Perilaku Bertelur BioecologyAedesspp. Mosquitoes and the Detection of Chikungunya Virus inPasirKuda Village, West Bogor Dictrict

bulan Maret tidak diperoleh sama sekali. Perilaku istirahat nyamuk Ae. aegypti lebih cenderung terjadi di dalam rumah dan sebaliknya dengan Ae. albopictus lebih cenderung untuk beristirahat di luar rumah.

c. Perilaku Bertelur

Nyamuk bertelur setelah 2-3 hari menghisap darah dan dapat diketahui dengan memasang perangkap telur atau ovitrap di luar rumah maupun di dalam rumah. Pemasangan ovitrap dilakukan pada semua rumah yang tidak didapatkan nyamuk dewasa maupun larva nyamuk.Untuk mengetahui kepadatan populasi nyamuk juga dapat dilihat dari ovitrap index atau jumlah telur yang terdapat pada setiap ovitrap atau perangkap telur.Hasil penelitian ini didapatkan juga ada rumah penduduk yang positif ditemukan telur nyamuk pada ovitrap yang dipasang. Ovitrap yang dipasang di rumah penduduk bervariasi setiap bulan tergantung jumlah rumah yang tidak diperoleh nyamuk dewasa maupun larva nyamuk pada saat pengamatan di lapangan. Terdapat 156 buah ovitrap yang dipasang selama penelitian berlangsung dan terdapat 35 buah 22.44 yang positif terdapat telur nyamuk. Gambar 16Ovitrap Index Aedes spp. di Kelurahan Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011. 10 20 30 40 Desember Januari Februari Maret 29,09 34,15 9,68 6,9 O v it ra p I nde x Waktu Pengamatan Gambar 16 menunjukkan ovitrap index paling tinggi pada bulan Januari 34.15 dan yang paling rendah pada bulan Maret 6.9.Ovitrap index tersebut seiring dengan kepadatan nyamuk dewasa yang sedang istirahat tertinggi pada bulan Januari 1.75 nyamukrumah dan yang paling rendah bulan Maret 0.64 nyamukrumah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar nyamuk yang sedang istirahat merupakan nyamuk yang sudah kenyang darah bloodfed dan siap untuk bertelur. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran nyamuk pada rumah penduduk yang tidak di dapatkan nyamuk dewasa maupun larva di lokasi penelitian cukup tinggi dengan ovitrap index rata-rata selama penelitian sebesar 22.44 dengan rataan 37 butir telur per ovitrap. Gambar 17 menunjukkan telur nyamuk Aedes spp yang terperangkap pada ovitrap yang dipasang di rumah penduduk. Jumlah telur yang terdapat pada setiap ovitrap bervariasi antara 12-69 butir dengan rata-rata 37 butir per ovitrap. Telur diletakkan satu persatu pada dinding wadah diatas permukaan air. telur berwarna hitam dengan ukuran ± 0.80mm dan dapat bertahan sampai 6 bulan di tempat kering tanpa air dan akan menetas menjadi larva setelah 2 hari terendam air. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun tidak ditemukan nyamuk baik larva maupun nyamuk dewasa pada rumah penduduk pada saat pengamatan di lapangan, tetapi belum bisa dipastikan bahwa rumah tersebut benar-benar tidak terdapat nyamuk, sehingga wilayah penelitian masih merupakan tempat yang rawan untuk terjadinya penularan penyakit seperti chikungunya dan DBD. Gambar 17 Telur Aedes spp. yang tertangkap dengan menggunakan ovitrap.

4.3 Deteksi Virus Chikungunya