Pengetahuan Responden Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat. .1 Karakteristik Responden

4.4.3 Sikap Responden

Hasil wawancara berhubungan dengan sikap responden terhadap penyakit chikungunya, nyamuk sebagai vektor maupun pemberantasan sarang nyamuk pada umumnya mempunyai sikap yang baik 75, sedang 16, dan kurang 9.1. Sebanyak 26.36 dari responden berpendapat bahwa kegiatan PSN merupakan tanggungjawab utama pemerintah, tetapi sebagian besar responden sadar bahwa tindakan PSN bukan merupakan tanggungjawab pemerintah tetapi tanggung jawab bersama dan perlu partisipasi secara aktif seluruh masyarakat tetapi pemerintah perlu menggerakkan masyarakat agar upaya PSN dapat berjalan secara optimal. Sebanyak 21.09 responden mengatakan bahwa mereka lebih menyukai pemberantasan nyamuk dengan cara disemprot atau fogging daripada melakukan PSN secara alami karena lebih praktis dan dianggap lebih cepat mengatasi masalah penularan penyakit. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan PSN secara alami masih kurang dan masyarakat hanya melihat efek yang bersifat sesaat tanpa mempertimbangkan akibat dari fogging itu sendiri. Masyarakat masih kurang menyadari bahwa fogging itu hanya menghilangkan nyamuk dewasa pada saat itu tetapi tidak mempunyai dampak yang berarti pada larva nyamuk yang nantinya akan berkembangbiak menjadi nyamuk dewasa dan dapat berperan sebagai vektor penyakit.

4.4.4 Tindakan Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39 responden memiliki tindakan yang baik, 36 memiliki tindakan yang sedang dan 25 memiliki tindakan yang kurang atau tidak mendukung upaya pencegahan chikungunya.Responden mempunyai sikap sangat positifatau mendukung tetapi tindakannya tidak sesuai dengan tindakan yang dimiliki.Tindakan responden untuk menguras TPA tidak disertai kesadaran sebagai tindakan menghilangkan jentik nyamuk Ae.aegypti tetapi lebih mengarah kepada kondisi fisik air yang kurang baik. Hal ini juga bisa dilihat masih adanya tindakan masyarakat yang jarang terlibat langsung dalam kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan yang ada di sekitar rumah. Peningkatan upaya peran serta masyarakat perlu dilakukan secara terus menerus melalui penyuluhan dan motivasi yang intensif melalui berbagai jalur komunikasi dan informasi kepada masyarakat, seperti melalui televisi, radio dan media massa lainnya, kerja bakti dan lomba PSN di kelurahan, sekolah atau tempat-tempat umum lainnya. Selain itu perlu peran yang sangat aktif dari tenaga kesehatan, jumantik dan juga pemerintah setempat dalam usaha menggerakkan masyarakat ataupun penyebaran informasi bagi masyarakat tentang penyakit chikungunya dan juga PSN.Pemerintah juga harus berperan penting dalam mendukung kegiatan Jumantik dilapangan, sehingga kegiatan pemantauan jentik dapat dilakukan secara optimal.Apabila kegiatan PSN ini dapat dilaksanakan dengan intensif, maka populasi nyamuk Ae.aegyptidapat dikendalikan sehingga dapat mencegah penularan penyakit chikungunya maupun DBD. Masyarakat perlu diberikan kesadaran bahwa setiap orang mempunyai risiko yang sama untuk tertular penyakit chikungunya sehingga masyarakat perlu menyadari pentingnya pemberantasan sarang nyamuk.

4.5 Pembahasan Umum

Penyakit chikungunya menjadi masalah kesehatan masyarakat secara umum di Kota Bogor dan pada September 2010 terjadi kasus paling tinggi di Kelurahan Pasir Kuda dengan jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 41 orang. Penularan dan penyebaran penyakit terjadi karena adanya interaksi beberapa faktor atau sering dikenal dengan istilah segitiga epidemiologi yaitu adanya agent penyebab penyakit dengan inangnya, adanya vektor atau nyamuk yang menjadi pembawa penyakit tersebut serta keadaan lingkungan yang mendukung kehidupan agent maupun vektornya.Kelurahan Pasir Kuda merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Bogor Barat dan berada di wilayah kerja Puskesmas Pancasan. Ekologi daerah ini merupakan daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan juga keadaan cuaca curah hujan, suhu dan kelembaban yang tidak menentu tetapi secara umum merupakan kondisi yang sangat optimal untuk ekologi habitat nyamuk Aedes spp. Selain itu pengetahuan dan perilaku masyarakat berhubungan dengan penyakit chikungunya dan DBD serta pemberantasan sarang nyamuk masih rendah. Faktor tersebut sehingga sangat