Arahan dan Strategi Pengembangan Kegiatan Perikanan Budidaya dari Aspek Sosial

belum diterima sepenuhnya oleh negara lain, rating 2 agak lemah yaitu konflik antar pelaku usaha perikanan dan rating 3 agak kuat yaitu berkurangnya regenerasi pembudidaya dan pembinaan terhadap generasi muda tentang budidaya perikanan yang belum optimal.

5.4.3.3 Matriks Internal Eksternal

Berdasarkan skor yang diperoleh dari analisis matriks IFAS dan EFAS dapat diketahui bahwa total skor faktor internal untuk pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial sebesar 2,7151 sedangkan total skor faktor eksternal sebesar 2,6984. Setelah diketahui total skor analisis matriks IFAS dan EFAS maka selanjutnya skor tersebut dipetakan kedalam matriks internal eksternal seperti terlihat pada Gambar 42. Nilai jumlah skor faktor strategi internal Tinggi Rata-rata Lemah N il ai j u m lah skor f ak to r s tr at eg i ek st er n al 4 3 2,7151 2 1 Tinggi 3 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turn around Rata- rata 4 STABILTY Hati-hati 2,6984 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILTY Tidak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive company atau Divestment 2 Lemah 7 GROWTH Diversifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi 1 Gambar 42 Hasil Analisis Matriks Internal Eksternal Aspek Sosial Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa strategi pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial berada pada sel 5. Artinya posisi pengembangan subsektor perikanan kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial memerlukan Growth Strategy yaitu strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri atau Stability Strategy yaitu penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.

5.4.3.4 Matriks SPACE

Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial diketahui bahwa selisih skor antara kekuatan dan kelemahan pada matriks IFAS adalah sebesar -0,0710 dan selisih skor peluang dan ancaman pada matriks EFAS sebesar 0,0185. Kombinasi kedua skor dipetakan berdasarkan posisi didalam matriks SPACE sehingga diperoleh garis pertemuan yang akan menentukan kuadran strategi seperti pada Gambar 43. Berdasarkan Gambar 43, diketahui bahwa pertemuan antara garis x dan y untuk pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial berada dalam Kuadran III Strategi Turn-Around . Hal tersebut menandakan bahwa pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial mempunyai peluang yang sangat besar namun disisi lain memiliki kelemahan internal. Menghadapi situasi ini perusahaan perlu dilakukan upaya meminimalkan masalah-masalah internal untuk berebut peluang pasar. Berbagai Peluang Kelemahan Kuadaran III -0,0710 ; 0,0185 Kuadaran I Kekuatan Internal Kuadaran IV Kuadaran II Internal Berbagai Ancaman Gambar 43 Hasil Analisis Matriks SPACE Aspek Sosial

5.4.3.5 Tahap Pengambilan Keputusan Dengan Analisis SWOT

Strategi utama pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial di Kabupaten Indramayu dilakukan melalui upaya: 1 meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan perikanan budidaya yang lebih modern, dan 2 meningkatkan akses teknologi informasi untuk meningkatkan penguasaan teknologi budidaya perikanan. Hasil Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 44. INTERNAL EKSTERNAL Kekuatan S 1. Budaya turun temurun . 2. Keahlian masyarakat dalam budidaya ikan. 3. Bisa dilakukan dalam skala rumah tangga. 4. Menyerap banyak tenaga kerja. Kelemahan W 1. Pola fikir pengelolaan perikanan budidaya secara tradisional. 2. Gaya hidup masyarakat yang konsumtif. 3. SDM masih rendah. 4. Penguasaan teknologi budidaya belum merata. Peluang O 1. Berkembangnya teknologi budidaya. 2. Bertambahnya kesadaran masyarakat tentang kandungan gizi ikan. 3. Adanya kawasan minapolitan. 4. Sudah dikenal secara luas produk budidaya SO WO Ancaman T 1. Berkurangnya regenarasi pembudidaya. 2. Produk belum diterima sepenuhnya oleh negara lain. 3. Pembinaan terhadap generasi muda tentang budidaya perikanan yang belum optimal. 4. Konflik antar pelaku usaha perikanan ST WT Gambar 44 Hasil Analisis Matriks SWOT Aspek Sosial Berdasarkan Gambar 44 dapat dirumuskan strategi utama dan strategi alternatif kegiatan perikanan budidaya dari aspek sosial sebagai berikut: 1. Strategi SO: a mempertahankan dan meningkatkan skala produksi perikanan melalui teknologi perikanan budidaya; b mempertahankan dan meningkatkan kondisi budaya serta keahlian masyarakat melalui pemanfaatan kawasan minapolitan; c meningkatkan jumlah tenaga kerja dengan meningkatnya konsumsi ikan per kapita. 2. Strategi WO: a meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan perikanan budidaya yang lebih modern. b meningkatkan akses teknologi informasi untuk meningkatkan penguasaan teknologi budidaya perikanan. 3. Strategi ST: a mempertahankan dan meningkatkan budaya serta keahlian masyarakat dalam perikanan budidaya dalam skala rumah tangga serta mencegak konflik antar pelaku usaha; b mempertahankan dan meningkatkan jumlah tenaga kerja pembudidaya serta mencegah berkurangnya generasi pembudidaya. 4. Strategi WT: meningkatkan bantuan stimulus berupa pelatihan dan pemahaman tentang teknologi informasi dalam perikanan budidaya melalui Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

5.4.4 Arahan dan Strategi Pengembangan Kegiatan Perikanan Budidaya dari Aspek Kelembagaan

Faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terkait dengan pengembangan kegiatan perikanan budidaya dilihat dari aspek kelembagaan disajikan dalam Tabel 43. Tabel 43 Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Aspek Kelembagaan No Faktor internal No Faktor eksternal 1 Kekuatan 3 Peluang - Adanya lembaga pemerintah - Kebijakan pemerintah daerah yang terbuka terhadap investasi - Adanya lembaga non pemerintah - Munculnya masyarakatLSM peduli lingkungan - Adanya struktur kelembagaan “Bapak Angkat” - Kebijakan pemerintah pusat untuk perkembangan subsektor perikanan di daerah - Adanya dukungan APBN dan APBD - Berkembangnya kelompok usaha bersama bidang perikanan 2 Kelemahan 4 Ancaman - Belum optimalnya manajemen kelmbagaan koperasi - Kebijakan pembatasan ekspor produk perikanan - Masih terbatasnya petugas dalam bidang perikanan budidaya - Kebijakan diskriminatif dari negara importir - Belum Optimalnya sinergitas program lintas sektoral - Lemahnya sangsi pemerintah atas pelaku pencemaran lingkungan - Kurang terjalinnya hubungan antara pemerintah dengan swastamasyarakat - Sertifikasistandarisasi pengelolaan yang belum maksimal diterapkan

5.4.4.1 Faktor Strategi Internal

Skor akumulasi dari semua faktor kekuatan dan kelemahan pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek kelembagaan diperoleh dari perkalian antara bobot dan rating. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai akumulasi skor dari faktor kekuatan sebesar 1,3403 dan faktor kelemahan sebesar 1,2981 sehingga total skor faktor kekuatan dan kelemahan sebesar 2,6385 seperti terlihat pada Tabel 44. Tabel 44 Hasil Analisis Matriks IFAS Aspek Kelembagaan Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Skor Kekuatan : 1 Adanya lembaga pemerintah 0,2010 3 0,6030 2 Adanya lembaga Non Pemerintah 0,0634 2 0,1268 3 Adanya struktur kelembagaan “Bapak Angkat” 0,0963 2 0,1925 4 Adanya dukungan APBN dan APBD 0,1393 3 0,4179 Jumlah 0,5000 1,3403 Kelemahan : 1 Belum optimalnya manajemen kelembagaan koperasi 0,1602 3 0,4807 2 Masih terbatasnya petugas dalam bidang perikanan budidaya 0,0981 2 0,1963 3 Belum Optimalnya sinergitas program lintas sektoral 0,1379 3 0,4137 4 Kurang terjalinnya hubungan antara pemerintah dengan swastamasyarakat 0,1037 2 0,2074 Jumlah 0,5000 1,2981 Jumlah Keseluruhan Kekuatan dan Kelemahan 1,0000 2,6385 Dalam kolom faktor kekuatan, tidak ada faktor yang memperoleh rating 1 sangat lemah dan rating 4 sangat kuat sedangkan faktor kekuatan lainnya mendapat rating 2 agak lemah yaitu adanya lembaga non pemerintah dan adanya struktur kelembagaan “Bapak Angkat”, rating 3 agak kuat yaitu adanya lembaga pemerintah dan adanya dukungan APBN dan APBD. Dalam kolom faktor kelemahan, tidak ada faktor yang memperoleh rating 1 sangat lemah dan rating 4 sangat kuat sedangkan faktor kekuatan lainnya mendapat rating 2 agak lemah yaitu masih terbatasnya petugas dalam bidang perikanan budidaya dan kurang terjalinnya hubungan antara pemerintah dengan swastamasyarakat, rating 3 agak kuat yaitu belum optimalnya manajemen kelembagaan koperasi dan belum optimalnya sinergitas program lintas sektoral.

5.4.4.2 Faktor Strategi Eksternal

Skor akumulasi dari semua faktor peluang dan ancaman pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek kelembagaan diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan rating. Nilai akumulasi skor dari faktor peluang sebesar 1,4247 dan nilai akumulasi skor dari faktor ancaman sebesar 1,5737 sehingga total skor faktor peluang dan ancaman sebesar 2,9984 sebagaimana disajikan pada Tabel 45. Dalam kolom faktor peluang, tidak ada yang memperoleh rating 2 agak lemah dan rating 4 sangat kuat sementara faktor lainnya memperoleh rating 1 sangat lemah yaitu munculnya masyarakatLSM peduli lingkungan dan rating 3 agak kuat yaitu kebijakan pemerintah daerah yang terbuka terhadap investasi, kebijakan pemerintah pusat untuk perkembangan subsektor perikanan di daerah dan berkembangnya kelompok usaha bersama bidang perikanan. Dalam kolom faktor ancaman, tidak ada yang memperoleh rating 1 sangat lemah, sementara faktor lainnya memperoleh rating 4 sangat kuat yaitu lemahnya sangsi pemerintah atas pelaku pencemaran lingkungan, rating 2 agak lemah yaitu Kebijakan pembatasan ekspor produk perikanan dan Kebijakan diskriminatif dari negara importir dan rating 3 agak kuat yaitu Sertifikasistandarisasi pengelolaan yang belum maksimal diterapkan. Tabel 45 Hasil Analisis Matriks EFAS Aspek Kelembagaan Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Skor Peluang : 1 Kebijakan PEMDA yang terbuka terhadap investasi 0,1693 3 0,5079 2 Munculnya masyarakatLSM peduli lingkungan 0,0377 1 0,0377 3 Kebijakan pemerintah pusat untuk perkembangan subsektor perikanan di daerah 0,1695 3 0,5086 4 Berkembangnya kelompok usaha bersama bidang perikanan 0,1235 3 0,3706 Jumlah 0,5000 1,4247 Ancaman : 1 Kebijakan pembatasan ekspor produk perikanan 0,0782 2 0,1564 2 Kebijakan diskriminatif dari negara importir 0,0704 2 0,1408 3 Lemahnya sangsi pemerintah atas pelaku pencemaran lingkungan 0,2222 4 0,8890 4 Sertifikasistandarisasi pengelolaan belum maksimal diterapkan 0,1292 3 0,3875 Jumlah 0,5000 1,5737 Jumlah Keseluruhan Peluang dan ancaman 1,0000 2,9984

5.4.4.3 Matriks Internal Eksternal

Berdasarkan analisis matrik IFAS dan EFAS dapat diketahui bahwa total skor faktor internal untuk pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek kelembagaan sebesar 2,6385 sedangkan total skor faktor eksternal sebesar 2,9984. Nilai jumlah skor faktor strategi internal Tinggi Rata-rata Lemah N il ai j u m lah skor f ak to r s tr at eg i ek st er n al 4 3 2,6385 2 1 Tinggi 3 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turn around Rata- rata 4 2,9984 STABILTY Hati-hati 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILTY Tidak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive company atau Divestmen 2 Lemah 7 GROWTH Diversifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi 1 Gambar 45 Hasil Analisis Matriks Internal Eksternal Aspek Kelembagaan