Persepsi Seluruh Stakeholders Prioritas Pembangunan Subsektor Perikanan

Tabel 34 Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Aspek Ekologi No Faktor internal No Faktor eksternal 1 Kekuatan 3 Peluang - Memiliki lahan budidaya yang luas - Pemanfaatan limbah ikan - Memiliki daerah aliran sungai - Rencana pembangunan Waduk Jatigede - Memiliki potensi perikanan yang besar - Implementasi reboisasi mangrove - Memiliki pasang surut wilayah pesisir yang baik - Implementasi CSR dari Pertamina untuk bidang lingkungan 2 Kelemahan 4 Ancaman - Konversi lahan - Hama dan penyakit - Pencemaran air - Pencemaran minyak - Perubahan iklim - Penebangan mangrove - Abrasi - Salinitas tinggi akibat dampak perubahan iklim

5.4.1.1 Faktor Strategi Internal

Skor akumulasi dari semua faktor kekuatan dan kelemahan pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan rating. Nilai akumulasi skor dari faktor kekuatan sebesar 1,5724 dan nilai akumulasi skor dari faktor kelemahan sebesar 1,2850 sehingga total skor faktor kekuatan dan kelemahan sebesar 2,8575 seperti terlihat pada Tabel 35. Tabel 35 Hasil Analisis Matriks IFAS Aspek Ekologi Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Skor Kekuatan : 1 Memiliki lahan budidaya yang luas 0,1799 3 0,5397 2 Memiliki daerah aliran sungai 0,0628 2 0,1255 3 Memiliki potensi perikanan yang besar 0,2166 4 0,8665 4 Memiliki pasang surut wilayah pesisir yang baik 0,0407 1 0,0407 Jumlah 0,5000 1,5724 Kelemahan : 1 Konversi lahan 0,1371 3 0,4114 2 Pencemaran air 0,2021 3 0,6062 3 Perubahan iklim 0,0542 1 0,0542 4 Abrasi 0,1066 2 0,2132 Jumlah 0,5000 1,2850 Jumlah Keseluruhan Kekuatan dan Kelemahan 1,0000 2,8575 Berdasarkan Tabel 35 dapat dianalisis bahwa pada kolom kekuatan, hanya 1 faktor yang memperoleh rating 4 sangat kuat yaitu memiliki potensi perikanan yang besar sedangkan faktor kekuatan lainnya mendapat rating 1 sangat lemah yaitu memiliki pasang surut wilayah pesisir yang baik, rating 2 agak lemah yaitu memiliki daerah aliran sungai dan rating 3 agak kuat yaitu memiliki lahan budidaya yang luas. Dalam kolom kelemahan, tidak ada faktor yang memperoleh rating 4 sangat kuat, sementara faktor lainnya memperoleh rating 1 sangat lemah yaitu perubahan iklim, rating 2 agak lemah yaitu abrasi dan rating 3 agak kuat yaitu faktor konversi lahan dan pencemaran air.

5.4.1.2 Faktor Strategi Eksternal

Skor akumulasi dari semua faktor peluang dan ancaman pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan rating. Tabel 36 Hasil Analisis Matriks EFAS Aspek Ekologi Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Skor Peluang : 1 Pemanfaatan limbah ikan 0,1109 2 0,2218 2 Rencana pembangunan Waduk Jatigede 0,1270 3 0,3809 3 Implementasi reboisasi mangrove 0,1947 3 0,5841 4 Implementasi CSR dari Pertamina untuk bidang lingkungan 0,0674 2 0,1349 Jumlah 0,5000 1,3217 Ancaman : 1 Hama dan penyakit 0,1431 3 0,4292 2 Pencemaran minyak 0,2063 3 0,6189 3 Penebangan mangrove 0,0955 2 0, 1910 4 Salinitas tinggi akibat dampak prerubahan Iklim 0,0551 1 0,0551 Jumlah 0,5000 1,2943 Jumlah Keseluruhan Peluang dan Ancaman 1,0000 2,6159 Nilai akumulasi skor dari faktor peluang sebesar 1,3217 dan nilai akumulasi skor dari faktor ancaman sebesar 1,2943 sehingga total skor faktor peluang dan ancaman sebesar 2,6159 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 36. Dalam kolom faktor peluang, tidak ada yang memperoleh rating 4 sangat kuat dan rating 1 sangat lemah sementara faktor lainnya memperoleh rating 2 agak lemah yaitu pemanfaatan limbah ikan dan Implementasi CSR dari pertamina untuk bidang lingkungan, sementara rencana pembangunan waduk jatigede dan implementasi reboisasi mangrove memiliki rating 3 agak kuat. Dalam kolom faktor ancaman, tidak ada yang memperoleh rating 4 sangat kuat sementara faktor lainnya memperoleh rating 1 sangat lemah untuk salinitas tinggi akibat dampak perubahan iklim, rating 2 agak lemah untuk penebangan mangrove dan rating 3 agak kuat untuk hama dan penyakit dan pencemaran minyak.

5.4.1.3 Matriks Internal Eksternal

Berdasarkan skor yang diperoleh dari analisis matrik IFAS dan EFAS dapat diketahui bahwa total skor faktor internal untuk pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi sebesar 2,8575 sedangkan total skor faktor eksternal sebesar 2,6159. Strategi pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi berada pada sel 5 sebagaimana disajikan pada Gambar 36. Hal ini berarti posisi pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi memerlukan Growth Strategy yaitu strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri atau Stability Strategy yaitu penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Nilai jumlah skor faktor strategi internal Tinggi Rata-rata Lemah N il ai j u m lah skor f ak to r s tr at eg i ek st er n al 4 3 2,8575 2 1 Tinggi 3 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turn around Rata- rata 4 STABILTY Hati-hati 2,6159 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILTY Tidak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive company atau Divestment 2 Lemah 7 GROWTH Diversifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi 1 Gambar 36 Hasil Analisis Matriks Internal Eksternal Aspek Ekologi

5.4.1.4 Matriks SPACE

Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi diketahui bahwa selisih skor antara kekuatan dan kelemahan pada matriks IFAS yaitu 0,2874 dan selisih skor peluang dan ancaman pada matriks EFAS sebesar 0,0274. Kombinasi kedua skor ini akan membentuk peta posisi didalam matriks SPACE sehingga diperoleh garis pertemuan yang akan menentukan kuadran strategi seperti terlihat pada Gambar 37. Berbagai Peluang Kelemahan Kuadaran III Kuadaran I 0,2874 ; 0,0274 Kekuatan Internal Kuadaran IV Kuadaran II Internal Berbagai Ancaman Gambar 37 Hasil Analisis Matriks SPACE Aspek Ekologi Berdasarkan Gambar 37, diketahui bahwa pertemuan antara garis x dan y untuk pengembangan subsektor perikanan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi berada dalam Kuadran I Strategi Agressive yang menandakan posisi yang sangat menguntungkan, dimana perusahaan memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan menerapkan strategi pertumbuhan yang agresif.

5.4.1.5 Tahap Pengambilan Keputusan Dengan Analisis SWOT

Strategi utama pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekologi di Kabupaten Indramayu untuk mencapai hasil yang diinginkan diantaranya dilakukan melalui upaya: 1 meningkatkan potensi sumber daya ikan yang ada termasuk didalamnya pemanfaatan limbah ikan, 2 meningkatkan kualitas dan kuantitas jarigan irigasi untuk memanfaatkan sumber daya air dari Waduk Jatigede, 3 mempertahankan dan meningkatkan lahan budidaya yang potensial dan 4 memanfaatkan implementasi reboisasi mangrove dan CSR dari sektor swasta untuk meningkatkan kualitas ekosistem wilayah pesisir. Hasil analisis matrik SWOT Aspek Ekologi dapat dilihat pada Gambar 38. INTERNAL EKSTERNAL Kekuatan S 1. Memiliki lahan budidaya luas. 2. Memiliki daerah aliran sungai. 3. Memiliki potensi perikanan yang besar. 4. Memiliki pasang surut wilayah pesisir yang baik. Kelemahan W 1. Konversi lahan. 2. Pencemaran air. 3. Perubahan iklim. 4. Abrasi. Peluang O 1. Pemanfaatan limbah ikan. 2. Rencana pembangunan Waduk Jatigede. 3. Implementasi reboisasi mangrove 4. Implementasi CSR dari pertamina untuk bidang lingkungan. SO WO Ancaman T 1. Hama dan penyakit. 2. Pencemaran minyak. 3. Penebangan mangrove. 4. Salinitas tinggi akibat dampak perubahan iklim. ST WT Gambar 38 Hasil Analisis Matriks SWOT Aspek Ekologi Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT aspek ekologi diperoleh rumusan strategi utama dan strategi alternatif sebagai berikut: 1. Strategi SO : a meningkatkan potensi sumber daya ikan dan pemanfaatan limbah ikan; b meningkatkan kualitas dan kuantitas jarigan irigasi untuk memanfaatkan sumber daya air dari Waduk Jatigede; c mempertahankan dan mingkatkan lahan budidaya yang potensial; d memanfaatkan implementasi reboisasi mangrove dan CSR dari sektor swasta untuk meningkatkan kualitas ekosistem wilayah pesisir. 2. Strategi WO: a meminimalisir penggunaan zat kimia dalam pengelolaan perikanan budidaya untuk memperkecil pencemaran air; b menentukan dan memetakan lahan-lahan budidaya yang potensial untuk menghindari konversi lahan; c meminimalisir Abrasi di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu dengan pembangunan break watertalud. 3. Strategi ST: a mempertahankan dan meningkatkan lahan budidaya yang luas dan potensial serta mencegah terjadinya pencemaran di sekitar wilayah budidaya; b mempertahankan dan meningkatkan potensi sumber daya ikan yang ada serta mencegah terjangkitnya hama dan penyakit; c. mempertahankan kualitas ekosistem wilayah pesisir dengan mencegah penebangan mangrove untuk meminimalisir tingkat salinitas yang tinggi. 4. Strategi WT: meningkatkan pembangunan fisik konstruksi dan fisik non konstruksi baik dari sektor pemerintah maupun swasta demi kelangsungan ekosistem wilayah pesisir Kabupaten Indramayu.

5.4.2 Arahan dan Strategi Pengembangan Kegiatan Perikanan Budidaya dari Aspek Ekonomi

Faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terkait dengan pengembangan kegiatan perikanan budidaya dilihat dari aspek ekonomi disajikan pada Tabel 37. Tabel 37 Faktor-Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Aspek Ekonomi No Faktor internal No Faktor eksternal 1 Kekuatan 3 Peluang - Pangsa pasar luas - Memiliki nilai ekonomi tinggi - Dekat dengan pusat perekonomian - Terbukanya peluang ekspor - Sumber mata pencaharian masyarakat - Terbukanya investasi - Memiliki pasar ikan hygienis - Dimungkinkannya diversifikasi produksi 2 Kelemahan 4 Ancaman - Keterbatasan modal untuk perorangan - Masih adanya tengkulak - Kurangnya nilai tambah produksi - Produksi negara lain melimpah - Pengelolaan secara konvensional - Distribusi pemasaran negara lain lebih baik - Kurangnya promosi produk budidaya - Persaingan antara pengusaha lokal dan investor

5.4.2.1 Faktor Strategi Internal

Dari hasil analisis matriks IFAS diperoleh nilai akumulasi skor dari faktor kekuatan sebesar 1,3106 dan nilai akumulasi skor dari faktor kelemahan sebesar 1,5182 sehingga total skor faktor kekuatan dan kelemahan sebesar 2,8287. Hasil analisis matriks IFAS disajikan pada Tabel 38. Tabel 38 Hasil Analisis Matriks IFAS Aspek Ekonomi Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Skor Kekuatan : 1 Pangsa pasar luas 0,1953 3 0,5858 2 Dekat dengan pusat perekonomian 0,0986 2 0,1972 3 Sumber mata pencaharian masyarakat 0,1607 3 0,4821 4 Memiliki pasar ikan hygienis 0,0454 1 0,0454 Jumlah 0,5000 1,3106 Kelemahan : 1 Keterbatasan modal untuk perorangan 0,2349 4 0,9395 2 Kurangnya nilai tambah produksi 0,1111 3 0,3333 3 Pengelolaan secara konvensional 0,0913 2 0,1826 4 Kurangnya promosi produk budidaya 0,0627 1 0,0627 Jumlah 0,5000 1,5182 Jumlah Keseluruhan Kekuatan dan Kelemahan 1,0000 2,8287 Berdasarkan Tabel 38 dapat dilihat bahwa pada kolom faktor kekuatan, tidak ada faktor yang memperoleh rating 4 sangat kuat sedangkan faktor kekuatan lainnya mendapat rating 1 sangat lemah yaitu memiliki pasar ikan hygienis, rating 2 agak lemah yaitu dekat dengan pusat perekonomian dan rating 3 agak kuat yaitu pangsa pasar yang luas dan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Dalam kolom faktor kelemahan, faktor yang memperoleh rating 4 sangat kuat adalah keterbatasan modal untuk perorangan, sementara faktor lainnya memperoleh rating 1 sangat lemah adalah kurangnya promosi produk budidaya, rating 2 agak lemah adalah pengelolaan secara konvensional dan rating 3 agak kuat adalah faktor kurangnya nilai tambah produksi.

5.4.2.2 Faktor Strategi Eksternal

Skor akumulasi dari semua faktor peluang dan ancaman pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekonomi diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan rating. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai akumulasi skor dari faktor peluang sebesar 1,5931 dan nilai akumulasi skor dari faktor ancaman sebesar 1,3141 sehingga total skor faktor peluang dan ancaman sebesar 2,9072 Tabel 39 Hasil Analisis Matriks EFAS Aspek Ekonomi Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Skor Peluang : 1 Memiliki nilai ekonomi tinggi 0,1559 3 0,4676 2 Terbukanya peluang ekspor 0,2186 4 0,8745 3 Terbukanya investasi 0,0617 2 0,1234 4 Dimungkinkannya diversifikasi produksi 0,0638 2 0,1276 Jumlah 0,5000 1,5931 Ancaman : 1 Masih adanya tengkulak 0,1822 3 0,5465 2 Produksi negara lain melimpah 0,0675 2 0,1350 3 Distribusi pemasaran negara lain lebih baik 0,1319 3 0,3957 4 Persaingan antara pengusaha lokal dan investor 0,1185 2 0,2369 Jumlah 0,5000 1,3141 Jumlah Keseluruhan Peluang dan Ancaman 1,0000 2,9072 Dalam kolom faktor peluang, yang memperoleh rating 4 sangat kuat yaitu terbukanya peluang ekspor, sementara faktor lainnya memperoleh rating 2 agak lemah yaitu terbukanya investasi dan dimungkinkannya diversifikasi produksi, sementara memiliki nilai ekspor memiliki rating 3 agak kuat. Dalam kolom faktor ancaman, tidak ada yang memperoleh rating 4 sangat kuat dan rating 1 sangat lemah sementara faktor lainnya rating 2 agak lemah untuk produksi negara lain melimpah dan persaingan antara pengusaha lokal dan investor dan rating 3 agak kuat untuk masih adanya tengkulak dan distribusi pemasaran negara lain lebih baik. Hasil analisis matriks EFAS aspek ekonomi dapat dilihat pada Tabel 39.

5.4.2.3 Matriks Internal Eksternal

Berdasarkan hasil analisis matriks IFAS dan EFAS dapat diketahui bahwa total skor faktor internal aspek ekonomi sebesar 2,8287 sedangkan total skor faktor eksternal sebesar 2,9072. Selanjutnya skor tersebut dipetakan kedalam matriks internal eksternal aspek ekonomi seperti terlihat pada Gambar 39. Berdasarkan Gambar 39 dapat diketahui bahwa strategi pengembangan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekonomi berada pada sel 5. Artinya posisi pengembangan subsektor perikanan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekonomi memerlukan Growth Strategy yaitu strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri atau Stability Strategy yaitu penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Nilai jumlah skor faktor strategi internal Tinggi Rata-rata Lemah N il ai j u m lah skor f ak to r s tr at eg i ek st er n al 4 3 2,8287 2 1 Tinggi 3 1 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi vertikal 2 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal 3 RETRENCHMENT Turn around Rata- rata 4 2,9072 STABILTY Hati-hati 5 GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILTY Tidak ada perubahan profit strategi 6 RETRENCHMENT Captive company atau Divestment 2 Lemah 7 GROWTH Diversifikasi konsentrik 8 GROWTH Diversifikasi konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi 1 Gambar 39 Hasil Analisis Matriks Internal Eksternal Aspek Ekonomi

5.4.2.4 Matriks SPACE

Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS pengembangan subsektor perikanan kegiatan perikanan budidaya dari aspek ekonomi, dapat diketahui bahwa selisih skor antara kekuatan dan kelemahan pada matriks IFAS adalah - 0,2076 dan selisih skor peluang dan ancaman pada matriks EFAS sebesar 0,2791. Berdasarkan kombinasi kedua skor ini, dilakukan pemetaan posisi didalam matriks SPACE sehingga diperoleh garis pertemuan yang akan menentukan kuadran strategi seperti pada Gambar 40. Berbagai Peluang Kelemahan Kuadaran III -0,2076 ; 0,2791 Kuadaran I Kekuatan Internal Kuadaran IV Kuadaran II Internal Berbagai Ancaman Gambar 40 Hasil Analisis Matriks SPACE Aspek Ekonomi