kebun, industri, padang rumput, pekarangan, rawa, tambak, kolam, tanah kering yang sementara tidak diusahakan, serta tanah kering lainnya.
Seperti pada umumnya di wilayah Indonesia, musim yang terjadi di NTT yaitu musim kemarau dan musim hujan. Walaupun demikian mengingat NTT
dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudra Pasifik sampai diwilayah NTT kandungan uap airnya sudah
berkurang yang mengakibatkan hari hujan di NTT lebih sedikit dibandingkan yang dekat dengan Asia.
4.2 Keadaan Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kondisi perekonomian suatu wilayah. Pada tahun
2010 besaran PDRB Provinsi NTT atas dasar harga berlaku sebesar Rp 27.71 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 12.53 triliun. PDRB
per kapita penduduk NTT atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 2.68 juta lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 Rp 2.59 juta. Selanjutnya pada semester 1
tahun 2011, PDRB NTT atas dasar harga berlaku mencapai nilai 14.86 triliun rupiah atau meningkat 14,31 persen dari semester 1 tahun sebelumnya. Kenaikkan
ini didukung dari pertumbuhan kegiatan ekonomi dan dengan adanya perubahan harga-harga dipasar yang cenderung meningkat BPS, 2011.
Tabel 4.1 Perkembangan PDRB NTT
Uraian 2009
2010 Semester 1 2011
PDRB ADHB Triliun Rp 24.16
27.71 14.86
PDRB ADHK Triliun Rp 11.92
12.53 6.38
PDRB per Kapita ADHK Juta Rp 2.59
2.86 Pertumbuhan Ekonomi
4,29 5,13
5,85 Keterangan
: Data tidak tersedia Sumber : BPS Provinsi NTT
Sektor tersier seperti sektor jasa tumbuh sebesar 7,52 persen yang mengalami percepatan sebesar 12,87 persen. Sektor perdagangan mengalami
pertumbuhan 7,28 dengan percepatan 10,76 persen. Namun sebaliknya sektor pertanian yang hanya tumbuh sebesar 2,66 persen mengalami perlambatan sebesar
-1,24 persen yang disebabkan adanya perubahan iklim sehingga mengubah jadwal musim tanam. Semua komponen ini mendukung perekonomian NTT tumbuh
sebesar 5,85 persen pada semester 1 tahun 2011. Saat ini perekonomian NTT mengalami pergeseran dari dominasi sektor
pertanian ke sektor jasa yang terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada semester pertama 2011 kontribusi sektor jasa mencapai 32 persen dan kontribusi
sektor pertanian sebesar 35 persen. Peningkatan penerimaan dari sektor jasa membantu sumbangan terhadap PDRB dalam perekonomian. Selain sektor jasa,
sektor yang cukup berperan dalam sumbangan PDRB adalah perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 16 persen. Pada semester 1 2011 sebagian besar
PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 72,69 persen. Sedangkan konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 22,24
persen. Komponen PDRB mengalami pertumbuhan yang didukung dari konsumsi pemerintah sebesar 12,16 persen, modal tetap bruto sebesar 6,93 persen, impor
barang dan jasa sebesar 6,25 persen, konsumsi rumah tangga sebesar 5,34 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 5,06 persen dan ekspor barang dan jasa
sebesar 0,59 persen BPS, 2011.
4.3 Kondisi Fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur