Iklim Inventarisasi, Analisis, dan Sintesis .1Aspek Legalitas

4.1.3 Iklim

Curah hujan Kota Bogor rata-rata 4.000 sampai 4.500 mm setiap tahunnya, rata-rata bulanan berkisar 250-335 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sekitar 0,5 mm dan terbesar pada bulan Oktober sekitar 325 mm. Suhu Terminal Baranangsiangpada siang harirata-rata mencapai 31ºC, maka suhu di Terminal Baranangsiang tergolong tidak ideal. Rata-rata suhu bulanan tahun 2001 sampai 2011 dapat dilihat pada lampiran 7. Hal ini disebabkan juga oleh banyaknya bus yang berkontribusi menyumbangkan suhu dari panas mesinnya. Perlu media vegetasi untuk merekayasa suhu agar suhu di terminal tergolong ideal dan sebagai pendukung kenyamanan pengguna. Untuk memodifikasi penurunan suhu, peletakkan dan pemilihan jenis vegetasi dapat dilakukan.Vegetasi dapat menghalangi datangnya sinar mataharisehingga area di bawah kanopi pohon lebih dingin sebesar 25ºF 14ºC daripada di area terbuka Grey and Deneke, 1978. Pemilihan jenis vegetasi untuk menurunkan suhu diantaranya memiliki kerapatan daun yang tinggi dan bertajuk besar seperti Beringin Ficus benjamina, Bunga Kupu-Kupu Bauhinia blakeana, Kerai Payung Filicium decipiens, dan Biola Cantik Ficuslyrata Kelembaban di terminal rata-rata77,2 dan tekanan sebesar 981,7 hPa, maka kelembaban di Terminasl Baranangsiang tergolong tidak ideal sehingga dibutuhkan rekayasa untuk menurunkan kelembaban terminal yaitu dengan cara mengarahkan angin ke lokasi untuk membawa partikel-partikel air ke luar tapak.Rata-rata kelembaban bulanan tahun 2001 sampai 2011 dapat dilihat pada lampiran 8. Dari rumus THI didapat tingkat kenyamanan sebesar 29,6 C. Dengan demikian, suhu dan kelembaban udara Terminal Baranangsiang berada pada katagori tidak nyaman. Penambahan vegetasi penaung sangat diperlukan untuk mengurangi suhu, sehingga nilai THI berada di bawah 27 C. Perbedaan ketinggian di dalam terminal mencapai 21 m dengan titik terendah berada dibagian barat tapak tepat berada di parkiran sementara angkutan perkotaan 03. Angin di dalam terminal sebesar 20-29,6 kmjam yang bergerak dari timur ke barat terminal. Hal ini ditandai oleh kemampuan angin yang dapat mengangkat debu, menerbangkan kertas,dan cabang pohon kecil bergerak sehingga tergolong ke dalam angin sedang Tabel 1. Pada sisi sebelah timur terminal yaitu Tol Jagorawi yang membawa angin menuju kawasan terminal, kecepatan angin berkisar antara 49 kmjam sumber: Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB. Angin yang datang dari arah Tol Jagorawidapat difungsikan sebagai sirkulasi udara dan menurunkan kelembaban di dalam terminal, namun kecepatan yang tergolong besar harus diredam terlebih dahulu untuk menjaga kenyamanan manusia.Rata-rata kecepatan angin bulanan tahun 2001 sampai 2011 dapat dilihat pada lampiran 9. Angin bergerak menuju pemukiman penduduk di sekitar Jalan Bangka dan Jalan Riau. Hal ini merupakan salah satu keluhan warga sekitar karena polusi udara berupa gas-gas buang di dalam terminal terbawa angin menuju pemukiman. Untuk mengatasi hal ini, perlu penyaring udara yang baik agar polusi dapat diminimalkan ketika memasuki pemukiman penduduk. Menurut Grey dan Deneke 1978, mengatakan bahwa vegetasi dengan kanopi tertutup dapat mengurangi kecepatan angin sampai 85. Dengan adanya vegetasi yang memiliki daun yang rapat, angin dapat teredam dan polusi yang dibawanya akan berkurang. Selain itu, fungsi tanaman di dalam terminal adalah sebagai pembatas terminal dengan pemukiman dan sebagai tanaman screen. Jenis vegetasi yang dilihat dari kemampuannya dalam menyerap karbondioksida dapat dilihat pada Lampiran6.Terdapatnya Sungai Ciliwung di sebelah barat Terminal Baranangsiang menjadi hal yang positif dalam upaya pengurangan polusi karena kelembaban udara di daerah sungai yang sangat tinggi menyebabkan gas-gas buang terminal dapat diserap oleh molekul-molekul air sehingga udara yang terbawa angin dapat kembali bersih.

4.1.4 Topografi dan Geologi