dan Ae. aegypti.
Jenis Nyamuk Jumlah nyamuk yang tertangkap
Total Desember
Januari Pebruari
Maret Ae. aegypti
147 211
268 80
706 42.45
Ae. albopictus 41
21 17
15 94
5.65 Cx. quinquifasciatus
18 122
241 441
822 49.43
Cx. tritaeniorinchus 1
1 1
3 6
0.36 Armigeres subalbatus
25 6
1 3
35 2.11
Σ 232
361 528
542 1663
100.00
Keterangan: Σ= Jumlah nyamuk
Gambar 10menunjukkan nyamuk Aedes yang ditemukan di lapangan yaitu Ae. aegypti
dan Ae. albopictus. Kedua nyamuk ini berperan di dalam penularan penyakit DBD dan Chikungunya. Secara morfologis kedua spesies nyamuk
tersebut sangat mirip, perbedaan keduanya terletak pada strip putih yang terdapat di bagian skutumnya,Ae. aegyptiberwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di
bagian dorsal tengah yang diapit oleh dua garis lengkung berwarna putih. Sementara skutum Ae. albopictusyang juga berwarna hitam hanya berisi satu
garis putih tebal di bagian dorsalnya.
Gambar 10 Jenis nyamuk nyamuk dewasa yaitu Ae. aegypti gravid 1 dan Ae. albopictus unfeed
2 yang tertangkap di Kelurahan Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011.
4.2.2 Kepadatan Nyamuk
1 2
Kepadatan nyamuk Aedes spp.yang tertangkap dilokasi penelitian dapat diketahui dengan melihat nilai indeks nyamuk yaitu Landing Rate LR, Man
Biting Rate MBR dan Resting Rate RR. LR dan MBR untuk melihat kepadatan
nyamuk Aedes spp. yang tertangkap menghisap darah manusia sebagai umpan, sedangkan RR untuk melihat kepadatan nyamuk yang sedang istirahat pada setiap
rumah yang dikunjungi. Tabel 7menunjukkan kepadatan nyamuk Aedes yang tertangkap didominasi
oleh Ae.aegyptibaik yang menghisap darah 3.05 nyamukoranghari maupun yang isirahat 1.21 nyamukrumah. Kepadatan nyamuk setiap bulan
pengangkapan berfluktuasi selama penelitian. Kepadatan nyamuk Ae.aegypti yang tertangkap sedang menghisap darah tertinggi pada bulan Februari, sedangkan Ae.
albopictus mempunyai kepadatan tertinggi pada bulan Desember. Kepadatan
nyamuk Ae.aegyptiyang tertangkap sedang beristirahat tertinggi pada bulan Januari, sedangkan Ae. albopictus mempunyai kepadatan yang sama tingginya
pada bulan Desember dan Januari dan pada bulan Maret sama sekali tidak tertangkap. Perbedaan tersebut tidak terlepas dari keadaan cuaca, suhu dan
kelembaban udara. Kondisi curah hujan pada suatu lokasi sangat berhubungan dengan ketersediaan lingkungan atau tempat yang optimal untuk
perkembangbiakan nyamuk. Keadaan indeks curah hujan selama penelitian di Kelurahan Pasir Kuda sangat berfluktuasi. Indeks curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Desember dan terendah pada bulan Maret.
Tabel 7 Kepadatan nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus di Kelurahan Pasir
Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011
Bulan LR
nyamuk
oranghari RR
nyamuk
rumah Ae. aegypti
Ae. albopictus Ae. aegypti
Ae. albopictus Desember
2.1 3.1
1 0.08
Januari 2.2
1.5 1.69
0.08 Februari
6.9 1.6
1.5 0.01
Maret 1
1.5 0.64
Rata-rata 3.05
1.93 1.21
0.04
Penurunan curah hujan dan hari hujan mengurangi jumlah tempat penampungan air bersih TPA alamiah dan artifisial yang tersebar di sekitar
pemukiman. Kondisi ini merupakan proses pengendalian populasi nyamuk secara alamiah. Dapat dilihat juga bahwa pada bulan Februari juga terjadi
penurunan densitas larva Aedes spp. Fenomena ini terjadi penelitian ini dilakukan pada perubahan musim penghujan ke musim kemarau sehingga secara alamiah
populasi nyamuk Aedes spp.berkurang akibat berkurangnya tempat perindukan. Gambar 11 menunjukkan adanya kecenderungan bahwa ICH mempengaruhi
kepadatan nyamuk yang menghisap darah khususnya nyamuk Ae. albopictus. ICH yang tinggi diikuti pula dengan kepadatan nyamuk yang tinggi dan ketika ICH
rendah kepadatan nyamuk tersebut juga rendah, sedangkan sebaliknya dengan Ae. aegypti
pada saat ICH rendah, kepadatan nyamuk tinggi dan pada saat ICH tinggi kepadatan nyamuk tinggi. Hal ini disebabkan oleh nyamuk Ae. albopictus lebih
suka atau dominan berkembangbiak di luar rumah sehingga ketika ICH tinggi maka wadah yang berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk yang berada di
luar rumah akan terisi air hujan dan nyamuk akan memanfaatkannya untuk berkembangbiak. Keberadaan Ae. aegypti lebih dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan wadah penampungan air yang terletak di dalam rumah.
Gambar 11 Rataan kepadatan nyamuk umpan orang dan indeks curah hujan di
Kelurahan Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011.
Berdasarkan analisis korelasi antara ICH dengan kepadatan menghisap darah dari Ae. albopictus, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,316 dengan angka
signifikansi sebesar 0,684 p 0,05. Angka signifikansi sebesar 0,684 atau lebih
10 20
30 40
50 60
70
1 2
3 4
5 6
7 8
Desember Januari
Februari Maret
Inde k
s C
ur a
h huj a
n m
m
K e
pa da
ta n ny
a m
uk
e k
o r
o ra
n g
h a
ri
Bulan Penangkapan
Ae. aegypti Ae. albopictus
ICH
besar dari 0,05 berarti hubungan tersebut tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa antara variabel kepadatan
menghisap darah dari nyamuk Ae.albopictus dengan ICH mempunyai hubungan yang tidak signifikan, karena kepadatan nyamuk tidak hanya ditentukan oleh satu
faktor saja, tetapi saling melengkapi dengan faktor cuaca lain seperti kelembaban dan suhu
. Kelembaban nisbi udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara yang biasanya dinyatakan dalam . Kelembaban udara sangat mendukung dalam kelangsungan hidup nyamuk mulai dari telur, larva, pupa hingga dewasa.
Kelembaban yang sesuai adalah sekitar 70-89 Jumar, 2000. Batas terendah kelembaban udara untuk nyamuk dapat bertahan hidup adalah 60 WHO 1975.
Gambar12 menunjukkan adanya kecenderungan kelembaban udara mempengaruhi kepadatan nyamuk khususnya Ae.aegypti, walaupun berdasarkan
analisis korelasi tidak signifikan, karena diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.211 dengan angka signifikansi 0.789 p0.05. Pada saat kelembaban udara
tinggi, kepadatan nyamuk umpan orang rendah, sebaliknya bila kelembaban udara rendah kepadatan nyamuk umpan orang tinggi.
Gambar 12 Rataan kepadatan nyamuk umpan orang dan kelembaban udara di
Kelurahan Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat dari Cahyati dan Suharyo 2006 bahwa kelembaban udara tinggi akan meningkatkan kepadatan nyamuk.
Jika udara kekurangan uap air yang besar maka daya penguapannya juga besar.Sistem pernapasan nyamuk menggunakan pipa udara trachea dengan
77 78
79 80
81 82
83 84
1 2
3 4
5 6
7 8
Desember Januari
Februari Maret
K e
le m
ba ba
n U da
ra
K e
pa da
ta n ny
a m
uk
e k
o r
o ra
n g
h a
ri
Bulan Penangkapan
Ae. aegypti Ae. albopictus
Kelembaban
lubang-lubang pada dinding tubuh nyamuk spiracle yang terbuka lebar tanpa ada mekanisme pengaturannya. Pada saat kelembaban rendah menyebabkan
penguapan air dari dalam tubuh sehingga menyebabkan keringnya cairan tubuh. Kelembaban mempengaruhi umur nyamuk, jarak terbang, kecepatan
berkembangbiak, kebiasaan menggigit, istirahat dan lain-lain.Pada waktu terbang, nyamuk memerlukan oksigen lebih hanyak sehingga trachea terbuka. Dengan
demikian penguapan dari dalam tubuh nyamuk akan lebih besar. Untuk mempertahankan cadangan air dalam tubuh nyamuk, maka jarak terbang nyamuk
terbatas atau nyamuk akan lebih memilih beristirahat daripada terbang mencari mangsa.
Perbedaan ini terjadi karena pada saat suhu udara tinggi dan kelembaban udara rendah, waktu hidup nyamuk Aedes menjadi lebih panjang dan siklus
gonotropik juga lebih cepat sehingga nyamuk betina akan lebih sering menghisap darah untuk mematangkan telurnya.Hal ini didukung oleh Mintarsih et al. 1996
yang berpendapat bahwa pada suhu 29.41°C dan kelembaban udara 75.07 mempunyai siklus gonotropik yang lebih cepat 3-4hari dibandingkan dengan
pada suhu 23.56°C dan kelembaban 85.37 nyamuk mempunyai siklus gonotropik yang lebih panjang 3-7 hari.
4.2.3 Perilaku Nyamuk