bersama. Bagaimana orang yang satu tergantung pada orang lain, dan yang memiliki kebudayaan bersama. Selain itu , para anggota
masyarakat saling terikat oleh kesadaran identitas kelompok. Hubunga n yang mengikat masyarakat dikenal sebagai struktur social, atau
organisasi social. Jelaslah,
bahwa tidak mungkin ada kebudayaan tanpa
masyarakat, seperti itu tidak mungkin ada masyarakat tanpa individ u. Sebaliknya, tidak ada masyarakat manusia yang di kenal yang tidak
berbudaya. Akan tetapi, ada jenis-jenis binatang lain yang hidup secara social. Semut dan lebah misalnya, secara insting bekerjasama
sedemikian rupa, sehingga sampai batas-batas tertentu memperlihatka n organisasi social, tetapi perilaku instingtif itu bukanlah sebagai
kebudayaan. Oleh karena itu mungkin ada masyarakat tanpa
kebudayaan meskipun mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat.
b. Kebudayaan adalah Hasil Belajar
Semua kebudayaan adalah hasil belajar dan bukan warisan biologis. Orang yang mempelajarai kebudayaannya dengan menjadi
besar di dalamnya. Kebanyakan bintang misalnya makan dan minum kapan saja sesuai keinginannya, akan tetapi manusia biasanya makan
dan minum mempunyai waktu tertentu menurut kebudayaan dan menurut mereka merasa lapar serta haus. Begitupun dengan waktu
kapan mereka manusia akan menentukan waktu yang cocok manus ia melangsungkan tidur yang nyaman, misalnya antara orang Amertika
Utra dengan
Jepang mempunyai
waktu tersendiri
manus ia melangsungkan tidur dengan nyaman, sesuai dengan kebudayaan yang
mereka miliki dan waktu kapan harus tidur. Dengan enkulturasi orang mengetahui cara yang secara social
tepat manusia memenuhi kebutuhannya yang ditentukan secara biologis. Adalah penting manusia membedakan antar kebutuhan yang
bukan merupakan hasil belajar, dan cara-cara yang dipelajari manus ia memenuhinya.
Dan satu hal, yang perlu diketahui bahwa tidak semua tentang perilaku perlu diintegrasikan dalam proses kebudayaan. Seekor anjing
mungkin dapat mempelajara tentang tipu muslihat, tapi perilakunya merupakan repleks dari proses latihan yang dilakukan berulang-ula ng
selama beberapa bulan atau minggu
c. Kebudayaan Didasarkan pada Lambang
Lesile White berpendapat bahwa semua perilaku manusia mula i dengan penggunaan lambing. Seni, agama, dan uang melibatka n
pemaikan lambing. Kita semua mngetahui semngat ketaan yang dapat dibangkitkan oleh agama pada orang yang percaya. Sebuah salib,
sebuah gambar, benda pujian yang manapun dapat dapat meningkatka n kepada aperjuangan dan penganayaannya yang berabad-abad lamanya
atau dapat menjadi pengganiti sebuah filsafat atau kepercayaan yang lengkap. Aspek simbolis terpenting dalam kebudayaan adalah Bahasa.
Bahasa sebagai unsur terpenting fundamen tempat manusia dibagun pranata-pranata kebudayaan seperti politik, organisasi kesenian
tidak akan kemudian dibangn apabila tidak ada lambing- lambang yang dihasilkan dari adanya bahas tersebut.
d. Integrasi Kebudayaann