Drainase dan Hidrologi Inventarisasi, Analisis, dan Sintesis .1Aspek Legalitas

merah kekuningan, termasuk horizon B yang kaya dengan sesquioksida berwarna tercerah, tekstur halus, struktur remah sampai gumpal lemah, konsisitensi gembur sampai agak teguh, tata air dan tata udara sangat baik, permeabilitas dan drainase sedang sampai agak cepat, tanah bereaksi agak masam, kadar zat organik dan zat hara tanaman rendah sampai agak tinggi, cadangan mineral rendah sampai sangat rendah, kadar fraksi liat agak tinggi sampai tinggi. Soepardi 1983 menyebutkan bahwa tanah latosol mempunyai produktivitas yang baik dan relatif lebih subur daripada jenis tanah lainya di Indonesia. Selain itu granular yang terbentuk dapat merangsang drainase dalamdengan baik, sehingga memudahkan tanah tersebut meyerap air.Penamaan jenis dan macam tanah dengan sistem FAOUNESCO menyebutkan bahwa Latosol adalah jenis Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 , remah sampai gumpal, gembur, warna seragam dengan batas batas horison yang kabur, solum dalam lebih dari 150 cm,kejenuhan basa kurang dari 50 , umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison kambik. Tanah latosol memiliki dasar yang lebih dalam dan struktur tanah yang lebih baik. Jadi, pada jenis tanah latosol hampir semua kontruksi dapat dibangun, dengan tetap memperhatikan aspek lain seperti topografi dan drainase PT. BSD 2007 dalam Wibisono 2008.

4.1.5 Drainase dan Hidrologi

Keadaan topografi dengan kemiringan 20 atau hampir 11  menyebabkan terjadinya aliran drainase atau runoff dengan debit yang tinggi. Pada bagian barat pintu keluar terdapat lokasi parkir sementara bus dengan kemiringan relatif datar sehingga aliran air yang berasal dari sisi sebelah pintu keluar akan menyebabkan terjadinya genangan air pada aspal yang berpotensi merusak aspal tersebut. Drainase terbuka yang terletak di sisi-sisi terminal sudah berjalan dengan baik. Drainase ini berfungsi sebagai pengalir aliran air hujan dari dalam maupun luar terminal. Debit aliran air dalam terminal tergolong tinggi yang disebabkan oleh kemiringan lahan yang agak curam, kurangnya infiltrasi air kedalam tanah, terdapat penambahan jumlah air yang meluap dari sistem drainase dalam tanah, dan tidak adanya penampungan sementara air. Perlu adanya suatu ruang resapan air untuk membantu proses infiltrasi sebelum air dialirkan ke saluran utama kota. Hal ini berfungsi sebagai pengurangan debit runoff serta menyediakan cadangan air untuk aktivitas terminal dan cadangan air dalam tanah. Jumlah air yang tidak mampu terinfiltrasi akan dialirkan kedalam drainase terbuka dan dilanjutkan ke saluran utama kota. Gambar 12 di bawah ini menunjukan macam-macam tipe drainase yang ada di dalam Terminal Baranangsiang a b c d e f Gambar 12. Tipe drainase pada Terminal Baranangsiang. Ketrangan gambar : a,b Tipe Drainase Terbuka. c,d,e,f Tipe Drainase Tertutup Drainase tertutup di terminal yang dominan digunakan sebagai pembuangan limbah dari kantin, toilet, dan mushola harus ditanggulangi terlebih dahulu sebelum memasuki drainase utama kota yang mengalir ke Sungai Ciliwung. Perlu adanya suatu sistem filtrasi atau sanitasi air untuk mengurangi dampak limbah ini ke lingkungan sungai. Kedua sistem ini yaitu sistem sanitasi air dan ruang infiltrasi dapat disatukan dalam satu ruang sistem drainase terminal. Selain itu, hasil air yang tertampung dapat dimanfaatkan sebagai pendukung aktivitas Terminal Baranangsiang seperti air untuk mencuci kendaraan bus. Terminal Baranangsiang dilalui dengan sistem drainase dalam tanah dimana drainase tersebut tergolong dalam drainase utama kota yang salah satu fungsinya adalah mengalirkan air limpahan hujan Jalan Tol Jagorawi. Drainase ini mengalami gangguan ketika dibangunnya pos polisi dan pusat informasi turis di depan terminal. Pembangunan tersebut sering kali menyebabkan air limpahan meluap dari sistem drainasenya sehingga luapan air tersebut mengalir ke dalam Terminal Baranangsiang. Hal ini menjadi beban tambahan sistem drainase dalam terminal sehingga untuk mengatasinya, pos polisi harus dipindahkan dan ditambahkan ruang penunjang aktivitas. Sumber air Terminal Baranangsiang selama ini berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Pakuan baik untuk kebutuhan toilet maupun kebutuhan penunjang aktivitas terminal seperti mencuci bus. Adanya sistem infiltrasi dan sanitasi air yang menghasilkan air layak pakai dapat digunakan sebagai pengganti PDAM untuk kebutuhan toilet dan cuci bus. Tidak ada tuntutan khusus mengenai kualitas air, selama air tersebut tidak terlalu asam dan bersih maka air tersebut masih layak digunakan kecuali untuk kebutuhan konsumsi. Kebutuhan air bersih untuk toilet khususnya untuk mandi dan air wudhutetap dipenuhi dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Pakuan. Gambar Sirkulasi air di dalam terminal dapat dilihat pada gambar 13. 51 Gambar 13. Drainase di Terminal Baranangsiang

4.1.6 Visibilitas