Latar Belakang Fisheries Subsector Analysis in Indramayu Regency Regional Development

Kabupaten Indramayu merupakan KabupatenKota kedua termiskin se-Jawa Barat dengan tingkat kemiskinan di Kabupaten Indramayu mencapai 16,58, diatas rata-rata tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Barat 11,27 dan nasional 13,33. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Indramayu sebesar 11,29 dari jumlah total angkatan kerja, diatas rata-rata tingkat pengangguran terbuka Provinsi Jawa Barat 10,33 dan nasional sebesar 7,14 TNP2K 2011. Jumlah penduduk miskin di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu tersebar di 11 sebelas kecamatan dengan jumlah mencapai 38 dari total penduduk miskin Kabupaten Indramayu. Hal tersebut juga menunjukan bahwa pembangunan belum menyentuh kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini juga dibuktikan dengan rendahnya nilai IPM di wilayah pesisir. Meskipun secara umum nilai IPM di wilayah pesisir diatas nilai IPM Kabupaten, namun nilai IPM di wilayah pesisir rata-rata berada di bawah 70 TNP2K 2011 seperti dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin, IPM, PDRBkapita Kecamatan-Kecamatan Pesisir di Kabupaten Indramayu Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa Jumlah Individu Miskin Orang Jumlah Individu Miskin terhadap Jumlah Penduduk IPM PDRB Per kapita 2011 Rupiah Indramayu 106.937 44.486 42 76,13 24.115.470 Karangampel 62.892 27.282 43 72,04 14.220.040 Balongan 38.103 17.817 47 71,99 5.701.710 Losarang 51.905 23.068 44 70,17 12.482.722 Sukra 43.786 21.895 50 68,99 29.465.160 Krangkeng 65.508 33.286 51 68,38 5.495.834 Juntinyuat 76.554 34.220 45 69,61 10.888.390 Cantigi 26.670 14.612 55 67,31 6.452.200 Pasekan 23.502 12.825 55 68,61 6.649.925 Kandanghaur 84.992 42.364 50 69,57 18.320.956 Patrol 54.019 26.700 49 69,99 23.088.057 Wilayah Pesisir 634.868 298.555 47 14.261.860 Kab. Indramayu 1.675.790 790.003 47 68,18 12.238.773 Sumber: TNP2K 2011 dan BPS Indramayu 2012b Kesenjangan pembangunan antar kecamatan di wilayah pesisir termasuk tinggi. Hal ini tercermin dari data BPS dimana perbedaan PDRB per kapita antar kecamatan sangat tinggi. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa di kecamatan WP Wilayah Pesisir ada kecamatan yang memiliki pendapatan per kapita diatas Rp.24 jutakapitatahun contoh: Kecamatan Sukra dan Indramayu yang merupakan kecamatan-kecamatan dengan PDRB per kapita tinggi, dan ada kecamatan yang memiliki pendapatan sekitar Rp.5 jutakapitatahun contoh: Kecamatan Krangkeng dan Balongan yang tergolong kecamatan-kecamatan dengan PDRB per kapita terendah. Gambar 2 Perbandingan PDRB per Kapita Kecamatan Tanpa Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 Rupiah Berdasarkan hasil penelitian Ruswandi 2009 bahwa ada dua sektor utama yang menjadi potensi utama wilayah pesisir Indramayu yaitu sektor migas 24,6 dan subsektor perikanan 24,4. Peranan subsektor perikanan relatif kecil dibandingkan sektor minyak dan gas bumi yang merupakan sumber daya alam yang keberadaannya tidak dapat pulih. Walaupun Kabupaten Indramayu merupakan produsen perikanan terbesar di Jawa Barat, subsektor perikanan diindikasikan belum mampu menjadi sektor strategis untuk menggerakan perekonomian wilayah Kabupaten Indramayu karena memiliki keterkaitan antar sektor dibawah rata-rata sehingga belum mampu menarik sektor-sektor hulu dan hilirnya. Hal tersebut berimplikasi terhadap kesenjangan wilayah di pesisir Kabupaten Indramayu yang disebabkan sarana-prasarana wilayahinfrastruktur yang kurang mendukung terhadap pengembangan subsektor perikanan. Dengan semakin menurunnya daya dukung sumberdaya alam kegiatan perikanan tangkap, maka kegiatan pengolahan perikanan bisa menjadi alternatif prioritas pembangunan dalam mendorong peranan subsektor perikanan. Subsektor perikanan diharapkan akan terus berkembang menjadi sektor yang strategis dan menjadi motor penggerak sektor riil dalam pembangunan wilayah Kabupaten Indramayu pada masa mendatang. Untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan informasi terkait perencanaan pengembangan wilayah dengan memperhatikan keterkaitan subsektor perikanan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya dan tingkat perkembangan wilayah sebagai dasar pengembangan wilayah, serta prioritas pembangunan dan strategi pengembangannya sehingga diharapkan tercipta suatu pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan pendapat Morrissey dan O’Donoghue 2012, bahwa analisis ekonomi wilayah penting dilakukan untuk menyediakan akses bagi pemegang kebijakan terkait dampak sektor ekonomi.

1.2 Perumusan Masalah

Subsektor perikanan harus menjadi fokus pembangunan Kabupaten Indramayu karena merupakan subsektor yang berbasis sumberdaya alam dengan potensi yang besar, beragam dan bersifat dapat diperbaharui renewable 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 W P Su k ra W P I n d ram ay u W P P atr o l Jatib ar an g B an g o d u a W P Kan d an g h au r W id asar i W P Kar an g am p el W P L o sar an g Sin d an g Ked o k an B u n d er Hau rg eu lis W P J u n tin y u at T u k d an a L o h b en er L elea T er is i Sli y eg Gab u sw etan A n jatan C ik ed u n g Gan tar Su k ag u m iw an g Ker tasem ay a B o n g as W P P asek an W P C an tig i A rah an W P B alo n g an W P Kr an g k en g Kr o y a Rp. resources . Kondisi sumber daya perikanan tersebut didukung oleh keadaan wilayah dengan karakter pesisir yang menjadi habitat bagi kehidupan berbagai komoditas perikanan. Dukungan sumber daya manusia, sarana dan prasarana perikanan sumber daya buatan, serta sumber daya sosial menjadikan subsektor perikanan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam perekonomian Kabupaten Indramayu. Untuk menjadikan subsektor perikanan sebagai sektor yang strategis bagi perekonomian Kabupaten Indramayu, selain melalui peningkatan peranan dan sumbangannya dalam perekonomian, juga harus dilakukan dengan meningkatkan keterkaitan dengan sektor-sektor lain dalam internal wilayah. Keterkaitan subsektor perikanan harus ditingkatkan agar mampu menarik sektor-sektor di hulunya sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang dan menarik sektor-sektor di hilirnya sektor yang memiliki keterkaitan ke depan. Semakin kuat keterkaitan subsektor perikanan dengan sektor-sektor utama lainnya seperti perdagangan dan industri non migas, maka akan makin besar pula pengaruhnya dalam perkembangan wilayah Kabupaten Indramayu. Oleh karena itu, untuk mengetahui peranan dan sumbangan subsektor perikanan dalam perekonomian wilayah serta keterkaitannya dengan sektor lain perlu dilakukan identifikasi sehingga dapat disusun arahan pembangunan yang tepat sasaran. Untuk mendukung pengembangan subsektor perikanan, perlu diidentifikasi hirarki perkembangan wilayah melalui analisis yang didasarkan pada jumlah dan ketersediaan sarana prasarana wilayah. Untuk itu ditetapkan faktor-faktor penentu yang merupakan unsur indikator strategis terkait perkembangan sarana dan prasaranainfrastruktur wilayah di 11 kecamatan pesisir. Untuk menetapkan fokus pembangunan berdasarkan prioritas potensi dan sumberdaya kewilayahan, perlu dianalisis kegiatan subsektor perikanan mana yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. Oleh karena itu, dalam menyusun rencana pembangunan subsektor perikanan, pendapat dan persepsi stakeholders yang terlibat harus dapat diketahui karena dengan melibatkan seluruh stakeholders , pembangunan akan berjalan lebih baik dan aspiratif. Dalam kaitannya dengan subsektor perikanan, stakeholders yang dimaksud adalah masyarakat di bidang perikanan, pihak swasta, pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat. Pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik dan potensi yang dimiliki suatu wilayah, merupakan hal yang penting dalam merumuskan strategi pengembangan wilayah yang akan dilakukan, dengan harapan agar competitive advantage dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kemajuan suatu wilayah. Untuk menetapkan arahan strategi pengembangan wilayah di Kabupaten Indramayu, perlu dianalisis faktor-faktor yang terkait dengan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Hal ini dilakukan dengan cara meminimumkan kelemahan serta mengatasi ancaman terkait pengembangan subsektor perikanan. Dengan begitu akan dihasilkan suatu arahan yang efektif untuk pengembangan subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu yang melibatkan seluruh aspek baik aspek ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan dengan tujuan meningkatkan keterkaitan subsektor perikanan dengan sektor hilirnya. Dari hasil identifikasi terhadap potensi dan kondisi subsektor perikanan, peranan dan keterkaitannya dengan sektor-sektor perekonomian lain, tingkat perkembangan wilayah berdasarkan sarana prasaranainfrastruktur dan persepsi stakeholders maka selanjutnya diharapkan bisa disusun suatu arahan pembangunan dan pengembangan subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu berdasarkan pertimbangan aspek ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berimbang antara growth, equity and sustainability . Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Seberapa besar subsektor perikanan mampu menarik sektor-sektor ekonomi lain di Kabupaten Indramayu? 2. Bagaimana tingkat perkembangan wilayah berdasarkan kondisi sarana prasaranainfrastruktur wilayah dalam pemenuhan persyaratan sebagai lokasi pengembangan subsektor perikanan khususnya di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu? 3. Bagaimana persepsi stakeholders terhadap prioritas pembangunan dan pengembangan subsektor perikanan dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengidentifikasi peranan subsektor perikanan terhadap perekonomian wilayah dan keterkaitannya dengan sektor-sektor lain di Kabupaten Indramayu. 2. Mengidentifikasi tingkat perkembangan wilayah pengembangan subsektor perikanan khususnya di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu berdasarkan kondisi sarana prasaranainfrastruktur. 3. Menggali persepsi stakeholders dalam menentukan prioritas pembangunan pada subsektor perikanan dan menyusun arahan strategi pengembangan subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dan seluruh stakeholders dalam menyusun rencana pengelolaan subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian daerah serta mendorong aktivitas pembangunan yang berkelanjutan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini, wilayah penelitian di Kabupaten Indramayu khususnya di wilayah pesisir yang dibatasi pada wilayah daratan yaitu wilayah administrasi kecamatan yang memiliki garis pantai dan ditetapkan sebagai Kawasan Strategi Kabupaten KSK Minapolitan meliputi 11 Kecamatan yaitu Kecamatan Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Juntinyuat, Karangampel dan Krangkeng. Lingkup analisis dilakukan terhadap aspek perkembangan ekonomi wilayah berdasarkan indikator perkembangan sektor-sektor ekonomi serta ketersediaan sarana prasaranainfrastruktur. Penentuan lokasi penelitian, objek penelitian