93
Pola pikir tersebut akan menumbuhkan sikap dan perilaku hidup sehat seseorang Asiah et al., 2010 dan Novrianda et al., 2015
Hal ini sesuai dengan teori Rogers dalam buku Efendi 2009 bahwa penerimaan perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif akan membentuk
perilaku positif yang bertahan lama. Tetapi sebaliknya jika perilaku tidak didasari dengan pengetahuan dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.
D. Keterbatasan penelitian
1. Waktu penelitian yang diberikan oleh pihak sekolah pada pertemuan pertama adalah pada pukul 14.30 sampai pukul 15.00. hal ini bertepatan dengan waktu istirahat siswi.
Oleh karena pada saat dilakukan intervensi banyak siswi yang mengeluh karena waktu istirahat mereka terpakai sehingga waktu untuk makan siang terambil. Hal ini
berpengaruh pada respon siswi saat dilakukan intervensi pendidikan kesehatan. Beberapa siswi terlihat tidak tertarik untuk mendengarkan materi yang diberikan.
Beberapa siswi tidak kondusif sehingga mengganggu proses penyampaian informasi dari pemateri.
2. Tempat dilaksanakannya pendidikan kesehatan adalah di aula sekolah dengan jendela terbuka sehingga suara dari luar kelas dapat terdengar dari dalam. Saat intervensi
berlangsung, beberapa teman dari responden melakukan keributan baik dengan membuat suara gaduh. Hal ini mengganggu proses penyampaian materi.
3. Pada saat mengisi kuesioner beberapa responden mengatakan malu untuk mengisi kuesioner karena kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang dianggap responden
terlalu intim. Sehingga saat pengisian kuesioner memakan waktu yang lama, yaitu 20 menit.
94
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pebahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan pada bab 5 dan 6, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol memiliki perbandingan siswi yang sama yaitu kelas V sebanyak 7 siswi dan kelas VI
sebanyak 8 siswi . Karakteristik usia menarke pada kelompok kontrol sebagian besar responden mengalami menstruasi pertama kali pada usia 11 tahun sebanyak 9
responden 60, 2 responden 13.3 pada usia 10 tahun dan 4 responden 26.7 pada usia 12 tahun. Namun pada kelompok intervensi sebagian besar responden
mengalami menstruasi pertama kali pada usia 10 tahun sebanyak 9 responden 60, 5 responden 33.3 pada usia 11 tahun dan 1 responden 6.7 pada usia 12 tahun.
2. Rata-rata skor pengetahuan menstrual hygiene siswi SDI Al-Falah I Jakarta saat pre- test pada kelompok intervensi adalah 7,4 dengan skor terendah 6 dan skor tertinggi 9
Sedangkan pada kelompok kontrol adalah 7.33 dengan skor terendah 5 dan skor tertinggi 10
3. Rata-rata skor pengetahuan menstrual hygiene siswi SDI Al-Falah I Jakarta saat post- test pada kelompok intervensi adalah 11.87 dengan skor terendah 11 dan tertinggi 12.
Sedangkan pada kelompok kontrol adalah 8.67 dengan skor terendah 6 dan tertinggi 12. Artinya kedua kelompok sama-sama meningkat pengetahuannya namun pada
kelompok intervensi peningkatan pengetahuan lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol.