Perilaku Masyarakat BioecologyAedesspp. Mosquitoes and the Detection of Chikungunya Virus inPasirKuda Village, West Bogor Dictrict

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sikap relatif konstan dan agak sukar berubah sehingga jika ada perubahan dalam sikap berarti adanya tekanan yang kuat. Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa, institusi pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain, sikap merupakan perubahan yang meniru perilaku orang lain karena orang lain tersebut dianggap sesuai dengan dirinya. 3 Praktik atau tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas.Tindakan adalah niat yang sudah direalisasikan dalam bentuk tingkah laku yang tampak dan memerlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan.Dari pandangan biologis tindakan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan: a Persepsi perception, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil; b Respon terpimpin guided response, yaitu tingkah laku yang dilakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan yang telah dicontohkan; c Mekanisme mechanism, yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan; d Adopsi adoption, yaitu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. 3METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitiandilakukan di RW 03 dan RW 04 Kelurahan Pasir Kuda Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, bulan Desember 2010 hingga Agustus 2011. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan sebaran kejadian chikungunyayang berpusat di dua RW yaitu RW III dan RW IV, dan masing- masing RW diambil 3 RT Gambar 3. Wilayah penelitian memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan wilayahnya berbatasan dengan perkebunan karet, sehingga ada kemungkinan bahwa tempat perkembangbiakan nyamuk pada wadah bukan TPA maupun wadah alamiah yang terdapat pada perkebunan karet di dekat pemukiman penduduk.Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani dan memanfaatkan lahan disekitar perkebunan untuk ditanami tanaman, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk terjadinya kontak dengan nyamuk. Gambar 3 Lokasi penelitian.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dalam bentuk survei lapangan selama4 bulan, kemudian dilanjutkan deteksi keberadaan virus dalam tubuh nyamuk di laboratorium.Kegiatan survei dilakukan pada rumah penduduk yang bersedia diperiksa di lokasi penelitian.Jumlahrumah minimalyang diperiksa dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: n = N 1 + N d² Notoatmodjo 2002 Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan yaitu 0.05 Dari perhitungan tersebut diperoleh 124 rumah setiap bulan pengamatan. Semua nyamuk yang tertangkap dari 124 rumah tersebut dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini, dengan beberapa tahapan kegiatan yaitu: 1 Pengumpulan telur nyamuk; 2 Pengumpulan larva; 3 Penangkapan nyamuk dewasa; 4 Wawancara dan observasi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat; 5 Deteksi virus chikungunya pada nyamuk.

3.2.1 Bagan Alur Penelitian

Pengumpulan Telur Pengumpulan Larva Pengumpulan Nyamuk Dewasa PSP Masyarakat Lapangan Identifikasi Nyamuk Deteksi CHIKV PCR Laboratorium