4.1.1 Jenis Wadah
Wadahatautempat penampungan yang dimiliki oleh masyarakat di lokasi penelitian dibagi menjadi 3 kategori wadah yaitu Tempat Penampungan Air
TPA, bukan TPA dan Penampungan Alamiah. TPA merupakan wadah buatan manusia yang digunakan penduduk menampung air untuk keperluan sehari-
hari.Bukan TPA yaitu wadah produktif buatan manusia yang berpotensi besar untuk tempat perindukan nyamuk tetapi wadah tersebut tidak digunakan oleh
penduduk untuk keperluan sehari-hari.Tempat penampungan alamiah yaitu tempat alamiah yang bisa dimanfaatkan oleh nyamuk sebagai tempat meletakkan
telurnya, misalnya kelopak daun, lubang pohon dan sebagainya.Beragamnya tempat penampungan air sangat berpotensi bagi nyamuk Aedes spp.untuk
berkembangbiak. Gambar5menunjukkan bahwa jenis wadah yang paling banyak ditemukan
yaitu TPA sebesar 541 buah 91.54, bukan TPA sebanyak 47 buah 7.95 dan tempat penampungan alamiah sebanyak 3 buah 0.51. Kepadatan larva paling
tinggi ditemukan pada tempat penampungan alamiah 100, diikuti oleh wadah bukan TPA 89.36 dan yang paling rendah adalah wadah TPA yaitu
18.85.Keberadaan wadah penampungan alamiah dan wadah bukan TPA sangatberpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk nyamuk Aedes spp.
Gambar 5 Persentase jenis wadah yang diperiksa dan wadah positif larva nyamuk Aedes spp. di Kelurahan Pasir Kuda periode Desember
2010 sampai Maret 2011.
541
47 3
18,85 89,36
100
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
500 600
TPA Bukan TPA
Alamiah
C on
tai n
er I
n de
x
Ju m
lah Wad
ah
Jenis Wadah
Wadah diperiksa Wadah Positif
Gambar 6 Tanaman Bromelia wadah penampungan alamiah yang positif larva Aedes
spp. di Kelurahan Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011.
Wadah alamiah yang ditemukan di lapangan yaitu pada tanaman di halaman rumah penduduk. Semua tanaman yang ada diamati, tetapi hanya 3 tanaman dari
jenis tanaman yang sama bunga bromelia yang terdapat air pada kelopak daunnya dan ketiga tanaman tersebut yang positif diperoleh larva nyamuk
Gambar 6.Walaupun jumlah tanaman yang ditemukan positif hanya 3 tanaman tetapi setiap kelopak daun pada tanaman tersebut didapatkan positif larva nyamuk
Aedes spp. sehingga wadah alamiah di lokasi penelitian merupakan wadah
potensial untuk perkembangbiakan larva nyamuk.Setelah diidentifikasi di laboratorium larva nyamuk yang di peroleh dari tamanan tersebut semuanya larva
Ae.albopictus .
Tabel 2menunjukkan KepadatanlarvaAe.aegypti paling tinggi yaitu pada wadah bukan TPA 40.43, wadah TPA 14,97 sedangkan pada wadah
alamiah tidak diperoleh selama penelitian. Kepadatan larva Ae.albopictus paling tinggi yaitu pada wadah alamiah 100, kemudian wadah bukan TPA 40.43
dan yang paling rendah yaitu pada wadah TPA 3.51. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tempat yang paling berpotensi untuk perkembangbiakan larva
nyamuk Ae.aegyptidi Kelurahan Pasir Kuda adalah pada wadah bukan TPA, sedangkan tempat perkembangbiakan larva Ae. albopictus pada wadah alamiah.
Demikian juga denganpenelitiandi Singapura yang pernah dilaporkan oleh Chan et al.
1971 bahwa di daerah perkotaan habitat nyamuk Ae. aegyptidan Ae. albopictus
sangat bervariasi, tetapi 90 adalah wadah buatan manusia.
Tabel 2 Kepadatan larva nyamuk berdasarkan jenis wadah penampungan di
Kelurahan Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011
Jenis Wadah Jumlah Wadah
Σ Wadah
Container Indeks Ae.aegypti
Ae.albopictus Campuran
Total
TPA
Bak mandiWC 333
56.35 16.52
2.10 18.62
Ember 182
30.80 9.34
4.40 1.10
14.84 Drum
11 1.86
27.27 18.18
45.45 Tempayan
15 2.54
40 13.33
53.33 Σ TPA
541 91.54
14.97 3.51
0.37 18.85
Bukan TPA
Barang bekas 14
2.37 35.71
64.29 100
Vas Bunga 11
1.86 36.36
54.55 9.09
100 Aquarium
6 1.02
33.33 16.67
50 Kubangan
3 0.51
33.33 66.67
100 dispenser
2 0.34
100 100
Tempat minum burung 2
0.34 50
50 100
Tempat siram bunga 2
0.34 50
50 100
Talang air 2
0.34 50
50 100
Penutup Sumur 2
0.34 100
100 Kolam
3 0.51
33.33 33.33
Σ bukan TPA 47
7.95 40.43
40.43 8.51
89.36
Alamiah
Kelopak daun bunga 3
0.51 100
100 Σ Alamiah
3 0.51
100 100
Total 591
100 16.92
6.94 1.02
24.87
Wadah TPA yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah bak mandiWC 56.36, namun kepadatanlarva paling tinggi pada tempayan
53.33, drum 36.36, bak mandiWC 18.62.Ketiga jenis wadah ini merupakan wadah yang potensial untuk memfasilitasi perkembangan nyamuk
Aedes spp. menjadi dewasa. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
penelitian Ishak et al. 2009 di Sulawesi Selatan yang menemukan bahwa tempayan atau gentong merupakan wadah TPA yang dominan ditemukan larva.
Namun berbeda dengan hasil penelitian Hadi et al. 2006 di desa Cikarawang juga menemukan bahwa wadah yang dominan ditemukan larva Aedes adalah
tangki air 33.3. Perbedaan ini disebabkan karena masyarakat dikedua lokasi mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam menampung air dan sumber air yang
digunakan. Sebagian besar mayarakat di lokasi penelitian menggunakan air dari PDAM dan juga menggunakan air sumur sehingga masyarakat tidak memerlukan
tempat penampungan air yang besar. Pada umumnya jenis wadah yang paling banyak digunakan merupakan wadah yang menampung air dalam volume yang
sedang sehingga tidak sulit untuk mengganti air, tetapi kenyataannya bahwa masyarakat tidak membersihkan tempat penampungan air sesuai yang seharusnya
sehingga tempat penampungan yang ada dimanfaatkan oleh nyamuk untuk berkembangbiak.
Jenis wadahbukan TPA yang ditemukan sebanyak 7.59 dari seluruh wadah yang diperiksa dan sebagian besar wadah tersebut ditemukan positif
mengandung larva nyamuk 89.36.Kedua nyamuk tersebut mempunyai potensi yang sama untuk memanfaatkan wadah bukan TPA sebagai tempat
perkembangbiakan yaitu sebanyak 40.43. Wadah bukan TPA yang paling dominan ditemukan adalah barang bekas yang terdiri atas kaleng bekas, botol
bekas dan ban bekas sebanyak 14 buah 2.37 dari seluruh wadah. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya tidak memperhatikan cara
pengelolaan barang-barang bekas dengan benar sehingga menjadi tepat yang potensial untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes spp. Kebiasaan masyarakat
yang seringkali membuang barang-barang bekas disembarang tempat disekitar rumah, sehingga menjadi wadah yang produktif menampung air hujan dan
dimanfaatkan oleh nyamuk untuk berkembangbiak. Masyarakat tidak menyadari bahwa barang bekas di sekitar rumah tersebut menjadi tempat yang optimal bagi
nyamuk untuk meletakkan telur.Pengamatan dilapangan juga ditemukan kolam sebagai salah satu wadah yang positif dengan angka container index sebesar
33.33. Kolam tersebut sebelumnya digunakan untuk memelihara ikan tetapi pada saat penelitian berlangsung tidak berisi ikan sehingga nyamuk dapat
berkembangbiak dengan baik.Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Sitorus 2004.Hal ini menunjukkan bahwa larva Aedes juga mampu
beradaptasi dengan sangat baik pada lingkungan yang tidak optimal. Wadah alamiah yang ditemukan yaitu kelopak daun dari bunga bromelia
yang terisi air hujan di halaman rumah penduduk dan larva yang ditemukan yaitu Ae.albopictus.
Jumlah wadah alamiah yang ditemukan hanya 3 wadah, tetapi mempunyai risiko yang besar untuk perkembangbiakan nyamuk dengan CI 100
artinya semua wadah alamiah potensial ditemukan positif larva.Dari satu bunga
ditemukan banyak kelopak bunga yang positif mengandung larva nyamuk.Hal ini disebabkan karena Ae.albopictus dapat berkembang biak di habitat perkebunan
terutama pada lubang pohon atau pangkal bambu yang sudah dipotong yang biasanya jarang terpantau di lapangan.Kondisi itu dimungkinkan karena larva
nyamuk tersebut dapat berkembangbiak denganbaik pada air dengan volume minimum 0.5 sentimeter atau setara dengan dengan satu sendok tehJudarwanto
2007.
4.1.2 Bahan Wadah