Lembaga Kemasyarakatan Profil Masyarakat Baduy

h. Warga tidak diperkenankan untuk memiliki warung Sumber : Ahmad Sihabudin, 2013

5. Lembaga Kemasyarakatan

Lembaga kemasyarakatan berfungsi untuk mengatur, menjaga aktifitas- aktifitas yang memberikan ruang tumbuhnya interaksi sosial yang baik antara satu sama lain. Robert Mac Iver dan Charles H. Page dalam Setiadi mengartikan bahwa lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok kemasyarakatan yang dinamakan association. 114 Hal ini juga dialami oleh seluruh lapisan masyarakat, baik masyarkat yang memiliki corak kehidupan yang tradisional maupun modern. Masyarakat Baduy mengena l dua variasi lembaga kemasyarakatan yakni bercoarak tradisional atau lembaga adat dan Nasional yang daikui secara sah oleh NKRI. Kedua sistem tersebut digabung dan diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara Nasional dipimpin oleh seorang kepala desa atau disebut juga dengan jaro pamarentah yang berada di bawah camat. Sedangkan secara adat tunduk dibawah pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu Puun. Dibawah ini akan digambarkan bagaimana struktur lembaga kemasyarakat yang berbentuk Nasional atau adat istiadat. 114 Elly M. Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fak ta Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplik asi dan Pemecahannya. Jakarta:Kencana, 2011, hal. 288 Gambar. 4.2. Struktur Organisasi Sosial Desa Kanekes Sumber : Muhammad Iqbal M, 2016 Di atas adalah struktur organisasi masyarakat Baduy, dimana puun merupakan kepala tertinggi yang memiliki kewenangan lebih dalam mengat ur adat istiadat masyarakat Baduy luar maupun dalam. Sebutan tersebut disematkan bagi warga masyarakat Baduy yang dipercayai pemegang hak waris dari leluhurnya, memiliki tiga puun yang bertempat tinggal di tiga kampung Baduy dalam Cikeusik, Cikatawarna dan Cibeo dengan pembagian tugas masing-masing, mereka pun juga disebut dengan tri tunggal dengan penguasaan wilayahnya masing-masing. Girang seurat merupakan jabatan tertinggi kedua setelah puun yang melaksankan tugas sebagai sekretaris kepuunan dan juga mengurusi huma serang 115 atau ladang bersama dan menjadi penghubung dan pembantu utama Puun. Kalau dikorelasikan dengan sistem struktur modern jabatan Girang seurat disebut juga sebagai sekretaris pimpinan atau juru bicara bagi pemimpin dalam hal ini adalah puun. Selain tugas di atas Girang seurat juga bertugas menghubungkan tamu yang hendak bertemu dengan puun. 116 Selanjutanya dibawah Girang Seurat ada seorang Baresan yang memiliki tugas sebagai penjaga keamanan kampung dan bertanggungja wab dalam bidang keamanan dan ketertiban. Disebut juga sebagai hakim dalam satu majelis persidangan yang beranggotakan sebelas dari Cikeusik, sembila n orang di Cibeo dan lima orang di Cikertawarna. Mereka dapat menggantika n peran puun dalam menerima tamu dan menginap dalam berbagai upacara adat. 117 Pelaksana tugas harian urusan pemerintahan kepuunan dikendalika n oleh Jaro 118 . Sama seperti yang lainnya jaro merupakan julukan bagi seorang warga yang dieprcayai sebagai pemegang kendali urusan pemerinta ha n kePuunan, dibagi menjadi empat jabatan yakni Jaro tangtu, Jaro dangka, Jaro tanggungan dan Jaro pamarentah. Keempat jabatan tersebut memliki tugas pokok dan fungsi berbeda-beda, Jaro tangtu bertugas sebagai pengawas 115 Menurut tradisi masyarakat Baduy dikenal lima macam huma, yakni : a. Huma serang : ladang adat kepunyaan bersama yang hanya terdapat di Baduy tangtu b. Huma puun, ladang dinas selama menjabat sebagai puun c. Huma tangtu, ladang untuk keperluan baduy tangtu d. Huma tuladan, ladang untuk keperluan upacara yang berada di baduy luar e.Huma panamping, untuk keperluan penduduk Baduy panamping. Cecep Eka Permana dalam Raden Cecep Eka Permana, dkk, Kearifan Lok al Tentang Mitigasi Bencana pada Masayarak at Baduy, Jurnal, Sosial Humaniora. Vol. 15, No. 1. 2011 hal. 69 116 Cecep Eka Permana, “Tata Ruang Masyarakat Baduy”, Jakarta: Wedatama Widya, 2016, hal. 34 117 Ivan Masdudin, op.cit., hal.11 118 Jaro merupakan sebutan yang disematkan untuk Kepala Desa yang tinggal di Baduy luar. bekerja sama dengan Girang seurat dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga dan mewakili Puun. Dalam pelaksanaan upacara adat dan menerima tamu atau menjadi utusan ke luar Desa Kanekes. Jaro Dangka, bertugas menjaga, mengurus dan memlihara tanah titipan luhur. Sedangkan Jaro Pamarentah memiliki tugas menjadi jembatan penghubung antara masyarakat luar adat dengan Puun atau pemerintah daerah dengan masyarakat adat. Jaro Pamarentah setingkat dengan Kepla Desa dalam struktur pemerintahan desa modern. 119 Selain itu ada juga yang bertugas sebagai pembantu dalam mengur us i teknis kegiatan upacara adat, disebut juga sebagai pesuruh dan perantara kepuunan ketika melangsungkan sebuah ritual keagamaan. Kemudian ada juga yang disebut dengan tangkesan sebagai mantri kesehatan atau dukun kepala dan sebagai atasan dari semua dukun yang ada di Baduy. 120 Karena Baduy dalam tidak memberikan peranan bagi petugas kesehatan luar untuk mengurusi masalah kesehatan, kelahiran dan tumbuh kembang anak maka mereka membentuk tenaga tersendiri setingkat mantri dalam menjaga dan memlihara kesehatan anak-anak dan masyarakat Baduy.

6. Mata Pencaharaian

Dokumen yang terkait

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

1 55 7

Analisis Kerugian Ekonomi, serta Pengetahuan Masyarakat Terhadap Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) (Studi Kasus Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru dan Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat)

4 58 108

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tempat Keramat (Studi Kasus Daerah Tamba Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara)

7 130 116

Pengaruh Otonomi Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

28 194 120

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Konsep ajaran agama islam di dalam kepercayaan sunda wiwitan masyarakat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Lebak, Banten.

0 3 120

Komunikasi Ritual Adat Sebam Masyarakat Baduy Luar (Studi Etnografi Komunikasi Ritual Adat Seba Masyarakat Baduy Luar Desa Kanekes Kecamatan Leuwi Damar Kabupaten Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi Banten)

6 50 145

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUAN BREKSI ANDESIT BERDASARKAN UKURAN FRAGMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK (Studi Kasus Lahan 52 Ha, Desa Mekarsari, Kecamatan Merak, Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten)

0 0 6

Eksistensi Masyarakat Wilayah Pesisir Sumatera Utara Dalam Kegiatan Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)

0 0 7