Metode Analisis Deskriptif Metode Analisis

Indonesia dari tahun 2003-2010. Sedangkan data BAPPENAS diperoleh dari Tim Koordinasi Penyusunan Kebijakan Perencanaan Pemantauan dan Evaluasi TKPKP 2 E. Tinjauan pustaka yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber informasi terkait seperti karya ilmiah, laporan keuangan daerah, jurnal-jurnal yang berkaitan, skripsi, tesis dan berbagai berita yang terkait. Data sekunder menggunakan deret waktu time series untuk kurun waktu 2003-2010 dan data kerat lintang cross section yang meliputi 15 kabupatenkota di NTT.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan kabupatenkota sebagai unit analisis. Lokasi NTT yang merupakan wilayah timur Indonesia yang memiliki beberapa permasalahan dalam ketahanan pangan dan kinerja fiskal membuat masih bisa dikembangkannya potensi kinerja perekonomian dan ketahanan pangan daerah.

3.3 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan mencakup metode analisis deskriptif dan analisis kunatitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan bantuan Ms. Excel dan program Eviews 6.1.

3.3.1 Metode Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan kondisi ketahanan pangan dan kinerja fiskal kabupaten dan kota yang ada di NTT. Analisis deskriptif adalah metode – metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna Walpole, 1993. Statistika deskriptif memberikan informasi yang relevan yang terkandung dalam data dan penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih sederhana dan ringkas sehingga diperoleh penjelasan dan penafsiran yang dibutuhkan dalam menjawab permasalahan yang diajukan. Penyusunan tabel, grafik, dan diagram dan besaran-besaran nilai lain di berbagai sumber terkait termasuk dalam kategori statistika deskriptif ini. Kinerja fiskal dapat dijelaskan dari posisi fiskal yang mencakup kebutuhan fiskal dengan kapasitas fiskal dan derajat otonomi fiskal yang menjelaskan keadaan fiskal yang terdapat di setiap kabupatenkota. Dalam perhitungan kinerja fiskal ada beberapa hal yang akan digunakan proksi sebagai pendekatan untuk mengukur sejumlah konsep yang digunakan dalam studi kinerja fiskal dan posisi fiskal daerah ini, perhitungan ini mengacu pada jurnal Muara Nanga 2005 sebagai berikut : 1. Derajat otonomi fiskal derajat kemandirian fiskal daerah diukur dengan menggunakan ukuran seperti rasio penerimaan yang terdiri atas pendapatan asli daerah PAD terhadap total penerimaan daerah. Apabila hasil PAD terhadap total penerimaan daerah tinggi, berarti derajat otonomi fiskal daerah tinggi, dan hal sebaliknya berlaku. 2. Kapasitas fiskal daerah fiscal capacity, Cj, diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut : Cj = PDRBj POPj SFC dimana; PDRBj = produk domestik regional bruto dari seluruh kabupatenkota dari provinsi yang diteliti. POPj = jumlah penduduk dari kabupatenkota di provinsi SFC = standar kapasitas fiskal, yang dihitung dengan formula sebagai berikut SFC = ∑ PDRB ∑ POP dimana; ∑ PDRB = jumlah PDRB dari seluruh kabupatenkota dari provinsi yang diteliti ∑ POP = jumlah penduduk dari seluruh kabupatenkota dari provinsi yang diteliti, 3. Kebutuhan fiskal daerah fiscal needs Nj, diukur menggunakan formula sebagai berikut : Nj = TPEKj POPj SFN dimana; TPEKj = total pengeluaran pengeluaran rutin ditambah pengeluaran pembangunan dari kabupatenkota dari provinsi yang diteliti. SFN = standar kebutuhan fiskal, yang dihitung dengan formula sebagai berikut : SFN = ∑ TPEK ∑ POP dimana; ∑ TPEK = jumlah pengeluaran dari seluruh kabupatenkota provinsi yang diteliti. Untuk melihat hubungan linier antara variabel derajat otonomi fiskal dan ketahanan pangan digunakan koefisien korelasi. Walpole 1993 merumuskan analisis korelasi dengan formula: ∑ − ∑ ∑ [ ∑ − ∑ ] [ ∑ − ∑ ²] -1 ≤ r ≤ 1 dimana: r = koefisien korelasi n = banyaknya jumlah data n-tahun Jika r semakin mendekati angka 1 atau -1 maka korelasi yang terjadi akan semakin kuat baik positif maupun negatif. Sebaliknya jika semakin mendekati 0 korelasi yang terjadi semakin lemah.

3.3.2 Metode Analisis Regresi Panel Data