Morfologi Ae. aegyptidan Ae. albopictus Bioekologi Aedes spp.

danAe. Albopictus. Rohani et al. 2005 menggunakan primer spesifik terhadap gen protein nonstruktural nsp1 yaitu primer forward CHIKnsP1-S 5’ TAGAGCAGGAAATTGATCCC 3’ dan primer revese CHIKnsP1-C 5’ CTTTAATCGCCTGGTGGTAT 3’, berhasil mendeteksi CHIKV dari nyamuk Ae. aegypti pada wabah di Malaysia .

2.5 Vektor Chikungunya

Vektor dominanpenyakit chikungunya pada umumnya adalah nyamuk NyamukAedes spp.dewasa dapat dibedakan dari jenis nyamuk umum lainnya dengan melihat ujung abdomen perut meruncing, mempunyai sersi yang menonjol, lalu bagian lateral dadanya terdapat rambut postspicular dan tidak mempunyai rambut spikular.Klasifikasi ilmiah dari nyamuk Aedesmenurut Christopher 1960adalah: Famili Culicidae Subfamili Culicinae, Genus Aedesyaitu Ae.furcifer, Ae. taylori, Ae. luteocephalus di Afrika Diallo et al. 1999, di Asia Ae. aegyptidan Ae. albopictus Kaur et al. 2006; Pialoux 2007; WHO 2008; Lee et al. 2009; Eapen et al. 2010. Di Indonesia ada 3 jenis nyamuk genus Aedes yang umum ditemukan yaituAe. aegypti,Ae.albopictusdan Ae. scutelaris, tetapi yang dilaporkan sebagai vektor chikungunya adalah Ae. aegyptidan Ae.albopictusyang dikenal juga sebagai vektor penyakit Demam Berdarah Dengue Hadi Koesharto 2006; Depkes 2007. Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera Famili : Culicidae Subfamili : Culicinae Genus : AedesStegomyia Spesies :Ae. aegyptiAe. albopictus

2.5.1 Morfologi Ae. aegyptidan Ae. albopictus

Secaramorfologis kedua spesies nyamuk tersebut sangat mirip, tubuhnya bercorak belang hitam putih pada thoraks, abdomen dan tungkai.Corak ini merupakan sisik yang menempel di luar tubuh nyamuk. Perbedaan keduanya terletak pada strip putih yang terdapat di bagian skutumnya,Ae. aegyptiberwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di bagian dorsal tengah yang diapit oleh dua garis lengkung berwarna putih. Sementara skutum Ae. albopictusyang juga berwarna hitam hanya berisi satu garis putih tebal di bagian dorsalnya. Demikian juga menurut Hadi Koesharto 2006, corak putih pada dorsal dada atau punggung Ae.aegypti berbentuk seperti siku yang berhadapan lyre-shaped, sedangkan pada Ae.albopictus berbentuk lurus ditengah-tengah punggung median stripe .

2.5.2 Bioekologi Aedes spp.

NyamukAe. aegypti dan Ae. albopictus hidup di lingkungan sekitar manusia. Ae.aegyptiterutama hidup di dalam dan sekitar rumah di daerah perkotaan urban. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan di Sudan oleh Abdalmagid Alhusein 2008. Tempat perindukan breeding place dari nyamuk ini biasanya ada didalam atau sekitar rumah dalam radius 100 meter dari rumah.Kebiasaan hidup stadium pradewasa Ae.aegyptiadalah pada bejana buatan manusia yang berada di dalam maupun di luar rumah. Tempat perindukan yang disukai pada umumnya adalah air bersih, tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung dan tidak berhubungan langsung dengan tanah Surtess 1967a, tetapi pada tahap penelitian laboratorium nyamuk ini juga dapat meletakkan telurnya pada pada air tercemar yaitu air sabun Sudarmaja Mardihusodo 2009. Tempat perindukan tersebut antara lain terdapat di bak mandi, guci tempat penyimpan air minum, kaleng bekas, pecahan botol,ban bekas, drum bekas, vas bunga, talang air dan lain-lain yang berisi genangan air jernih. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasyimi Soekirno 2004 di dapatkan bahwa larva nyamuk Ae.aegyptipaling banyak ditemukan pada tempayan 66,7, drum 32,6, bak mandi sebesar 18,8 dan paling sedikit ember 5,4. Selain itu penelitian terhadap nyamuk ini juga dilakukan di Sudan dan ditemukan juga bahwa larva nyamuk ini juga dapat hidup di lubang batu dan pot Abdalmagid Alhusein 2008.Ae.albopictus lebih menyukai tempat perindukan yang alami di luar rumah, di kebun dan di halaman rumah seperti kelopak daun keladi, daun pisang, tunggul bambu kaleng, kantung plastik bekas, di atas lantai gedung terbuka, talang rumah, bambu pagar, kulit buah seperti buah rambutan, tempurung kelapa, ban bekas dan semua bentuk kontainer yang dapat menampung air bersih dan lain-lain Sembel 2009. Beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap perletakan telur nyamuk tersebut antara lain jenis wadah, warna wadah, air, suhu, kelembaban dan kondisi lingkungan setempat . Hal yang sama juga dilaporkan oleh Hadi Koesharto 2006, nyamuk Ae.aegyptiberkembang biak dalam tempat penampungan air yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, tempayan, drum, vas bunga dan barang bekas yang dapat menampung air hujan, demikian juga dengan nyamuk Ae. albopictus , tetapi lebih banyak terdapat diluar rumah. Nyamuk Ae. aegypti memiliki organ kemoreseptor dan mekanoreseptor, sehingga dapat mengetahui tempat untuk meletakkan telur, tempat makanan, mengenal sesama jenis, membedakan musuh atau menemukan lawan jenis. Dengan organ fotoreseptor yang ada pada mata majemuknya Ae.aegypti dapat membedakan warna.Dari beberapa kajian diketahui bahwa nyamuk Ae.aegypti, terutama yang betina lebih menyukai benda atau obyek yang berwarna gelap daripada yang terang, baik untuk beristirahat atau bertelur dari nyamuk betina, seperti yang dilaporkan oleh Sutrees 1967b. Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes spp. berupa genangan-genangan air yang tertampung di suatu wadah yang disebut kontainer dan bukan pada genangan-genangan air di tanah, yang terdiri dari; aTempat penampungan air TPA, misalnya tangki air, bak besar, bak mandi, bak WC, drum, tempayan, ember dan jambangan; b Bukan tempat penampungan air Non TPA, yang terdiri atas barang-barang bekas kaleng bekas, ban bekas, botol bekas, pecahan piring, pacahan gelas, pecahan mangkok, bekas aquarium, bekas kolam ikan dari semen, bekas TPA, bekas tempat mengaduk semen, tempat penadah air dispenser, saluran air talang, saluran air hujan, got semen, saluran WC, lubang kran, bak meter dan lain-lain vas bunga, pot tanaman, helm, kolam di taman, patok besiplastic dan perangkap semut; c Kantainer alamiah, misalnya potongan bambu, tempurung kelapa, pelepah daun pisang, keladi, bakung, daun yang jatuh, kulit keong, lubang pada batu, sejenis tumbuhan kantong semarDepkes 2007. KepadatannyamukAedes spp.dapat diperoleh dengan mengumpulkan larva atau nyamuk dewasa. Pengumpulan larva diperoleh dengan melakukan survei jentik dengan metode single larva dan visual. Single larva dilakukan dengan mengambil satu larva di setiap tempat penampungan air yang ditemukan larva untuk diidentifikasi lebih lanjut, sedangkan caravisual yaitu dengan melihat ada atau tidaknya larva di setiap penampungan air tanpa mengambil larvanya. Kemudian dapat dihitung kepadatan larva Aedes spp. dengan melakukan pengukuran index larvaDepkes 2007sebagai berikut: a Angka Bebas Jentik ABJ yaitu persenrase rumah yang tidak ditemukan larva dibandingkan dengan seluruh rumah yang diperiksa; b Angka rumah atau House index HI merupakan persentase rumah yang positif diperoleh adanya larva Aedes spp.;c Container index CI merupakan persentase tempat penampungan air atau kontainer yang positif diperolehadanya larva; d Breteau index BI yaitu jumlah wadah atau tempat perindukan yang positif dengan larva Aedes spp. yang ditemukan pada 100 rumah yang diperiksa. NyamukAe. aegypti dan Ae.albopictusdewasa mempunyai perilaku makan yang sama yaitu menghisap nectar dan cairan tanaman sebagai sumber energinya. Selain energi, nyamuk betina juga membutuhkan pasokan protein untuk keperluan produksi dan proses pematangan telurnya yang diperoleh dari cairan darah inang. Di dalam proses memenuhi kebutuhan protein untuk proses pematangan telurnya ditentukan oleh frekuensi kontak antara vektor dengan inang. Ae.aegyptidiketahui bersifat antropofilik Siriyasatien et al.2010. Hasil penelitian di Thailand menunjukkan bahwa Ae.aegyptihampir sepenuhnya 99, menghisap darah manusia, namun beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa Ae. aegypti mempunyai inang selain manusia yaitu binatang peliharaan seperti anjing, kucing, sapi dan kuda. Ae.albopictusyang dikenal sebagai vektor kedua virus DBD tersebut diasumsikan sebagai pemakan yang lebih umum dibandingkan dengan Ae. aegypti. Fakta lain menunjukkan bahwa di daerah tertentu nyamuk Ae. albopictushanya menjadikan manusia sebagai inang tunggalnya seperti yang dilaporkan oleh Ponlawat Harington 2005.Kisaran inang dan preferensi vektor terhadap inang tersebut menentukan status spesies tersebut sebagai vektor utama penyakit. Nyamuk betina dewasa menghisap darah manusia antropofilik untuk mematangkan telur pada siang hari baik di dalam rumah maupun di luar rumah.Perilaku PerilakunyamukAedes spp.sama menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari lebih suka pada jam 08.00-12.00 dan jam 15.00-17.00. Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menghisap darah lebih dari satu orangdalam satu siklus gonotropik dengan jarak terbang sekitar 100 meter, tetapi dilaporkan juga kedua jenis nyamuk ini mampu terbang dengan mudah dan cepat dalam mencari tempat perindukan dengan radius 320 meter. Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2-3 hari untuk mematangkan telur Agoes 2009.Kepadatan nyamuk dewasa dilakukan dengan menghitung: a Biting atau Landing Rate , yaitu angka yang menunjukkan jumlah nyamuk Aedes spp.betina yang tertangkap dengan umpan orang per jam penangkapan per orang; b Resting Rate yaitu angka yang menunjukkan jumlah nyamuk Aedes spp. yang tertangkap pada penangkapan nyamuk hinggap atau istirahat Depkes 2007. seperti perilaku nyamuk pada umumnya, mempunyai 2 cara beristirahat yaitu istirahat yang sebenarnya yaitu selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu sebelum dan sesudah mencari darah pada tempat lembab, teduh dan aman. Perilaku nyamuk berbeda tergantung jenisnya, ada nyamuk masuk ke rumah hanya untuk menghisap darah lalu keluar, ada pula sebelum maupun sesudah mengisap darah hinggap di dinding untuk beristirahat.Tempat yang lebih disukai Ae.aegypti untuk beristirahat adalah di dalam rumah, yaitu yang mengantung dan memiliki permukaan licin, seperti pakaian yang digantung, gorden atau alat-alat rumah tangga, tempat yang gelap, berbau dan lembab. Demikian juga dengan hasil penelitian yang dilakukan di Panama yang menemukan bahwa nyamuk Ae.aegypti beristirahat di kamar tidur, ruang keluarga, dankamar mandi Perich et al. 2000. Nyamuk Ae.albopictus lebih memilih beristirahat di luar rumah, seperti rumput-rumputan dekat tempat perindukan yang tidak terpapar sinar matahari, tanaman hias di halaman rumah Agoes 2009,pendapat ini juga didukung oleh penelitian di Brazil Braks et al. 2003.

2.6 Perilaku Masyarakat