rumah dan 1 orang lagi menangkap di luar rumah.Penangkapan nyamuk dengan umpan orang dilakukan selama 20 menit per rumah dan 5 menit selanjutnya
menangkap nyamuk yang sedang istirahat. Tiap penangkap duduk dengan celana digulung sampai lutut dan menunggu 20 menit untuk digigit nyamuk. Nyamuk
yang hinggap langsung ditangkap dengan aspirator dan dimasukkan dalam gelas kertas atau paper cup dibedakan per rumah dan metode penangkapan, kemudian
dibawa ke laboratorium dan dimasukkan freezer -20°C.Keragaman spesies dan kepadatan nyamuk yang tertangkap dihitung Landing Rate LR, Man Biting Rate
MBR, Resting Rate RR.Pengumpulan nyamuk dewasa dilakukan 2 kali seminggu selama 4 bulan dari jam 06.00 sampai jam 18.00.
3.2.5 Identifikasi Nyamuk
Nyamuk yang telah dikumpulkan tersebut, diidentifikasi sesuai kunci identifikasi Depkes 2008.Nyamuk dipisahkan berdasarkan jenis, waktu, lokasi
pengambilan dan dimasukkan kedalam tabung eppendorf sebanyak 5-25 ekor per tabung, laludimasukkan freezerdengan suhu -80°C sampai dilakukanRT-PCR.
3.2.6 Deteksi Virus Chikungunya Pada Nyamuk
Pemeriksaanvirus chikungunya dalam tubuh nyamuk di lakukan terhadap semua nyamuk hasil penangkapan dari lapangan dengan
RT-PCR
. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1 Ekstraksi RNA virus; 2 Pengujian
RT-PCR
Ekstraksi RNA Virus
Ekstraksi RNA virus diawali dengan menggerus nyamuk menggunakan pestle
kemudian ditambahkan media BA1 sesuai jumlah nyamuk. Sebanyak 10- 25 nyamukditambahkan BA1 1ml; 5-10 nyamukditambahkan BA1 500 µl; dan
bila kurang dari 5 nyamukditambahkan BA1 250µl. Gerusan diaduk sampai larut, setelah itu sentrifuse dengan kecepatan 10.000 rpm selama 3 menit, kemudian
140 µl supernatan diambil untuk ekstraksi RNA virus dengan tahapan sebagai berikut: Pertama, sebanyak 560 lysis mix yang terdiri atas 560 µl AVL dan 5.6µl
RNA-carrier dimasukkan ke dalam tabung eppendorf1.5ml, lalu ditambahkan
sampel 140µl, kemudian vortexselama 15 detik, setelah itu di inkubasi dalam room temperature
RT selama10 menit;Kedua, selanjutnya langkah pertama