Analisa Posisi Fiskal Kinerja Fiskal

Kupang adalah ibukota NTT yang merupakan sentra perekonomian dan pemerintahan yang ada di NTT. Perekonomian di Kota Kupang didukung juga dengan adanya penyediaan infrastrukutur yang memadai seperti akses jalan, bangunan pemerintahan dan pendidikan serta sarana pelayanan kesehatan yang baik. Dalam perkembangannya, sangat penting bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya penerimaan dari hasil daerah itu sendiri seperti peningkatan basis pajak daerah dibandingkan dengan mengandalkan dana transfer dari pemerintah pusat. Karena nilai PAD yang besar menunjukkan kemandirian daerah tersebut dalam menggali potensi perekonomian yang ada. Dalam peraturannya nilai transfer dari pemerintah pusat akan terus disempurnakan dan dilokasikan pada kesesuaian kebutuhan dan kapasitas fiskal daerah.

5.1.2 Analisa Posisi Fiskal

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas fiskalnya dapat ditentukan dari posisi fiskal dari daerah tersebut. Posisi fiskal dapat dijelaskan dari kapasitas fiskal relatif terhadap kebutuhan fiskalnya. Kapasitas fiskal diperlukan untuk menjamin tingkat kinerja atau layanan standar yang diberikan pemerintah. Sedangkan kebutuhan fiskal diperlukan untuk melihat jumlah fiskal yang dibutuhkan daerah dalam menjalankan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Posisi fiskal yang kuat dapat dijelaskan apabila kapasitas fiskal lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan fiskalnya. Posisi fiskal dapat menjelaskan seberapa besar kinerja keuangan daerah dalam membiayai program – program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Program – program yang telah dicanangkan pemerintah akan berjalan dengan baik apabila di dukung dengan kondisi fiskal yang kuat sehinggat tujuan dalam pembangunan daerah yaitu menyejahterakan masyarakat dapat tercapai. Tabel 5.3 Rata-rata Kapasitas Fiskal dan Kebutuhan Fiskal KabupatenKota Tahun 2003-2010 No KabupatenKota Kapasitas fiskal Kebutuhan Fiskal Selisih Kapasitas Fiskal dengan Kebutuhan Fiskal 1 Sumba Barat 4.24 4.70 -0.46 2 Sumba Timur 7.50 7.78 -0.28 3 Kupang 7.76 6.18 1.58 4 Timur Tengah Selatan 5.34 4.65 0.69 5 Timur Tengah Utara 5.48 7.23 -1.75 6 Belu 5.29 4.90 0.39 7 Alor 5.41 8.15 -2.74 8 Lembata 3.36 11.65 -8.29 9 Flores Timur 6.24 6.69 -0.45 10 Sikka 7.11 5.50 1.61 11 Ende 7.56 6.85 0.71 12 Ngada 6.15 7.28 -1.13 13 Manggarai 4.52 4.08 0.44 14 Rote Ndao 6.85 8.07 -1.22 15 Kota Kupang 17.12 6.22 10.9 Sumber: Lampiran 2 diolah Dalam tabel 5.3 diperlihatkan nilai dari kapasitas fiskal dan kebutuhan fiskal di masing-masing kabupatenkota. Posisi fiskal dapat dilihat dari selisih antara kapasitas fiskal dengan kebutuhan fiskal. Apabila nilai dari selisih tersebut semakin besar maka posisi fiskal di daerah tersebut kuat dan sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa terdapat beberapa kabupaten yang memiliki posisi fiskal yang kuat diantaranya adalah Kabupaten Kupang, Timur Tengah Selatan, Belu, Sikka, Ende, Manggarai, dan Kota Kupang. Kota Kupang menempati posisi fiskal paling kuat diantara daerah lainnya. Hal ini disebabkan Kota Kupang merupakan pusat perekonomian di NTT. Perekonomian Kota Kupang yang juga merupakan ibukota provinsi membuat daerah ini sebagai pusat perekonomian dan pusat pemerintah. Kota Kupang didukung dengan pelayanan kebutuhan dasar yang memadai seperti akses jalan yang baik, infrastruktur dalam hal pendidikan dan kesehatan. Sektor yang cukup berperan dalam peningkatan penerimaan daerah di Kota Kupang adalah sektor tersier yang terdiri sektor industri barang dan jasa. Share yang diberikan oleh sektor ini sebesar 32 persen dalam menyumbang nilai PDRB.

5.2 Keterkaitan Derajat Otonomi Fiskal dengan Ketahanan Pangan