, pemisah jalan atau tepat di atas jalan sebelum area peringatan dengan jarak maksimum 50 meter. Selain itu, detail konstruksi yang ada di dalam gambar potongan meliputi curb, retaining wall, aspal, tangga, drainase utama dan sub drainase, pedestrian,water featureLampiran 18 halaman 144, lighting, roof gardenGambar 41, vertikal garden, mika, parkir bertingkat menggunakan beamGambar 42, dan deckGambar 43. Potongan melintang seluruh kawasan dapat dilihat pada gambar 44. Gambar 40. Konstruksi tangga, drainase utama, pedestrian dan jalur kendaraan Gambar 41. Konstruksi roof garden dan vertikal garden pada zona taman satelit Gambar 42. Konstruksi parkir bertingkat kendaraan roda empat Gambar 43. . Konstruksi deck Gambar 44. Potongan keseluruhan terminal baranangsiang Pada gambar desain penanaman terdapat jumlah tanaman yang dibutuhkan serta keragaman jenis vegetasi di dalam terminal. Gambar kebutuhan soft dan hard material menampilkan informasi mengenai material yang digunakan dalam bentuk foto. Rencana penanaman yang digambarkan di desain development menampilkan nama tanaman dan jumlah yang dibutuhkan di setiap titik. Rencana penanaman pada kawasan ini membutuhkan 3.640 tanaman dari 80 jenis tanaman. Kategori dan jenis tanaman yang digunakan di zona satelit sebagian mengadopsi tanaman dari Kebun Raya Bogor. Ruang-ruang di zona taman satelit diantaranya adalah ruang emplasemen parkiran, ruang rekreasi, ruang umum dan penginapan, ruang edukasi, welcome area, ruang-ruang pembatas, ruang penunjang, dan ruang konservasi. Ruang emplasemen parkiran menggunakan dua varietas tanaman yaitu Bauhinia blakeana dan Veitchia merilii. Ruang rekreasi diantaranya terdapat kumpulan tanaman palem, buah, tanaman obat keluarga, bambu, tanaman hias, dan rumah anggrek. Taman palem memiliki 10 varietas yaitu Bismarckia nobilis, Caryota mitis, Chrysalidocarpus lutescens, Cyatostachys lakka, Dypsis lucubensis, Licuala grandis, Livistonia chinensis, Livistona muelleri, Livistona rutondifolia dan Phoenix roebelenii. Jenis tanaman palem ini memiliki bentuk yang menarik dan sangat cocok dihadirkan berdekatan dengan welcome area sebelah selatan terminal. Selain itu tanaman palem diletakkan di luar area konstruksi roof garden untuk mengurangi resiko kebocoran yang disebabkan oleh perakaran palem pada konstruksi beton. Taman buah terdapat 7 varietas yaitu Artocarpus heterophyllus Lmk., Citrus reticulate blanco, Diospyros blancoi, Euginia aquea, Mangifera indica L., Muntingia calabura dan Nephelium lappaceum L. Taman bambu memiliki 6 varietas yaitu Bambusa multiplex, Bambusa polymorpha, Bambusa ventricosa, Bambusa vulgaris, Gigantochloa antroviolacea dan Phyllostachys nigra. Kumpulan tanaman obat keluarga memiliki 10 spesies yaitu Ageratum conyzoides L, Celosa cristata L., Curcuma xantorrhiza Roxb., Cyperus rotundus L., Gardenia jasminoides Ellis., Gynura segetum, Mentha arvensis L., Orthosiphon aristatus BL.Miq., Portulaca oleracea L. dan Zingiber offichinale Rocs. Kumpulan tanaman hias memiliki 9 spesies yaitu Antirrhinum majus, Carex morrowii, Cocos nudvera var., Durant asp., Erythrina crista-Galli, Heliconia chatacea, Pandanus amaryllifolius, Plumera acutofolia dan Ravenala madagascariensis. Ruang umum memiliki fasilitas-fasilitas untuk pengunjung seperti penginapan dengan pembatas Syzingium antiception dan Acrocapus fraxinifolius di emplasemen kedatangan. Di ruang edukasi terdapat tanaman Point of Interest, penaung, dan kumpulan tanaman air. Tanaman yang menjadi point of interest yaitu Livistonia chinensis dan tanaman penaung Delonix regia sedangkan untuk kumpulan tanaman air yaitu Alisma plantago, Nymphaea stellatas dan Typha angustifolia. Pada ruang welcome area membutuhkan tanaman yang dapat menjadi pusat perhatian mata pengunjung diantaranya yang digunakan adalah Livistonia chinensis, Livistonia muelleri, Ravenala madagascariensis dan Pandanus pygmaeus. Pada ruang pembatas antar ruang-ruang di zona taman satelit menggunakan tanaman-tanaman seperti cupressus sempervirens, Polyalthia longifolia, Bambusa vulgaris dan Thuja orientalis. Tanaman di ruang penunjang umumnya sebagai penaung dan pemberi aksen terhadap pandangan pengunjung. Tanaman tersebut adalah Acrocarpus fraxinifolius dan Syzingium antiception. Pada ruang konservasi, didominasi dengan tanaman-tanaman besar yang memiliki daun lebat dan batang yang kuat. Tanaman tersebut diantaranya yaitu Aegle marmelos, Baros manglietia glauca, Canarium commune, Cassia fistula, Chrysophyllum cainito, Crescentia cujete, Cybometra cauliflora, Delonix regia, Diplospora singularis, euginia jaboticaba, Glicosmis cochinensis dan Pterocarpus indica. Pada zona terminal diutamakan penanaman tanaman sebagai penunjuk arah dan naungan untuk emplasemen parkir sementara. Selain itu, tanaman- tanaman yang memiliki daya tarik perlu ditambahkan untuk ruang welcome area dan point of interest. Tanaman penaung di zona terminal yaitu Bauhinia blakeana, Callistemon citrinus, Cassia fistula dan Mimushop elengi L. Sedangkan tanaman untuk penunjuk arah diantaranya Brownea grandiceps, Cinnamomum sp., Justicia spicigera dan Veitchia merilli. Tanaman lainnya yang ada di zona terminal yaitu Averhoa carambola, Syatostachys lakka, Fucrea Heliconia rostrata, Imperata cylindrical, Juniperus cinensis, Ravenala madagascariensis, Pandanus amaryllifolius, Pandanus pygmaeus, Pachystachys lutea, Plumera acutofolia, Polyalthia longifolia dan Pilodendron.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Perluasan terminal secara horizontal dan vertikal menjadikan terminal memiliki fasilitas yang layak sebagai terminal Tipe A. Perluasan secara horizontal dengan penataan sirkulasi sistem tunggal, parkir yang terorganisir dan ruang- ruang yang ditata sesuai dengan daya dukung lahannya akan meningkatkan kualitas aktivitas di Terminal Baranangsiang, sedangkan perluasan secara vertikal menambahkan fungsi terminal sebagai taman satelit Kebun Raya Bogor sebagai welcome area yang memiliki keanekaragaman tanaman. Pemisahan ruang lanskap terminal dengan taman satelit secara vertikal menciptakan suasana terminal yang berbeda dengan terminal lain yang ada di Indonesia. Penggunaan konsep kebudayaan suku sunda dalam merancang lanskap taman satelit di Terminal Baranangsiang, serta penggunaan material-material dalam penyusunannya yang mencerminkankesejarahan Kota Bogor membuat pengunjung terminal dapat merasakan karakter Kota Bogor secara umum dalam waktu yang singkat. Potensi ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan, keamanan serta ketertarikan masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi darat moda bus atau sekedar mengunjungi taman satelit KRB.

5.2 Saran

Perancangan desain Terminal Baranangsiang ini dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan pembangunan Terminal Baranangsiang dan menjadi acuan prototype bagi pengembangan terminal di kota-kota lain di Indonesia. Selain itu pengembangan desain yang berkarakter kebudayaan Sunda harus diutamakan untuk membuat ciri khas pada terminal sendiri.