4.3 Deteksi Virus Chikungunya
Deteksi virus chikungunya dilakukan dengan metode PCR terhadap semua nyamukyang dikumpulkan dari lapangan selama penelitian. Nyamuk yang
diperoleh dikelompokkanpool berdasarkan waktu, lokasi dan jenis nyamuk maksimal 25 nyamuktabung.
Tabel 9menunjukkannyamuk yang diperiksa keberadaanvirus chikungunya dikelompokkan kedalam 184 tabung.Sebanyak 107 tabung merupakan nyamuk
Aedes , 66 tabung nyamuk dari Culex dan 11 tabung nyamuk Armigeres. Sebanyak
79 tabung dari 107 tabung Aedes spp. merupakan nyamuk dewasa dari lapangan, 12 tabung nyamuk dewasa hasil rearing dari telur yang diperoleh dari lapangan
dan 16 tabung larva. Hasil pemeriksaan PCR terhadap seluruh nyamuk baik nyamuk dewasa maupun larva diperoleh hanya 1 tabung yang positif ditemukan
virus chikungunya yaitu nyamuk Ae. aegypti yang ditangkap pada 12 Desember 2010 di RWRT 0303, selanjutnya sudah tidak terdeteksi. Hal tersebut
dimungkinkan karena waktu pengumpulan nyamuk ±2 bulan setelah kejadian penyakit di masyarakat sehingga nyamuk yang positif sangat terbatas. Selain itu
setelah adanya laporan kasus chikungunya dimasyarakat, Dinas Kesehatan Kota Bogor langsung melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap penderita dan
dilakukan kegiatan pemberantasan nyamuk dengan fogging. Tabel 9Hasil deteksi virus chikungunya pada nyamuk denganPCRdi Kelurahan
Pasir Kuda periode Desember 2010 sampai Maret 2011
Bulan RW
Jumlah tabung yang diperiksa ∑
Pool Positif
Keterangan aeg
albo quin
tritae Arm
Des III
6 6
2 1
4 19
1 Ae. aegypti
dari RT III
IV 6
4 6
2 18
Jan III
7 2
7 1
17 IV
6 4
6 1
1 18
Peb III
6 3
11 1
1 22
IV 11
3 6
20 Maret
III 5
3 18
1 1
28 IV
6 1
6 1
14 Nyamuk Hasil
Rearing 12
12 Larva Nyamuk
8 8
16 ∑
73 34
62 4
11 184
Keterangan: Σ= Jumlah pool nyamuk; aeg= Ae.aegypti; albo=Ae.albopictus; quin=Cx.quinquifasciatus; tritae= Cx.
tritaeniorinchus; Arm= Armigeres subalbatus
Hasilnya cukup efektif karena setelah dilakukan tindakan tersebut tidak ada lagi penderita baru yang dilaporkan. Nyamuk yang positif tersebut ditangkap dari
rumah penduduk yang merupakan penderita chikungunya pada 22 September 2010. Hal ini menunjukkan bahwa virus chikungunya masih didapatkan dalam
tubuh penderita. Penyakit ini merupakan penyakit self limiting diseases dan CHIKV dalam tubuh penderita akan hilang 5 hari setelah viremia, tetapi
tergantung daya tahan tubuh penderita WHO 2008; Schwartz Albert 2010. Pola berjangkitvirus Chikungunya tidak jauh beda dengan virus dengueyaitu
dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban udara. Pada suhu yang panas 28-32°C dengan kelembaban yang tinggi, nyamuk Aedes spp.akan tetap bertahan hidup
untuk jangka waktu yang lama. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama disetiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit sedikit berbeda.
Pada musim hujan tempat perkembangbiakan Ae.aegyptiyang pada musim kemarau tidak terisi, mulai terisi air. Telur-telur yang belum sempat menetas pada
waktu singkat akan menetas. Selain itu pada musim hujan semakin banyak tempat-tempat penampungan air alamiah yang terisi air hujan yang dapat
digunakan sebagai tempat perkembangan nyamuk ini.Karena itu pada musim penghujan populasi nyamuk Ae.aegyptimeningkat. Dengan bertambahnya
populasi nyamuk merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penyebaran virus chikungunya.
Gambar 18 menunjukkan hasil elektroforesis pada gel agarosa 1 dari amplifikasi gen nsp1 CHIKV menggunakan primer Primer forward CHIKnsP1-S
dan Primer reverse CHIKnsP1-C. Amplikon 350 bp terdeteksi pada lajur 2, lajur 9 dan 11 sebagai kontrol positif dan negatif dan lajur 10 1 KB DNA ladder NEB.
Pada lajur 2 menunjukkan adanya virus chikungunya dalam tubuh nyamuk yang ditandai dengan munculnya band pada amplikon 350 bp atau sejajar dengan
kontrol positif lajur 9 sedangkan pada kontrol negatif lajur 11 tidak ada band yang terlihat.
Gambar 18 Hasil elektroforesis pada nyamuk di Kelurahan Pasir Kuda periode
Desember 2010 sampai Maret 2011.
Datayang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan chikungunya diperoleh dengan wawancara dengan panduan
kuesioner terstruktur Depkes. Responden yang diwawancarai adalah penduduk dewasa yang berusia 15-60 tahun dan bersedia untuk diwawancarai sebanyak 110
orang yang teridiri dari 89 81 orang perempuan dan 21 orang 19 laki-laki.
4.4 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat. 4.4.1 Karakteristik Responden