Analisis Tingkat Perkembangan Wilayah

Rumus umum analisis skalogram berdasarkan Indeks Hirarki adalah sebagai berikut: . 1 ak n F I n k ik   dimana : ak n adalah bobot fasilitasfaktor penentu hirarki. Data yang digunakan dalam analisis skalogram adalah data Potensi Desa PODES di 11 Kecamatan tahun 2011 yang bersumber dari BPS. Variabel yang digunakan dalam analisis tingkat perkembangan wilayah disini adalah jumlah penduduk, jenis dan jumlah sarana prasarana umum, sarana prasarana peribadatan, sarana prasarana pendidikan, sarana prasarana kesehatan dan sarana prasarana perekonomian Lampiran 4. Satuan wilayah dalam analisis ini adalah kecamatan yaitu Kecamatan Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Juntinyuat, Karangampel dan Krangkeng. Hasil analisis ini nantinya akan menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menentukan lokasi untuk pengembangan wilayah pada subsektor perikanan.

3.3.3 Analisis Prioritas Pembangunan Subsektor Perikanan

Analisis prioritas pembangunan subsektor perikanan dengan menggunakan Analytical Hierarcy Process AHP. Analisis ini bertujuan untuk menentukan prioritas pengambilan keputusan atau kebijakan sehingga akan lebih mudah bila menggunakan model kebijakan AHP, karena merupakan sajian sederhana mengenai aspek terpilih dari situasi problematik didasari atas tujuan-tujuan khusus. Lebih lanjut disebutkan bahwa dari beberapa model yang dikenali dalam merumuskan kebijakan tidak ada satupun model yang dianggap baik, karena masing-masing model memfokuskan perhatian pada aspek yang berbeda. Salah satu model analisis data yang dapat digunakan untuk menelaah kebijakan adalah Analytical Hierarcy Process AHP. Model ini banyak digunakan pada pengambilan keputusan dengan banyak kriteria perencanaan, alokasi sumber daya dan penentuan prioritas strategi yang dimiliki pengambil keputusan dalam situasi konflik. Dalam perkembangannya metode ini tidak saja digunakan untuk penentuan prioritas pilihan dengan banyak kriteria multikriteria tetapi dapat diterapkan secara luas sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah. Hal ini dimungkinkan karena metode AHP dapat digunakan dengan cukup mengandalkan intuisi atau persepsi sebagai masukan utamanya, namun intuisi atau persepsi tersebut harus datang dari orang yang mengerti permasalahan, pelaku dan pembuat keputusan yang memiliki cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi. Dalam penelitian ini, metode sampling yang dipakai adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 15 orang yang merupakan stakeholders terkait kegiatan perikanan. Stakeholders tersebut terdiri atas unsur- unsur pemerintah daerah yang terdiri dari Dinas Perikanan dan Kelautan dan Bapppeda, unsur masyarakat meliputi tokoh masyarakat di bidang perikanan, lembaga swadaya masyarakat LSM serta unsur swasta yang terdiri dari pedagangpengusaha di bidang lingkunganperikanan. Pemilihan responden dilakukan sedemikian rupa terhadap pihak-pihak yang memiliki pemahaman yang baik terkait dengan pembangunan perikanan di Kabupaten Indramayu. Penyusunan hirarki AHP didasarkan pada pembangunan dan pengembangan subsektor perikanan di Kabupaten Indramayu yang memiliki beberapa kegiatan potensial antara lain penangkapan, budidaya, dan peningkatan nilai tambah melalui proses pengolahan. Langkah awal proses ini adalah merinci tujuan atau permasalahan kedalam komponen-komponen, kemudian diatur kedalam tingkatan-tingkatan hirarki. Hirarki yang paling atas diturunkan kedalam beberapa set kriteria atau elemen, sehingga diperoleh elemen-elemen spesifik yang mempengaruhi alternatif pengambilan keputusan. Setelah hirarki tersusun, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas elemen-elemen pada masing-masing tingkatan. Kemudian dibangun set matriks- matriks perbandingan dari semua elemen pada suatu tingkat hirarki dan pengaruhnya terhadap elemen pada tingkatan yang lebih tinggi untuk menentukan prioritas serta mengkonversi penilaian komparatif individu ke dalam pengukuran skala rasio. Penentuan tingkat kepentingan pada tiap hirarki dilakukan dengan teknik perbandingan berpasangan pairwise comparison yang menghasilkan suatu matriks peringkat relatif untuk masing-masing tingkat hirarki. Struktur hirarki dari permasalahan yang ingin diteliti yaitu pemilihan prioritas pembangunan perikanan di Kabupaten Indramayu berdasarkan lima faktor, yaitu potensi sumber daya perikanan SDI, sumber daya manusia SDM, sarana prasarana Sarpras, faktor pemasaran pasar atau permintaan konsumen dan ketersediaan biaya pembiayaanmodal, seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5 Struktur AHP Penentuan Prioritas Pembangunan Subsektor Perikanan Level 1 merupakan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan yang dilakukan pada level 3. Faktor-faktor pada level 2 diukur dengan perbandingan berpasangan berarah ke level 1. Misalnya didalam pemilihan kegiatan pembangunan, mana yang lebih penting antara sumber daya perikanan dan sumber daya manusia, antara sumber daya perikanan dengan sarana prasarana, pasar, biaya dan seterusnya. Faktor-faktor yang berpengaruh pada level 2 dapat dijelaskan sebagai berikut : Pengolahan Budidaya Tangkap Level 1 Level 2 Level 3 Pembangunan subsektor perikanan SDI PasarKonsumen Sarana Prasarana SDM PembiayaanModal 1. Faktor sumber daya ikan SDI, menunjukkan ketersediaan stok dan potensi sumber daya ikan meliputi beraneka macam jenis ikan, terumbu karang, mangrove dan wilayah laut yang menjadi fishing ground kegiatan penangkapan nelayan ataupun yang berkaitan dengan kegiatan perikanan budidaya yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu. 2. Faktor sumber daya manusia SDM, sebagai pelaku utama berbagai aktivitas perikanan meliputi nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah hasil perikanan. 3. Faktor sarana prasarana Sapras, merupakan fasilitas pendukung untuk kelancaran usaha perikanan, antara lain; dermaga tambat labuh kapal, pabrik es, cold storage, dock dan slipway, hatchery serta unit pengolahan ikan. 4. Faktor pasarkonsumen, menentukan tingkat permintaan produk hasil perikanan. Pasar dapat berupa pasar lokal, regional maupun internasional. 5. Faktor pembiayaanmodal, merupakan komponen untuk investasi dan operasional pelaksanaan kegiatan usaha perikanan dapat disediakan oleh lembaga keuangan Bank maupun non Bank. Pendekatan AHP menggunakan skala Saaty mulai dari nilai bobot 1 sampai dengan 9. Nilai bobot 1 menggambarkan sama penting, ini berarti bahwa atribut yang sama skalanya nilai bobotnya 1, sedangkan nilai bobot 9 menggambarkan kasus atribut yang paling absolut dibandingkan yang lainnya. Tabel skala banding secara berpasangan menurut Saaty 2008 disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Skala Perbandingan Berpasangan Tingkat Kepentingan Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuannya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding yang lain 7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lain Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada kompromi diantara dua pilihan Kebalikan Reciprocals Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan i Sumber: Saaty 2008 Jumlah pertanyaan perbandingan berpasangan adalah nn-12 karena saling berbalikan dan diagonalnya selalu bernilai satu. n merupakan banyaknya elemen atau faktor dalam setiap level. Oleh karena itu pada level 2 terdapat 10 pertanyaan