Pembahasan Umum Prioritas Pembangunan Subsektor Perikanan
Pengembangan subsektor perikanan memerlukan dukungan sarana prasaranainfrastruktur wilayah yang memadai. Pengembangan sarana prasarana
harus menjadi prioritas pemerintah dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah terkait pengembangan subsektor perikanan. Hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya sehingga dapat menumbuhkan sektor baru di Kabupaten Indramayu. Pengembangan sarana
prasarana wilayah untuk mendukung usaha perikanan tidak hanya untuk memenuhi tujuan-tujuan sektoral yang bersifat parsial namun juga bersifat
komprehensif dengan mempertimbangkan keserasian berbagai sumber daya sebagai unsur utama pembentuk ruang.
Berdasarkan hasil analisis persepsi stakeholders terhadap pembangunan subsektor perikanan, masih terdapat perbedaan persepsi yang mencolok untuk
skala prioritas pembangunan. Hal tersebut menunjukkan masih kurangnya pemahaman akan konsep pembangunan dan perencanaan pembangunan subsektor
perikanan. Prioritas tersebut cenderung mengacu pada kegiatan peningkatan produksi berdasarkan kondisi dan potensi sumber daya perikanan yang ada di
wilayah Kabupaten Indramayu. Produksi perikanan yang tinggi diharapkan akan berimplikasi pada bertambahnya kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB
secara keseluruhan, namun hal tersebut belum tentu akan berpengaruh positif pada keterkaitan antar sektor perekonomian secara keseluruhan. Dalam hal ini terdapat
kontradiksi kegiatan prioritas pembangunan subsektor perikanan antara peningkatan produksi dan peningkatan keterkaitan antar sektor. Stakeholders
belum memahami manfaat peranan keterkaitan antar sektor perekonomian. Keterkaitan antar sektor perekonomian dapat mengetahui sektor-sektor mana yang
memiliki potensi menjadi sektor yang strategis dan bisa menggerakan perekonomian wilayah berdasarkan keterkaitan dengan sektor-sektor ekonomi
lainnya melalui struktur input output.
Pemahaman konsep pembangunan dan perencanaan pembangunan subsektor perikanan hanya berorientasi pada kegiatan peningkatan produksi berdasarkan
kondisi dan potensi sumber daya perikanan di wilayah Kabupaten Indramayu tanpa memahami manfaat peranan keterkaitan antar sektor perekonomian akan
berdampak negatif terhadap arahan dan strategi pengembangan subsektor perikanan di wilayah Kabupaten Indramayu. Berdasarkan faktor-faktor penentu
kebijakan pembangunan subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu, prioritas pembangunan perikanan yang akan dikembangkan berturut-turut adalah; kegiatan
perikanan budidaya, pengolahan hasil perikanan, dan penangkapan ikan dengan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia.
Peranan subsektor perikanan dalam pembangunan wilayah harus terus ditingkatkan karena memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta
merupakan sumber daya yang dapat pulih Dahuri 2002, sehingga diharapkan dalam arahan kebijakan pembangunan subsektor perikanan mampu meningkatkan
keterkaitan subsektor perikanan dengan sektor-sektor lain, baik yang memiliki keterkaitan ke depan maupun keterkaitan ke belakang. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Anwar 2005 bahwa dalam pembangunan kewilayahan yang berkembang akan terjadi transfer input dan output barang dan jasa antar sektor
secara dinamis. Sektor-sektor yang memiliki keterkaitan ke depan dengan sektor perikanan adalah; subsektor perikanan itu sendiri, sektor hotel, sektor restoran,
sektor industri non migas dan sektor swasta. Sektor yang layak didorong
peningkatan keterkaitannya dengan perikanan adalah perikanan itu sendiri, sektor hotel, sektor restoran dan sektor industri non migas, karena ketiga sektor inilah
yang memiliki nilai keterkaitan tertinggi dengan sektor perikanan.
Subsektor perikanan yang tumbuh cukup baik di Kabupaten Indramayu 6,11tahun, sektor hotel 4,96tahun, sektor industri non migas
4,85tahun dan sektor restoran 4,75tahun dapat didorong peningkatan keterkaitannya dengan subsektor perikanan. Berdasarkan hasil analisis Multiplier
Effect
, sektor industri non migas menempati peringkat pertama untuk parameter multiplier Effect OutputOM dan peringkat kedua untuk Multiplier Effect nilai
tambah brutoVM serta peringkat ketiga untuk Multiplier Effect pendapatanIM. Pengembangan subsektor perikanan akan memberikan dampak lebih besar
bagi perekonomian wilayah dengan meningkatnya nilai tambah produksi. Peningkatan nilai tambah pada subsektor perikanan akan lebih bermanfaat bagi
masyarakat di dalam wilayah dan juga bagi perkembangan wilayah itu sendiri. Oleh sebab itu salah satu usaha untuk meningkatkan nilai tambah subsektor
perikanan adalah dengan mengembangkan industri non migas makanan dan minuman yang menggunakan hasil produksi perikanan sebagai bahan baku
utama. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pengembangan industri skala kecil maupun menengah yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus
menampung tenaga kerja.
Peranan pemerintah sebagai fasilitator dan regulator harus lebih dominan dalam meningkatkan keterpaduan sektoral sehingga bisa meningkatkan
keterkaitan subsektor perikanan dengan sektor lainnya, baik sebagai pengguna output
maupun penyedia input, sehingga potensi yang dimiliki daerah dapat lebih dioptimalkan. Hal tersebut perlu didukung dengan kebijakan pemerintah terkait
perencanaan pembangunan industri-industri pengolahan ikan. Pengembangan industri non migas terkait pengolahan perikanan dengan sendirinya akan
menciptakan keterkaitan sektor baru yang dapat meningkatkan keterkaitan antar sektor baik langsung maupun tidak langsung terhadap subsektor perikanan
misalnya dengan sektor perdagangan besar dan eceran. Melalui sektor perdagangan besar dan eceran, produk hasil pengolahan perikanan dipasarkan
dengan melibatkan tenaga kerja di sektor perdagangan. Secara tidak langsung sektor perdagangan besar dan eceran bisa menyerap tenaga kerja yang
berimplikasi terhadap perekonomian di Kabupaten Indramayu.
Untuk meningkatkan keterkaitan antar sektor, prioritas utama pembangunan perikanan adalah kegiatan pengolahan hasil perikanan melalui keterkaitan dengan
sektor industri non migas yaitu industri kecil dan menengah pengolahan makanan berbahan baku ikan dengan didukung kegiatan perikanan tangkap dan perikanan
budidaya sebagai penyedia bahan baku. Sektor perdagangan besar dan eceran diharapakan bisa mendukung sektor industri non migas dalam memasarkan
produk-produk lokal yang dihasilkan melalui industri kecil dan menengah pengolahan makanan berbahan baku ikan. Melalui kegiatan pengolahan
diharapkan nilai tambah yang terbentuk akan lebih besar, karena nilai transaksi antar sektor perekonomian dalam internal wilayah makin besar, sehingga potensi
kebocoran wilayah dapat dikurangi.
Pengolahan hasil perikanan tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Penanganan yang tepat sejak ikan ditangkap atau
dipanen sangat menentukan kualitas bahan baku yang akan diproses lebih lanjut.
Penerapan metode rantai dingin sudah menjadi standar dalam penanganan ikan yang memiliki sifat mudah busuk. Disamping itu peningkatan daya tarik sarana
dan prasarana perikanan seperti pelabuhan, perbengkelan, tempat pengisian bahan bakar, fasilitas air bersih, serta kelembagaan KoperasiTPIPPI perlu dilakukan
agar mampu menarik kapal-kapal nelayan dari luar wilayah untuk mendaratkan ikan hasil tangkapannya di Kabupaten Indramayu.
Arahan strategi pengembangan subsektor perikanan untuk mendukung meningkatkan keterkaitan dengan sektor hilir industri non migaspengolahan
makanan meliputi:
a membangun
dan merevitalisasi
sarana dan
prasaranainfrastruktur perikanan berupa ketersediaan pelabuhan, perbengkelan, tempat pengisian bahan bakar, fasilitas air bersih, pabrik es, cold storage; b
membangun lantai jemur yang luas dan bersih untuk produk ikan asin; c meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia di wilayah pesisir dalam
kegiatan pengolahan perikanan dalam skala rumah tangga dan; d memberdayakan industri kecil menengah dalam usaha pengolahan makanan.
6 SIMPULAN DAN SARAN