Media Penyuluhan Pendidikan Kesehatan

48 Notoatmodjo, 2007. Prinsip pokok dalam pendidikankesehatan adalah proses belajar. Dalam proses belajar ini terdapat 3 persoalan pokok yaitu input, proses dan output. Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar, metode, tehnk belajar, alat bantu belajar serta materi tambahan yang dipelajari. Sedangkan dalam output menghasilkan kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar Fitriani, 2011. Bagan 2. 2 Proses Pendidikan Kesehatan

F. Tahapan Memori

Tahapan memori menurut Walgito 2004 terdiri dari tiga tahapan, yaitu memasukkan informasi learning, menyimpan retention, menimbulkan kembali remembering. Lebih jelasnya lagi adalah sebagai berikut 1. Memasukkan learning Cara memperoleh ingatan atau mengingat kembali suatu hal pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu: 1 Secara sengaja bahwa sesorang dengan sengaja memasukkan informasi, pengetahuan, pengalaman-pengalamanya kedalam ingatannya. 2 Secara tidak disengaja ; bahwa sesorang secara tidak sengaja memasukkan pengetahuan, pengalaman dan informasi ke dalam ingatannya. Misalnya: jika gelas kaca terjatuh maka akan pecah. Informasi ini disimpan sebagai pengertian-pengertian. input output proses 49 Irwanto 2006 menyatakan bahwa pemerolehan informasi dapat dilakukan dengan sadar dan bertujuan intentional learning melalui perhatian dan konsentrasi terhadap sesuatu yang ingin dipelajari. Tetapi informasi dapat diterima tanpa tujuan untuk mengingatnya incidental learning. 2. Menyimpan storage Suatu hal yang telah dipelajari akan tersimpan dalam bentuk jejakjejak memory traces dan bisa ditimbulkan kembali. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan hilang. Hal ini disebut dengan lupa. 3. Menimbulkan kembali remembering Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat ditempuh dengan 1 mengingat kembali to recall dan mengenal kembali to recognize.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Ingat

Hal-hal yang dapat meningkatkan memory menurut Santrock 2009 antara lain adalah pengodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali 1. Pengulangan rehearsal Hebb dalam Solso 2008 menyatakan bahwa pengulangan informasi secara sadar dapat meningkatkan lamanya informasi tinggal dalam memori. Informasi dari Short Term Memory STM yang diulang-ulang akan dikirim ke Long Term Memory LTM. Transformasi informasi terjadi karena struktur STM di otak memiliki sirkuit yang berisikan 50 aktivitas-aktivitas neural yang bergema reverberating, yang memiliki neuron-neuron yang mampu bergerak dalam putaran loop. Saat sirkuit tersebut tetap aktif selama suatu periode tertentu, terjadilah perubahan kimiawi danatau perubahan struktural. Perubahan itu menyebabkan memori adisimpan secara permanen dalam LTM. Saat memori tersebut dikombinasikan dengan memori-memori lain yang bermakna, akan terjadi peningkatan morabilitas kemudahan memori untuk diingat. 2. Pemrosesan yang mendalam. Pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam Craik dan Lockhart. Pemrosesan yang lebih mendalam dapat menghasilkan memori yang lebih baik. Santrock 2009 menyatakan bahwa individu-inividu mengingat informasi dengan lebih baik saat mereka memprosesnya pada tingkat yang mendalam. 3. Elaborasi pengkodean Elaborasi merupakan keluasan pemrosesan informasi yang terlibat dalam pengkodean Terry dalam Santrock, 2009. Pengkodean lebih baik dari pemrosesan yang mendalam. Santrock 2009 menyatakan dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa ketika individu-individu menggunakan elaborasi dalam pengodean informasi, memori mereka diuntungkan. 4. Pembentukan Gambar. Paiviano 2009 menyatakan bahwa memori disimpan dalam dua cara : sebagai kode verbal dan sebagai kode gambar. semakin detail dan khusus kode gambar tersebut, semakin baik memori anda akan informasi tersebut. 51 5. Organisasi. Organisasi atau susunan selama penyandian dapat meningkatkan pengingatan selanjutnya. Prinsip ini dapat diterapkan dalam pemakaian praktis, kita mampu menyimpan dan mengambil sejumlah besar informasi jika mengorganisasikannya Atkinson, et al., 1996.

H. ModelTheory Promosi Kesehatan

Pender 2005 menyatakan bahwa perilaku promosi kesehatan merupakan perilaku yang meningkatkan kesejahteraan dan potensi kesehatan individu. Perilaku promosikesehatan juga merupakan kegiatan yang menjadi bagian dari gaya hidup dan ditunjukkan untuk memelihara status kesehatan individu saat ini atau bergerak menuju level status kesehatan yang lebih tinggi. Pender berpendapat bahwa gaya hidup adalah gabungan dari komponen perilaku protektif pencegahan dan perilaku promotif kesehatan. Pender juga membedakan fokus masing-masing komponen ke dua perilaku tersebut, dimana perilaku proteksi diarahkan pada mengurangi resiko kesehatan dengan mengurangi kemungkinan individu mengalami penyakit atau cedera, sedangkan perialku promosi kesehatan berupa pendekatan positif terhadap hidup, dimana kegiatan yang dilakukan individu langsung ditujukan untuk mempertahankan, meningkatkan kesejahteraan seseorang dan aktualisasi potensi kesehatan diri individu Pender, et al., 2005. Pender mengemukakan bahwa perilaku promosi kesehatan meliputi beberapa dimensi, yaitu; 1 perilaku yang bertanggung jawab terhadap keshatan berupa tindakan atau perilaku seseorang yang meningkatkan 52 kesehatan; 2 aktifitas fisik lahraga yang teratur dan cukup; 3 perilaku makan bernutrisi; 4 penghargaan terhadap hidup; 5 hubungan interpersonal dan manajemen stres meliputi upaya yang dilakukan untuk mengatasi, mengendalikan dan mengelola stres agar tidak mengganggu kesehatan baik fisik maupun psikis Pender, et al., 2005. Modelteori Pender menggabungkan dua teori yaitu teori nilai pengharapan Expectancy-Value dan teori pembelajaran sosial Social Cognitive Theory dimana manusia dilihat senagai fungsi yang holistik Tomey Alligood, 2006. Pada tahun 1966 Pender melakukan revisi terhadap konsep health promotion modelnya. Health Promotion Model yang telah direvisi berfokus pada 10 kategori faktor yang menentukan tingkah laku peningkatan kesehatan Pender, 2002. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Perilaku sebelumnya. Perilaku sebelumnya memiliki pengaruh langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan. Pengaruh tersebut akan berlangsung secara otomatis. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah melalui persepsi pada self efficacy kemampuan diri, manfaat, hambatan dan pengaruh aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut. 2. Faktor personal. Faktor personal terdiri dari personal biological factor meliputi usia, jenis kelamin, indeks masa tubuh, status pubertas, status menopause, kekuatan dan keseimbangan. Sedangkan personal psychological factor meliputi harga diri, motivasi diri, kompetensi pribadi, persepsi status kesehatan dan definisi kesehatan. Personal sosiocultural meliputi ras, etnik, akulturasi, pendidikan dan status sosial ekonomi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode permainan tradisional engklek terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas III SDI Al-Falah I Pagi (kuasi Eksperimen Pada Siswa SDI Al-Falah I Pagi Jakarta Barat)

2 21 256

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Booklet Terhadap Pengetahuan Ibu Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur

0 11 127

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL Pengaruh Penyuluhan Personal Hygiene Terhadap Pengetahuan dan Sikap Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas VII Di SMP Negeri 5 Karanganyar.

0 4 17

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE GIGI DAN MULUT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi Dan Mulut Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Anak di SD Al firdaus Surakarta.

0 2 14

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE GIGI DAN MULUT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi Dan Mulut Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Anak di SD Al firdaus Surakarta.

0 3 15

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DISMENORE MELALUI MEDIA BOOKLET TERHADAP TINGKAT Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Dismenore Melalui Media Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan, Perilaku, Dan Daya Terima Siswi Di Smk Surakarta.

1 3 16

Efektifitas Peer Education Terhadap Peningkatan Pengetahuan Menstrual Hygiene pada Siswi di SMP Negeri 3 Abiansemal.

4 10 49

PENGARUH SIKAP PENGETAHUAN DAN PRAKTIK VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 01 MAYONG JEPARA

0 0 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA WUS DI SURAKARTA JAWA TENGAH

0 0 5

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT

0 3 6