Indramayu. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori kekuatan diberi nilai dari 1 sampai dengan 4 dengan membandingkan terhadap
rata-rata pesaing utama. Variabel yang bersifat negatif kebalikannya jika kelemahan besar sekali dibanding dengan rata-rata pesaing sejenis nilainya
adalah 1, sedangkan jika nilai kelemahan rendahdi bawah rata-rata pesaing- pesaingnya nilainya 4.
4. Kalikan bobot dengan nilai rating untuk memperoleh faktor pembobotan
dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 menonjol sampai dengan 1,0
lemah.
5. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor
pembobotan.
b. Analisis Matriks Internal Eksternal IE
Matriks internal eksternal IE digunakan untuk memposisikan strategi pengembangan subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu yang didapat dari
jumlah skor dari masing-masing faktor internal dan faktor eksternal. Model matriks internal eksternal dapat dilihat pada Gambar 6.
Nilai jumlah skor faktor strategi internal
N il
ai j
u m
lah skor
f ak
to r s
tr at
eg i ek
st er
n al
4 Tinggi 3 Rata-Rata 2 Lemah 1 Tinggi
3 1
GROWTH Konsentrasi melalui
integrasi vertikal 2
GROWTH Konsentrasi melalui
integrasi horizontal 3
RETRENCHMENT Turn around
Rata- Rata
4 STABILTY
Hati-hati 5
GROWTH Konsentrasi melalui
integrasi horizontal STABILTY
Tidak
ada perubahan
profit strategi
6 RETRENCHMENT
Captive company atau
Divestmen 2
Lemah 7
GROWTH Diversifikasi
konsentrik 8
GROWTH Diversifikasi
konglomerat 9
RETRENCHMENT Bangkrut
atau likuidaasi
1
Gambar 6 Model Matriks Internal Eksternal Menurut Rangkuti 2009, matriks internal eksternal dapat digunakan dalam
mengidentifikasi suatu strategi yang relevan berdasarkan sembilan sel matriks IE. Kesembilan sel tersebut secara garis besar dapat dikelompokan kedalam tiga
strategi utama yaitu: 1.
Growth strategy yaitu strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri sel 1, 2 dan 5 atau melalui diversifikasi sel 7 dan 8;
2. Stability strategy yaitu penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah
strategi yang telah ditetapkan sel 4;
3. Retrenchment strategy yaitu strategi dengan memperkecil atau mengurangi
usaha yang dilakukan sel 3, 6 dan 9.
c. Analisis Matriks Strategic Position and Action Evaluation
SPACE
Menurut Rangkuti 2009, matriks SPACE digunakan untuk mempertajam posisi dan arah pengembangan dari analisis ini adalah selisih dari skor faktor
internal dan selisih dari skor faktor eksternal. Aderafiansyah 2012 menyatakan sebelum menentukan strategi untuk suatu perusahaan, sebaiknya setelah
mengetahui posisi perusahaan dalam persaingan bisnisnya, setelah kita mengetahui posisi perusahaan, maka kita dapat menentukan strategi-strategi apa
yang cocok untuk diterapkan.
Dalam penelitian ini, strategi pengembangan subsektor perikanan dianalogikan sebagai posisi perusahaan yang dikelompokkan dalam 4 kuadran.
Kuadran I, strategi yang tepat adalah strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around dan kuadaran IV strategi defensif
Rangkuti 2009. Model matriks SPACE disajikan pada Gambar 7.
Berbagai Peluang
Kelemahan Kuadaran III
Strategi Turn-Around Kuadaran I
Strategi Agresif Kekuatan
Internal Kuadaran IV
Straegi Defensif Kuadaran II
Strategi Diversifikasi Internal
Berbagai Ancaman
Gambar 7 Model Matriks SPACE Dari model matriks SPACE tersebut, dapat diuraikan pengertian dari
masing-masing kuadran sebagai berikut: 1.
Kuadran I, menandakan posisi sangat menguntungkan, dimana pengembangan subsektor perikanan memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada dengan menerapkan strategi pertumbuhan yang agresif.
2. Kuadran II, menunjukkan pengembangan subsektor perikanan menghadapi
berbagai ancaman, namun masih mempunyai kekuatan sehingga strategi yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan menerapkan strategi diversifikasi.
3. Kuadran III, pada kuadran ini pengembangan subsektor perikanan mempunyai
peluang yang sangat besar namun disisi lain memiliki kelemahan internal. Menghadapi situasi ini perusahaan harus berusaha meminimalkan masalah-
masalah internal untuk berebut peluang pasar
4. Kuadran IV, menunjukkan pengembangan subsektor perikanan berada pada
posisi yang tidak menguntungkan karena disamping menghadapi ancaman juga menghadapi kelemahan internal.
d. Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunities, Threats
Matriks SWOT adalah matriks yang menginteraksikan faktor strategis internal dan eksternal. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki Rangkuti 2009 seperti yang
terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Matriks SWOT Strength, Weakness, Opportunities, Threats INTERNAL
EKSTERNAL Kekuatan S
Daftar 5-10 faktor kekuatan
Kelemahan W Daftar 5-10 faktor
kelemahan Peluang O
Daftar 5-10 faktor peluang
S-O Strategi Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
W-O Strategi Atasi kelemahan dan
manfaatkan peluang Ancaman T
Daftar 5-10 faktor ancaman
S-T Strategi Gunakan kekuatan
untuk menghindari ancaman
W-T Strategi Meminimumkan
kelemahan dan menghindari ancaman
David 2004, menyatakan bahwa SWOT merupakan alat analisis penting dalam mengembangkan empat macam strategi. Empat macam strategi tersebut
adalah: 1.
Strategi S-O, yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk mendapatkan peluang;
2. Strategi S-T, yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman; 3.
Strategi W-O, yaitu pemanfaatan peluang dengan cara meminimumkan kelemahan; dan
4. Strategi W-T, merupakan kegiatan pada strategi ini bersifat pertahanan dengan
cara meminimumkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
4 KONDISI UMUM WILAYAH
4.1 Kondisi Fisik Wilayah 4.1.1 Kondisi Geografis, Administrasi dan Penggunaan Lahan
Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107 52’-
108 36’ Bujur Timur dan 6
15’-6 40’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon; - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Sumedang dan Kabupaten Cirebon; dan