Pengaturan Penumpang Pengaturan Kendaraan

giliran berangkat sekitar 25 menit, dan menaikkan penumpang sekitar 15 menit. Dalam 50 menit di dalam terminal terdapat bus AKDP sebanyak 22 bus, didapat dari pembagian antara jumlah bus 26 busjam dengan 60 menit sehingga didapat jumlah bus sebanyak 0,4 busmenit. Selanjutnya jumlah bus per menit dikalikan dengan 50 menit didapatkan jumlah bus sebanyak 22 bus. Menurut data yang didapat dari pihak pengelola, jumlah bus AKDP sebanyak 22 bus terdiri dari 60 mikrobus13 bus dan 40 bus biasa 9 bus. Tempat pemberhentian taxi saat ini di Terminal Baranangsiang terletak di Jalan Raya Pajajaran tepatnya di depan sekolah MAN 1 Kota Bogor. Hal ini tentu mengurangi luas jalur Jalan Raya Pajajaran dan menghambat arus kendaraan dari arah Ciawi menuju Kota Bogor. Selain itu, tidak sedikit pengunjung terminal yang menggunakan jasa taxi sebagai jasa angkutan alternatif jika jadwal keberangkatan bus telat. Untuk mencegah hal tersebut, diperlukan ruang khusus taxi di dalam kawasan terminal. Parkir kendaraan dibutuhkan sebagai tempat parkir sementara bagi pengantar, penjemput maupun para penumpang yang membawa motor ke Terminal Baranangsiang. Parkir kendaraan di Terminal Baranangsiang terbagi menjadi dua yaitu parkir kendaraan roda empat dan roda dua. Namun pada saat ini, lahan parkir yang tersedia hanya diperuntukan untuk kendaraan roda dua sedangkan untuk roda empat, parkir secara kondisional di area parkir sementara armada bus. Selain mengurangi luas lahan parkir sementara bus, hal ini juga menyebabkan para awak bus merasa terganggu karena terkadang kendaraan pribadi parkir tidak beraturan. Perlu adanya lahan parkir yang dapat mengakomodasikan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.

4.1.9 Pengaturan Penumpang

Beberapa perangkat sistem pengaturan yang digunakan untuk pengaturan penumpang di Terminal Baranangsiang adalah dengan mengatur penjualan tiket. Sistem penjualan tiket terdiri dari pembelian secara terpisah dimana setiap perusahaan bus memberi pelayanan tiket secara terpisah. Sistem ini biasanya dilakukan untuk BusPatas dan bus malam. Adapun sistem penjualan tiket secara langsung dimana sistem pelayanan pembelian tiket dilakukan secara langsung di atas bus. Sistem ini biasanya digunakan untuk bus antar kota dan bus kota. Pengaturan penumpang seharusnya dikoordinasikan dengan pengelola dengan cara distribusi tiket di loket yang telah disediakan. Penumpang tidak turun langsung ke lokasi emplasemen dan ruang parkir bus untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan. Bahkan pada perusahaan bus tertentu pembelian tiket dapat dilakukan di atas bus. Penumpang seharusnya dipersilahkan masuk ke dalam suatu ruang yang peletakkannya terpisah oleh ruang emplasemen. Hal ini dilakukan untuk mencegah perkembangan calo dalam menjual tiket.

4.1.10 Pengaturan Kendaraan

Pengaturan kendaraan di Terminal Baranangsiang terbagi menjadi dua sistem yaitu sistem kontrol dan sistem parkir. Sistem kontrol yaitu untuk mencatat bus keluar masuk, mengatur jadwal perjalanan, menarik retribusi dan menjamin keamanan serta keselamatan pengguna terminal. Sedangkan sistem parkir adalah pengaturan parkir bus pada Terminal Baranangsiang menggunakan sistem parkir secara acak saat ini baik untuk bus AKAP maupun AKDP. Armada-armada yang memasuki Terminal Baranangsiang mayoritas menggunakan jasa jalan Tol Jagorawi. Keberangkatan bus yang mengunakan jasa Tol Jagorawi menyebabkan sirkulasi silang pada Jalan Raya Pajajaran. Kedatangan bus dari jalan Tol Jagorawi menyebabkan bus harus berputar arah di Jalan Raya Pajajaran depan Polsek Bogor Timur. Kedua hal ini menjadi alasan utama kemacetan panjang yang sering terjadi di Jalan Raya Pajajaran.Armada bus yang tidak langsung memasuki terminal menyebabkan terjadinya penurunan penumpang di luar area terminal khususnya di sepanjang Jalan Raya Pajajaran. Hal ini menambah potensi kemacetan di Jalan Raya Pajajaran dan menyebabkan banyaknya armada yang tidak masuk terminal. Sirkulasi masuk dan keluar terminal harus langsung menuju terminal, sehingga tidak terjadi hal-hal yang disebutkan diatas. Bentuk jalur bisa berupa underpassyang menghubungkanjalan Tol Jagorawi dengan Terminal Baranangsiang. Sistem kedatangan bus dijadikan satu ruang emplasemen, namun ruang bus AKDP bus sedang, AKDP mikrobus dan AKAP terpisah dengan suatu curb. Sistem sirkulasi yang digunakan adalah sistem sirkulasi tunggal. Setelah menurunkan penumpang, bus tersebut parkir di lahan yang telah disediakan. Sistem parkir yang digunakan menggunakan sistem parkir maju dan mundur. Setelah selesai beristirahat, petugas memberikan perhatian kepada awak agar memasuki ruang emplasemen keberangkatan untuk loading penumpang.

4.1.11 Perhitungan Besar dan Daya Tampung Ruang a. Pengguna