dari nyamuk Aedes spp. dan larva juga pernahditemukan di kolam yang berhubungan langsung dengan tanah Sitorus 2004 dan air comberan Sayono
Amalia 2009. Pengujian laboratorium juga ditemukan bahwa air terpolusi juga dapat menjadi tempat perindukan dan berkembangbiaknya nyamuk Ae. aegypti
Hadi et al. 2006. Penelitian yang berhubungan dengan jenis vektor dan bioekologi nyamuk dialam khususnya nyamuk Aedes spp.di Kelurahan Pasir Kuda
belum pernah dilakukan. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul ”Bioekologi Nyamuk Aedes spp.dan Deteksi
Keberadaan Virus Chikungunyadi Kelurahan Pasir Kuda Kecamatan Bogor Barat”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari habitat perkembangbiakan, perilaku dan kepadatan nyamuk Aedes spp.;Mendeteksi virus chikungunya dalam
tubuh nyamuk; Mempelajaripengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap pencegahan chikungunya.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasilpenelitian ini akan menjadi informasi dasar untuk perencanaan pengendalian vektor chikungunya, dan sebagai dasar sistem kewaspadaan dini
untuk mencegah terjadinya KLB chikungunya.
1.4 Kerangka Konsep Penelitian
Pengendalian vektor chikungunya yang efektif harus didasarkan pada pemahaman yang benar tentang bioekologi nyamuk Aedes spp.sebagai tersangka
vektor. Bioekologi vektor yang dimaksud meliputi habitat perkembangbiakan nyamuk, perilaku dan kepadatan nyamuk, serta mengetahui jenis nyamuk sebagai
vektor dengan deteksi virus chikungunya dalam tubuh nyamuk. Keberadaan nyamuk di lapangan sangat berkaitan erat dengan perilaku masyarakat dalam
mendukung upaya PSN, sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit chikungunya di masyarakat.
Keterangan:
: diteliti : tidak diteliti
Bioekologi Nyamuk Aedes spp.: Tempat Perkembangbiakan:
• Jenis Wadah
• Bahan Wadah
• Warna Wadah
• Angka Jentik
Perilaku Nyamuk: •
Perilaku Bertelur •
Perilaku Menghisap Darah
• Perilaku Istirahat
Perilaku Masyarakat: •
Pengetahuan •
Sikap •
PraktekTindakan Deteksi Virus Chikungunya
dari Nyamuk Pengendalian Vektor
Chikungunya
2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Chikungunya
Chikungunya merupakan satu di antara Arbovirosis Arthrophode borne viral diseases
yang disebabkan oleh virus dari Genus Alphavirus, Famili Togaviridae.
Awalnya virus ini merupakan jenis virus yang menyerang primata di savana Afrika.Satwa primata yang bertindak sebagai inang definitifnya adalah
Papio sp. danCercopithecus sp. Siklus sylvatic di antara satwa primata tersebut
ditularkan oleh nyamuk Aedes spp.yaitu Ae.africanus, Ae. furcifer, Ae. taylori, Ae. luteocephalus,Ae. cordelierri, Ae. opok.
Selain menyerang primata, virus ini juga menyerang jenis mamalia lain serta burung Strauss 1994;Diallo et al 1999
Chikungunyaberasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung, mengacu pada postur
penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat arthralgia. Nyamuk dapat mengandung virus chikungunya pada saat menggigit penderita yang sedang
viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul. Virus tersebut berada di kelenjar liur nyamuk berkembangbiak selama 8-10 hari,
kemudian ditularkan lagi kepada orang yang sehat melalui gigitan nyamuk Aedes spp.yang mengandung virus tersebut. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah
demam mendadak yang muncul tiba-tiba bisa mencapai 39-40
.
o
Studiyang dilakukan pada 107 orang penderita chikungunya di India ditemukan bahwa 100 demam, 85.04 arthalgia, muntah 32.71, edema
30.84, myalgia 28.97, menggigil 28.03, nyeri punggung 20.56, sakit C dan disertai
dengan menggigil yang tidak berlangsung lama, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang, nyeri otot
pada otot bagian leher, bahu dan anggota gerak, ruam kemerahan di kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk makulo-papular. Lokasi kemerahan di
daerah muka, hidung dan sekiarnya, badan, abdomen, tangan, dan kaki, pada bayi sering juga ditemukan kelainan kulit yang berupa vesikel dan bullae Riyaz et al
2010. Gejala tambahanadalah sakit kepala, kemerahan pada konjungtiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah, kadang-kadang
gatal pada ruam Zulkoni 2010.
kepala 19.62, rash kemerahan di kulit 13.08, luka di mulut 1.82, pusing 3.75 dan diare 2.82. Nyeri sendi bisa bersifat sementara selama beberapa
minggu, lebih dari 6 bulan dan bahkan ada juga yang menetap Karthikeyen Deepa 2011.
2.2 Virus Chikungunya