Letak wadah Habitat dan Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes spp.

Tabel 5 menunjukkan bahwa kepadatan larva secara umum didominasi pada wadah yang berada diluar rumah baik Ae. aegypti maupun Ae. albopictusmasing- masing 26.09 dan 40.58. NyamukAe. aegyptiterutama hidup di dalam dan sekitar rumah di daerah perkotaan urban. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan di Sudan oleh Abdalmagid Alhusein 2008. Hasil menunjukkan bahwa wadah yang terletak diluar rumah lebih berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan larva nyamuk Ae.aegypti maupun Ae. albopictus dibandingkan dengan wadah yang terletak di dalam rumah. Hal tersebut dimungkinkan karena selama studi ini berlangsung bertepatan dengan musim hujan sehingga semua wadah yang berpotensi untuk perkembangbiakan larva terisi air hujan dan dimanfaatkan oleh nyamuk betina untuk meletakkan telurnya.Selain itu wadah yang terletak di dalam rumah lebih diperhatikan kebersihannya oleh masyarakat tetapi wadah yang dibiarkan diluar rumah kurang diperhatikan karena dianggap sebagai barang-barang bekas yang tidak bermanfaat lagi.Hal ini didukung oleh pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat yang sedang dalam mendukung upaya pemberantasan sarang nyamuk.Tempat perindukan breeding place dari nyamuk ini biasanya ada didalam atau sekitar rumah dalam radius 100 meter dari rumah.Kebiasaan hidup stadium pradewasa Ae.aegypti adalah pada bejana buatan manusia yang berada di dalam maupun di luar rumah. Tempat perindukan yang disukai adalah air bersih, tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung dan tidak berhubungan langsung dengan tanah Surtees 1976b;Gosh et al. 2011,sedangkan Ae. albopictus lebih menyukai tempat di luar rumah untuk berkembangbiak. Demikian pula dengan penelitian Eapen et al. 2010 di India yang menemukan bahwa Ae. albopictus lebih banyak ditemukan di luar rumah yaitu pada perkebunan karet. Habitatnya yang ditemukan sebagian besar adalah kelopak daun nanas 80.8, diikuti oleh kelopak tanaman berbunga 7.8, 5 pada pinus dan kelapa sawit serta 1.45 pada kelopak daun pisang. Nyamuk ini sering dikenal sebagai ”tiger mosquitos” atau nyamuk hutan, karena nyamuk ini lebih senang berkembangbiak pada wadah yang di luar rumah dan terlindung dari cahaya matahari. Fakta lain juga ditemukan bahwa sebanyak 585 wadah 99.98 dalam keadaan tanpa penutup. Hal ini menunjukkan bahwa wadah yang ada di rumah penduduk sangat menunjang untuk perkembangbiakan larva nyamuk Aedes spp. Selain itudidapatkan juga wadah yang tertutup ditemukan positif didapatkan larva nyamuk. Wadah yang tertutup tersebut menampung air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari, sehingga pada saat masyarakat membuka penutup tersebut nyamuk masuk meletakkan telurnya dan berkembangbiak. Selain itu ada pula wadah tempayan yang mempunyai penutup tetapi bagian atasnya terdapat lubang kecil sehingga nyamuk dengan mudah untuk masuk ke dalam wadah untuk bertelur. Hal disebabkan karena masyarakat tidak memahami tentang perkembangbiakan nyamuk dengan baik.

4.1.4 Indeks Larva

Indekslarvamenggambarkan luasnya penyebaran nyamuk di suatu wilayah.Indeks larva di lokasi penelitian bervariasi setiap bulan pengamatan, baik ABJ persentase rumah penduduk yang tidak ditemukan larva nyamuk, HI persentase rumah yang ditemukan larva nyamuk, CI persentase wadah yang ditemukan larva nyamuk dan BI jumlah wadah yang ditemukan larva nyamuk dalam 100 rumah yang diamati. Gambar 7Angka Bebas Jentik ABJ bulanan secara umum masih dibawah nilai minimal yang dibolehkan oleh Kementrian Kesehatan yaitu 95. 69,83 69,92 81,75 82,41 75,78 95 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Desember Januari Februari Maret Total In d ex l ar va Waktu Pengamatan ABJ Standard Depkes Gambar 7menunjukkan bahwa ABJ yang tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu 82.41 dan yang terendah pada bulan Desember yaitu 69.83. Secara umum selama penelitian yaitu 75.78, artinya bahwa dari 100 rumah yang diperiksa rata-rata hanya 76 rumah yang tidak ditemukan larva nyamuk. Secara umum ABJ masih nilai minimal yang ditolerir oleh Kementrian Kesehatan 95. Rendahnya ABJ dilokasi penelitian berhubungan dengan keadaan curah hujan dan juga perilaku masyarakat dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk.Rendahnya ABJ ini memungkinkan banyak peluang untuk proses transmisi virus Hasyimi et al. 2004. Gambar 8menunjukkan indeks larva bervariasi setiap bulan penangkapan. Angka tertinggi HI 30.17, CI 33.86 terjadi pada bulan Desember dan terendah masing-masing 17.59 dan 15.94 pada bulan Maret, sedangkan angka BI tertinggi pada bulan Januari 42.86 dan terendah pada bulan Februari 19.84. Angka rata-rata HI 24.22 artinya adalah dari 100 rumah yang diperiksa terdapat 24 rumah yang positif ditemukan larva nyamuk. Angka tersebut masih tergolong rendah karena berada dibawah angka yang masih ditolerir oleh Kementerian Kesehatan yaitu ≤5. Rata-rata CI sebesar 24,83 artinya bahwa dari 100 wadah atau kontainer yang diperiksa rata-rata terdapat 25 wadah yang mengandung larva nyamuk.Angka rata-rata BI adalah 30.43 artinya bahwa dari 100 rumah penduduk yang diamati terdapat rata-rata 30 wadah yang ditemukan larva nyamuk. Gambar 8 Indeks larva per bulan di Kelurahan Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011. 33,86 24,87 30,17 17,59 24,22 42,86 19,84 30,43 10 20 30 40 50 Desember Januari Februari Maret Rata-rata In d ek s La rv a Waktu Pengamatan CI HI BI