menit serta diakhiri ekstensi final pada 72°Cselama 7 menit Rohani et al. 2005; Thavara et al. 2009.
Elektroforesis
Produk amplifikasi selanjutnya diseparasi pada 1 gel agarose. Gel agarose 1 dibuat dengan cara mencampurkan 1 gram agarose dengan 100ml TAE buffer,
kemudian dipanaskan pada microwave sampai larut, diaduk rata dan didinginkan pada air mengalir sampai hangat. Selanjutnya ditambahkan 5 µl etidium bromida
0.5 µl10 ml agarosa kemudian diaduk rata. Gel tersebut dimasukkan ke dalam cetakan, dibiarkan dingin dan mengeras ±30 menit. Setelah agarose mengeras,
dimasukkan ke dalam tangki chamber elektroforesis yang berisi buffer TAE.Berikutnya disiapkan 1 µl loading dye 6x, ditambahkan produk PCR 5 µl
dan diaduk sampai merata di atas kertasparafilm, kemudian dimasukkan ke dalam sumuran pada gel agarose, lalu masukkan pula berturut-turut5 µl Ladder DNA 1
kb diletakkan sesuai kebutuhan,5 µl kontrol negatif dan 5 µl kontrol positif pada sumur-sumur berikutnya.Kontrol positif adalah hasil amplifikasi PCR yang berisi
master mix yang dicampur dengan RNA virus chikungunya yang diperoleh dari
Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor PSSP-IPB.Kontrol negatif adalah hasil amplifikasi PCR yang berisi master mix yang dicampur dengan
RNAase-free water. Elektroforesis dengan arus listrik 120 Vselama 45 menit,
DNA akan bergerak dari kutup negatif ke kutub positif.
Visualisasi
Setelah dielektroforesis, gel agarose diletakkandi atas transluminator ultra violet
untuk melihat hasil amplifikasi. Pita molekul yang terlihat pada gel agarose menandakan adanya segmen DNA. Pita DNA tersebut kemudian dibandingkan
dengan pita yang ada pada kontrol positif dan Ladder atau marker.
3.2.7 Survai Perilaku Masyarakat
Kegiatansurvaipengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit chikungunya diperoleh dengan cara
wawancara terhadap penduduk dengan panduan kuesioner terstruktur Depkes 2007. Penduduk yang diwawancarai sebanyak 124 orang yang satu rumah
diwakili oleh satu orang berusia lebih dari 15 tahun dan bersedia untuk diwawancarai.
3.3Analisis Data
Semua data yang diperoleh baik data bioekologi maupun hasil pemeriksaan keberadaan virus dianalisis secara deskriptif dan analitik serta disajikan dalam
bentuk narasi, tabel dan grafik dengan program exel dan SPSS. Parameterukuran laju populasi nyamuk larva Aedesspp.dengan menghitung
indeks larva yaitu ABJ, HI, CI, BI.ABJ Angka Bebas Jentik adalah persentase rumah penduduk yang tidak ditemukan larva nyamuk. HI House Index adalah
persentase rumah yang ditemukan larva dari seluruh rumah yang diperiksa. CI Container Index adalah persentase wadah yang ditemukan jentik dari seluruh
wadah yang diperiksa.BIBretau Index adalah jumlah wadah yang ditemukan larva nyamuk dalam 100 rumah yang diamati.
Rumus : ABJ =
Jumlah rumah yang tidak diperoleh larva X 100
Jumlah rumah yang diperiksa HI =
Jumlah rumah positif larva X 100
Jumlah rumah yang diperiksa
CI = Jumlah wadahpositif larva
X 100 Jumlah wadah yang diperiksa
BI = Jumlah wadahpositif larva
X 100 Jumlah rumah yang diperiksa
Kepadatan populasi nyamuk Density Figure, DF diperoleh dari gabungan dari HI, CI dan BI dinyatakan dalam skala 1-9 Tabel 1, dengan 3 kategori yaitu
DF=1: kepadatan rendah, DF= 2-5: kepadatan sedang dan DF= 6-9:kepadatan tinggi WHO 1972.
Tabel 1 Kepadatan populasi larva nyamuk menurut WHO 1972
Tingkat Kepadatan
House Index
HI Container
Index CI
Breeteau Index
BI 1
1–3 1–2
1–4 2
4–7 3–5
5–9 3
8–17 6–9
10–19 4
18–28 10–14
20–34 5
29–37 15–20
35–49 6
38–49 21–27
50–74 7
50–59 28–31
75–99 8
60–76 32–40
100–199 9
77 + 41 +
200 +
Kepadatan nyamuk dewasa dihitung dengan indeks nyamuk yaitu Landing Rate
LR, Man Biting RateMBR, dan Resting Rate RR.LR adalahkepadatan nyamuk Aedes spp. yang tertangkap sedang menghisap darah manusia sebagai
umpan. MBR adalah kepadatan nyamuk umpan orang per hari. RR adalah kepadatan nyamuk yang sedang istirahat pada setiap rumah yang
dikunjungi.Kepadatan telur nyamuk dapat dilihat dengan menghitung Ovitrap Index
OI dan Jumlah telur nyamuk per ovitrap.Data pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di nilai berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari hasil
wawancara dengan kategorikan menjadi 3 kategori yaitu: 1 Baik: 70; 2 Cukup atau sedang: 40-70; 3 Kurang: 40.
Rumus : LR =
Jumlah nyamuk Aedes spp.tertangkap umpan orang Jumlah penangkap x jam penangkapan
MBR = Jumlah nyamuk Aedes spp.tertangkap umpan orang
Jumlah hari x jumlah umpan orang
RR= Jumlah nyamuk Aedes spp.tertangkap pada
penangkapan nyamuk hinggap Jumlah rumah yang dilakukan penangkapan
OI = Jumlah ovitrappositif telur
X 100 Jumlah ovitrapyang diperiksa
Kepadatan telur = Jumlah telur
Jumlah ovitrapyang diperiksa
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Habitat dan Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes spp.